Pages

Sunday, August 16, 2015

Makalah : Agama Islam

PEMBAHASAN

·         AGAMA ISLAM
Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dengan agama inilah Allah menutup agama-agama sebelumnya. Allah telah menyempurnakan agama ini bagi hamba-hambaNya. Dengan agama Islam ini pula Allah menyempurnakan nikmat atas mereka. Allah hanya meridhoi Islam sebagai agama yang harus mereka peluk. Oleh sebab itu tidak ada suatu agama pun yang diterima selain Islam.
Allah ta’ala berfirman,

مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَكِن رَّسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيماً

“Muhammad itu bukanlah seorang ayah dari salah seorang lelaki diantara kalian, akan tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para Nabi.” (QS. Al Ahzab: 40)
Allah ta’ala juga berfirman,

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِيناً

“Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kalian agama kalian, dan Aku telah cukupkan nikmat-Ku atas kalian dan Aku pun telah ridha Islam menjadi agama bagi kalian.” (QS. Al Maa’idah: 3)
Allah ta’ala juga berfirman,

إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللّهِ الإِسْلاَمُ

“Sesungguhnya agama yang benar di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imran: 19)
Allah ta’ala berfirman,

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِيناً فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Dan barang siapa yang mencari agama selain Islam maka tidak akan pernah diterima darinya dan di akhirat nanti dia akan termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Ali ‘Imran: 85)
Allah ta’ala mewajibkan kepada seluruh umat manusia untuk beragama demi Allah dengan memeluk agama ini. Allah berfirman kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعاً الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ لا إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ يُحْيِـي وَيُمِيتُ فَآمِنُواْ بِاللّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

“Katakanlah: Wahai umat manusia, sesungguhnya aku ini adalah utusan Allah bagi kalian semua, Dialah Dzat yang memiliki kekuasaan langit dan bumi, tidak ada sesembahan yang haq selain Dia, Dia lah yang menghidupkan dan mematikan. Maka berimanlah kalian kepada Allah dan Rasul-Nya seorang Nabi yang ummi (buta huruf) yang telah beriman kepada Allah serta kalimat-kalimat-Nya, dan ikutilah dia supaya kalian mendapatkan hidayah.”(QS. Al A’raaf: 158)

Di dalam Shahih Muslim terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan dari jalur Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda yang artinya, “Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di tangannya. Tidaklah ada seorang manusia dari umat ini yang mendengar kenabianku, baik yang beragama Yahudi maupun Nasrani lantas dia meninggal dalam keadaan tidak mau beriman dengan ajaran yang aku bawa melainkan dia pasti termasuk salah seorang penghuni neraka.”

Hakikat beriman kepada Nabi adalah dengan cara membenarkan apa yang beliau bawa dengan disertai sikap menerima dan patuh, bukan sekedar pembenaran saja. Oleh sebab itulah maka Abu Thalib tidak bisa dianggap sebagai orang yang beriman terhadap Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam walaupun dia membenarkan ajaran yang beliau bawa, bahkan dia berani bersaksi bahwasanya Islam adalah agama yang terbaik.

Agama Islam ini telah merangkum semua bentuk kemaslahatan yang diajarkan oleh agama-agama sebelumnya. Agama Islam yang beliau bawa ini lebih istimewa dibandingkan agama-agama terdahulu karena Islam adalah ajaran yang bisa diterapkan di setiap masa, di setiap tempat dan di masyarakat manapun. Allah ta’ala berfirman kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

وَأَنزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقاً لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِناً

“Dan Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab dengan benar sebagai pembenar kitab-kitab yang terdahulu serta batu ujian atasnya.”(QS. Al Maa’idah: 48)

Maksud dari pernyataan Islamitu cocok diterapkan di setiap masa, tempat dan masyarakat adalah dengan berpegang teguh dengannya tidak akan pernah bertentangan dengan kebaikan umat tersebut di masa kapan pun dan di tempat manapun. Bahkan dengan Islamlah keadaan umat itu akan menjadi baik. Akan tetapi bukanlah yang dimaksud dengan pernyataan Islam itu cocok bagi setiap masa, tempat dan masyarakat adalah Islam tunduk kepada kemauan setiap masa, tempat dan masyarakat, sebagaimana yang diinginkan oleh sebagian orang.

Agama Islam adalah agama yang benar. Sebuah agama yang telah mendapatkan jaminan pertolongan dan kemenangan dari Allah ta’ala bagi siapa saja yang berpegang teguh dengannya dengan sebenar-benarnya. Allah ta’ala berfirman,

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ

“Dia lah Zat yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa Petunjuk dan Agama yang benar untuk dimenangkan di atas seluruh agama-agama yang ada, meskipun orang-orang musyrik tidak menyukainya.” (QS. Ash Shaff: 9)

Allah ta’ala berfirman,

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُم فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْناً يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئاً وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

“Allah benar-benar telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman serta beramal salih diantara kalian untuk menjadikan mereka berkuasa di atas muka bumi sebagaimana orang-orang sebelum mereka telah dijadikan berkuasa di atasnya. Dan Allah pasti akan meneguhkan bagi mereka agama mereka, sebuah agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka peluk. Dan Allah pasti akan menggantikan rasa takut yang sebelumnya menghinggapi mereka dengan rasa tenteram, mereka menyembah-Ku dan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apapun. Dan barangsiapa yang ingkar sesudah itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An Nuur: 55)

Agama Islam adalah ajaran yang mencakup akidah/keyakinan dan syariat/hukum. Islam adalah ajaran yang sempurna, baik ditinjau dari sisi aqidah maupun syariat-syariat yang diajarkannya:
  1. Islam memerintahkan untuk menauhidkan Allah ta’ala dan melarang kesyirikan.
  2. Islam memerintahkan untuk berbuat jujur dan melarang dusta.
  3. Islam memerintahkan untuk berbuat adil dan melarang aniaya.
  4. Islam memerintahkan untuk menunaikan amanat dan melarang berkhianat.
  5. Islam memerintahkan untuk menepati janji dan melarang pelanggaran janji.
  6. Islam memerintahkan untuk berbakti kepada kedua orang tua dan melarang perbuatan durhaka kepada mereka.
  7. Islam memerintahkan untuk menjalin silaturahim (hubungan kekerabatan yang terputus) dengan sanak famili dan Islam melarang perbuatan memutuskan silaturahim.
  8. Islam memerintahkan untuk berhubungan baik dengan tetangga dan melarang bersikap buruk kepada mereka.
Secara umum dapat dikatakan bahwasanya Islam memerintahkan semua akhlak yang mulia dan melarang akhlak yang rendah dan hina. Islam memerintahkan segala macam amal salih dan melarang segala amal yang jelek. Allah ta’ala berfirman,

إِنَّ اللّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاء ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

“Sesungguhnya Allah memerintahkan berbuat adil, ihsan dan memberikan nafkah kepada sanak kerabat. Dan Allah melarang semua bentuk perbuatan keji dan mungkar, serta tindakan melanggar batas. Allah mengingatkan kalian agar kalian mau mengambil pelajaran.” (QS. An Nahl: 90)
Diterjemahkan dari Syarh Ushul Iman, hal. 5-8, Penerbit Darul Qasim
Penulis: Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah
Diterjemahkan oleh: Abu Muslih Ari Wahyudi
Artikel
www.muslim.or.id

·         LATAR BELAKANG MUNCULNYA YAHUDI, NASRANI DAN AHMADIAH
-          Munculnya Yahudi
-          Istilah "Kerajaan Allah" tidak terdapat dalam tulisan nabi-nabi PL. Namun ide tentang Kerajaan Allah terdapat di dalam seluruh tulisan para nabi secara implisit. Hal tersebut nampak, terutama dari sebutan "Raja" yang seringkali dikenakan kepada Allah. Allah disebut sebagai Raja, baik atas Israel, maupun atas seluruh bumi (Kel. 15:18; Bil. 23:21; 2Raj. 19:15; Yes. 6:5; Yer. 46:18; dsb.). Bangsa Israel melihat Allah. bukan saja sebagai Raja yang tidak kelihatan, melainkan juga sebagai Raja yang memanifestasikan secara nyata pemerintahan-Nya dalam hidup manusia dan bangsa-bangsa.709
-          Setelah masa pembuangan dan dalam masa peralihan antara PL dan PB, bangsa Yahudi mengembangkan ide atau gagasan tentang Kerajaan Allah secara beraneka ragam. Berdasarkan pemahaman tentang Kerajaan Allah tersebut, bangsa Yahudi dapat dibagi dalam tiga golongan yaitu:

-          1. Orang-orang Yahudi yang mengharapkan berdirinya Kerajaan Allah secara fisik di dalam sejarah umat manusia pada masa yang akan datang
-          Orang-orang dalam kelompok ini melihat bahwa bangsa Israel terus menerus berada di dalam ancaman perang. kejahatan, dan penderitaan-penderitaan lainnya. Karena itu, mereka memilih mengasingkan diri untuk menantikan dan mengharapkan terbentuknya pemerintahan Allah secara sempurna dalam dunia ini.710 Kebanyakan dari mereka ini adalah orang-orang yang tergabung dalam kelompok Qumran.711

-          2. Orang-orang Yahudi yang merasa pesimis dengan pengharapan kedatangan Kerajaan Allah
-          Kelompok ini menganggap bahwa dunia telah diserahkan ke dalam kuasa-kuasa kejahatan, sehingga umat Allah akan terus menerus menemui penderitaan di dalam dunia ini. Mereka percaya bahwa Allah pada akhirnya memang akan mendirikan KerajaanNya, namun bukan pada zaman ini, melainkan pada suatu zaman yang akan datang, yang sama sekali baru.712 Pandangan ini lebih banyak dipengaruhi karena kekecewaan orang-orang Yahudi atas peristiwa pembuangan yang menguburkan harapan mereka terhadap pemulihan kerajaan Daud sebagai bentuk perwujudan berdirinya Kerajaan Allah dalam kehidupan zaman ini.713

-          3. Orang-orang Yahudi yang ingin mewujudkan Kerajaan Allah secepatnya
-          Kelompok ini adalah orang-orang yang menamakan dirinya kaum Zelot. Mereka adalah kelompok Yahudi radikal yang berpendapat bahwa aksi politis mutlak perlu sebagai pendahuluan bagi kedatangan Kerajaan Allah. Mereka juga tidak ragu-ragu menggunakan pedang sebagai alat untuk mencapai tujuan tersebut.714
-          Dari konsep orang Yahudi tersebut, kita dapat melihat bahwa keyakinan mereka sebagai umat pilihan Allah telah membuat mereka merasa yakin dan berharap bahwa suatu hari Allah akan memberkati mereka dan mendirikan pemerintahan-Nya di atas bumi ini, entah di dalam zaman ini ataukah di zaman yang akan datang.715 Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya penghargaan bangsa Yahudi tidak sejalan dengan makna sesungguhnya dari seruan para nabi tentang pemerintahan oleh Allah. Bangsa Yahudi memahami Kerajaan Allah lebih secara historis (masa kini atau masa yang akan datang) dan duniawi (keamanan negara, kemenangan politik, kesejahteraan hidup, dsb.). Padahal para nabi tidak pernah menyerukan bentuk Kerajaan Allah sebagai tatanan duniawi. Mereka memberitakan tentang Kerajaan Allah sebagai tindakan Allah untuk memberikan keselamatan kepada umatNya dan membawa mereka pada suatu kehidupan yang dipimpin oleh Allah (Yes 24-27; Mi 4:3; Zef 3:15; Zak 14:16-17).716
-          Dari latar belakang di atas, kita dapat memahami dengan jelas bahwa seruan tentang kedatangan Kerajaan Allah dalam PB memiliki arti khusus bagi orang-orang Yahudi yang mendengarkannya. Berita yang telah lama orang Yahudi dengar dan nantikan, sekarang telah digenapi dengan kedatangan Tuhan Yesus ke dunia. Namun sayang, tidak semua orang Yahudi yang mengharapkan kedatangan Kerajaan Allah, dapat melihat penggenapannya yang sejati.


Munculnya Nasrani
Asal-Usul Agama Nasrani

Sesuai dengan petunjuk sejarah, Yesus Kristus adalah pembawa agama Kristen. Ia berasal dari Nazaret, lahir kurang lebih pada tahun ke-4 sebelum M, tetapi sebagian ada yang berpendapat antara tahun 7-5 M. Ketika berumur 27 tahun, ia mulai mengajar di Galilea dan kemudian meluas dikalangan penduduk Palestina. Ia dipercayai membawa kabar gembira tentang penebusan dosa disamping banyak memperlihatkan banyak mu’jizat. Untuk kelanjutan ajaran yanhg dibawanya ia mengangkat 12 orang rasul. Satu tahun sebelum ia meninggal dunia di kayu Salib pada 7 April 30 M., ketika berusia kurang lebih 30-31 tahun, Yesus telah membentuk gereja di Yerussalem, yaitu ketika ia menunjuk Petrus, salah seorang muridnya yang 12, sebagai kepala gereja.
Pada awal mulanya jemaat Kristen terdiri dari orang-orang Yahudi. Merekalah yang disebut dengan jemaat purba atau jemaat Yerussalem, atau ada pula yang menyebut mereka dengan jemaat Nazaret. Agama Kristen pada mulanya adalah untuk bangsa Yahudi, suatu agama nasional bangsa Yahudi. Akan tetapi ketika Petrus bekerja di Yerussalem, sudah terdapat petunjuk bahwa ia membaptis seorang warga Roma, bernama Kornelius, bersam keluarganya di Kaesaria, dekat Yerussalem. Berarti agama Kristen berubah dari agama nasional bangsa Yahudi menjadi agama yang internasional.
Selain Petrus, Paulus adalah seorang rasul yang mempunyai peranan besar dalam penyiaran agama Kristen. Ia berasal dari Tarsus di Sisilia, tapi juga orang Yahudi sebagimana halnya Petrus. Dalam sejarah hidupnya disebutkan bahwa ia menyiarkan agama Kristen karena mendapat wahyu dari Tuhan, sekalipun ia bukan murid Yesus dan belum pernah berjumpa dengan Yesus. Paulus bekerja sampai ke Yunani dan Eropa. Ia bekerja dikota-kota provinsi dan membentuk jemaat gereja. Ajaran Paulus yang di anggap baru ialah anggapan bahwa Yesus adalah Kristus atau Tuhan. Paulus meninggal dunia dalam tahun yang sama dengan Petrus, yaitu 67 M., kedua-duanya di Roma.[2]Setelah penganut Nasrani di Roma semakin pesat, maka setiap kelompok orang nasrani mengangkat seorang pendeta menjadi pemimpin, yang tugasnya memimpin upacara keagamaan, berkhutbah, dll. Kemudian para pendeta tersebut dipimpin oleh bishop, mereka menganggap sebagai wakil petrus, dan lambat laun mereka menamakan dirinya Paus yang berarti bapak.[3]

B.     Sistem Kepercayaan
Ajaran Ketuhanan dalam agama Kristen, termasuk gereja Roma Katolik adalah sebagaimana tercantum dalam kredo iman rasuli yaitu Tritunggal yang terdiri dari Allah Bapa, Allah Putera dan Roh Kudus. Ketiga-tiganya adalah pribadi Allah dan pribadi tersebut adalah Allah. Semuanya Mahakudus, Mahasempurna, Mahatahu, Mahakuasa dan kekal. Secara ringkas, sistem kepercayaan umat Kristen yaitu:

1.      Allah bapa
Allah bapa adalah pencipta langit dan bumi serta segala yang terdapat didalamnya. Allah adalah Mahakasih terhadap segala ciptaan-Nya terutama kepada manusia. Oleh karena itu Ia selalu menampakan Diri-Nya kepada manusia, sebagaimana pernah dilakukanya kepada Nabi Musa (kel.3:1-16). Tujuan Allah menampakan Diri dan bersabda melalui para Nabi itu adalah untuk menunjukan kepada manusia siapa Dia dan apa yang dilakukan-Nya. 

2.      Yesus Kretus sebagai Penebus
Dalam kredo disebutkan : “ Dan akan Yesus Kretus putra-Nya yang tunggal, Tuhan kita”. Umat Kristiani pada umumnya yakin bahwa Yesus adalah Tuhan. Ia  adalah Putra Allah yang di utus kedunia menjadi seorang penebus, yang akan menebus dosa asal manusia serta segala akibatnya. Penebus tersebut adalah Yesus Krestus. Menurut perjanjian Lama, sang penebus ini akan diurapi sehingga digelari denganMessiah, al-Masih/ Kristus.
3.      Roh Kudus
Roh kudus keluar dari Allah bapa dan Allah putra. Roh kudus diutus oleh Yesus Kritus, dari bapa kepada manusia, karena Yesus tidak menghendaki manusia itu sendirian. Roh kudus turun kedunia yaitu kepada para rasul dan murid-murid Yesus dan selanjutnya pada gereja dihari pantekosta, hari ke-50 sesudah Paskah atau hari ke-10 sesudah kenaikan Yesus ke surga. Dapat dikatakan bahwa yang bekerja di dunia sekarang ini adalah roh Kudus.

 4.      Malaikat
Menurut ajaran Roma Katolik, malaikat adalah makhluk Allah yang berwujud roh,  mempunyai akal dan kehendak bebas. Kitab suci menceritakan beberapa nama malaikat seperti Gabiel, Mikail, Rofail, Kerubin dan Serafin.pemimpin para malaikat adalah Santo Mikail yang selalu melawan roh jahat (syetan). Bagi setiap orang ada malaikat yang melindungi dan menjaganya dari segala godaan setan dan membimbing serta mendorongnya menuju segala kebaikan.  

5.      Maria Bunda Tuhan
Kedudukan Maria dalam keyakinan gereja Roma Katolik, adalah jauh diatas para malaikat dan manusia, kerena sebagimana ditetapkan oleh gereja roma katolik pada 8 Desember 1854, ia luput dari dosa perorangan. Dalam kehidupanya pun ia tetap suci dan tetap perawan. Kemudian ia menerima kabar gembira yaitu mengandungkan Yesus Sang Penebus dan ketika mengandung maria memberii pengertian bahwa keinginan untuk berhubungan kelamin merupakan inti dosa, sehingga sesudah Yesus lahir ia tidak pernah mempunyai anak lagi.

6.      Alam semesta
Gereja Roma Katolik juga mengajarkan bahwa alam semesta ini adalah ciptaan Allah. Allah menciptaan dunia dengan tujuan utnuk memberikan segala kebaika-Nya yang tak terhingga. Jadi jagad raya ini mencerminkan kemulyaan-Nya, dan karenanya segala ciptaan-Nya menerima kebaikan-Nya.

7.      Manusia
Tubuh dan jiwa manusia diciptakan oleh Tuhan. Dengan jiwa itu manusia memperoleh kehidupan. Jiwa manusia itu berakal, dapat mengetahui, berkehendak dan dapat memilih dengan bebas seperti malaikat. Roh manusia menyerupai Tuhan. Itu berarti Tuhan mengasihi manusia agar ia kelak hidup kekal, dan Tuhan memberii bahagiaan kehidupan Tuhan yang disebut kehidupan berahmat. Inilah yang disebut “ anugrah”. Karena kehidupan berahmat itu pulalah maka manusia pertama, yaitu Adam dan Hawa, menjadi anak Allah dan serupa dengan Allah, akan tetapi dalam masa percobaan Adam dan Hawa melanggar larangan yaitu makan buah pengetahuan.

 8. Dosa asal
Pelanggaran yang dilakukan oleh adam berakibat lebih lanjut kepada keturunanya, yaitu beban yang disebut dosa asal. Karena dosa Adam maka manusia tidak lagi memperoleh kehidupan yang berahmat. Manusia akan terkena mati, suatu hal yang seharusnya tidak akan terjadi jika Adam tidak melanggar larangan. Manusia telah menentang Tuhan , dan ingin menyamai Tuhan. Akibatnya manusia memiliki kecenderungan berbuat jahat dan suka kesenangan duniawi dsb.[4]

C.    Sumber-sumber pokok
1.      kitab suci
Sebagaimana agama lain, agama Kristen mengakui bahwa merekapun memiliki kitab suci yang mereka yakini sebagi sumber dan pandangan hidup. Kitab suci agama Kristen adalah “Kitab Injil” atau “Bibel” dan  juga bisa dinamakan “Alkitab” yang terdiri dari perjanjian lama dan perjanjian baru.
  1. Perjanjian Lama, menurut gereja katolik, jumlah kitab suci yang terhimpun adalah 49 buah, selisih lebih banyak dari yang diakui protestan, kesepuluh kitab yang tidak diakui disebut “Deuterokanomika” yaitu kitab-kitab dongeng atau jiplakan yang tidak termasuk kanon Yahudi.
  2.  Perjanjian Baru, istilah ini mempunyai arti, “tata cara keselamatan yang diadakan Allah dalam diri Yesus”. Isi perjanjian baru mencakup 27 kitab, yang terdiri dari 4 injil, yaitu Markus (60 M), Matius (70 M), Lukas (75 M), dan Yahya (100 M). Dari keempat ini dikarang oleh manusia, namun menurut kepercayaan kristiani penulisnya mendapat bimbingan dari Roh Kudus yang diinspiratori oleh Allah.
  3. Tradisi
Tradisi yang ada dalam gereja dipandang sebagai sumber kebenaran, yang disamakan dengan kitab suci. Kekuasaan gereja terbagi menjadi dua macam, yaitu pertama, Traditio Dekratative yang artinya gereja merupakan satu-satunya badan yang dapat menerangkan isi kitab tanpa berbuat salah. KeduaTraditio konstituve,yaitu gereja mempunyai tradisi yang melengkapi isi kitab Suci.

3.      Pengakuan Iman Rosuli
Pengakuan ini merupakan ringkasan yang dihasilkan dari kesepakatan-kesepakatan antar jemaat mengenai keyakinan iman (rumusan-rumusan hasil “konsili”), lazimnya dipakai dan diucapkan oleh siapa saja yang menerima pembaptisan. Termasuk juga Kalekismus yaitu sebuah buku yang disusun dalam bentuk tanya jawab tentang keimanan.[5]

D.    Pandangan Islam

Sebagaimana agama Yahudi, agama Kristen juga telah diselewengkan oleh para penganutnya. Penyelewengan yang paling besar ialah iktikad mereka terhadap konsep Trinity, ialah konsep tiga Tuhan dalam satu (bersama) yaitu God The Father, Jesus The Son, and The Holy Spirit (Ruhul Qudus). Iktikad mereka ini ditolak oleh Allah melalui firman-Nya: “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah ialah al-Masih putera Maryam”, padahal al-Masih sendiri berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu.” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.”
Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah seorang dari tiga“, padahal sekali-kali tadak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.
Selain itu, para penganut agama Nasrani (Kristen) juga tidak lepas daripada membuat berbagai pertukaran di dalam kitab Injil yang diturunkan kepada mereka. Pertukaran ini masih dilakukan sehingga kini, bukan hanya di negara-negara Barat tetapi juga di Indonesia. Bahkan di atas segala ini, mereka masih mencipta berbagai doktrin baru yang bertentangan dengan kitab Injil yang telah mereka tukar tersebut.
Maka, atas penyimpangan-penyimpangan ini, agama Nasrani tidak dianggap sebagai agama yang benar di sisi Islam.
[6]
-          Munculnya Ahmadiyah
-          Banyak sisi kelam dari kisah hidup para nabi palsu yang terkubur oleh puja dan puji para pengikutnya. Mirza Ghulam Ahmad adalah contoh yang amat layak diketengahkan. Bagaimana sesungguhnya akhlak dari “nabi” orang-orang Ahmadiyah ini?
-          Dengan menengok –walau sekilas– tentang sejarah munculnya sekte Ahmadiyah ini, diharapkan kita akan mengenal dengan jelas jati diri mereka dan pimpinan mereka.1
Mirza Ghulam Ahmad dilahirkan di daerah Qadiyan, salah satu daerah di wilayah Punjab, di sebuah keluarga yang bekerja dengan setia pada penjajah Inggris. Dahulu ayahnya adalah salah satu pengkhianat muslimin. Dia melakukan makar terhadap muslimin serta membantu penjajahan Inggris guna memperoleh kedudukan. Ini sebagaimana disebutkan sendiri oleh Ghulam Ahmad dalam bukunya Tuhfah Qaishariyyah (hal. 15): “Sesungguhnya ayahku Ghulam Murtadha dahulu termasuk orang yang memiliki hubungan baik dan mesra dengan pemerintah Ingris. Ia punya posisi di kantor pemerintah. Ia membantu pemerintah (Inggris) saat orang-orang sebangsa dan seagamanya melawan Inggris, dengan bantuan yang baik pada tahun 1851 M. Dia bahkan membantu Inggris dengan 50 tentara dan 50 kuda darinya sendiri….”
Di masa remajanya, Ghulam Ahmad belajar sebagian buku-buku bahasa Urdu dan bahasa Arab dari ustadz-ustadz yang kurang dikenal. Juga belajar sedikit dari ilmu perundang-undangan, kemudian bekerja menjadi pegawai di Siyalkot dengan gaji hanya 15 Rupee per bulannya (hal. 278-279). Lalu dia meninggalkan pekerjaannya tersebut, sehingga menjadi pengangguran. Saat itu ia mulai mempelajari buku-buku agama Hindu dan Nashrani, karena dialog antar agama saat itu tengah ramai di India. Mayoritas muslimin menghormati ulama dan munadzir (ahli dialog) mereka serta membantu mereka sesuai kemampuan, dengan segala yang mereka miliki baik harta maupun jiwa. Sehingga Ghulam Ahmad di awal munculnya menampakkan bahwa dirinya adalah seorang pembela Islam. Dia pandang pekerjaan ini mudah baginya dan mulia.



·         PERBEDAAN FUNFSI AKAL DAN HATI
Manusia seperti disebutkan dalam Al-Quran, diberikan kesempurnaan untuk menjadi Khalifah dimuka bumi ini. Kesempurnaan manusia itu telah di bekali oleh Alloh dua serangkai yang saling bekerjasama, yaitu akal dan hati. ALLAH Swt. menciptakan manusia dengan akal dan hati yang membuatnya berbeda dengan makhluk lainnya.
Akal dan hati ibarat dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Apa yang tidak dikuasai akal dapat dilakukan dengan hati, karena hati dapat mengetahui hal-hal yang tidak dapat dijangkau oleh akal. Dengan kata lain, ketajaman akal harus diimbangi dengan kecerdasan hati. Dalam menentukan sesuatu, keduanya harus terus berdialog tanpa putus. Jika salah satu tidak berfungsi, maka yang terjadi adalah ketersesatan hati dan keblingeran akal.

Akal dan Hati merupakan dua alat berfikir. Yang satu berfikir melalui logika rasio dan yang satu lagi berfikir melalui logika rasa, yang satu memilah salah dan benar sementara yang satu lagi memilah baik dan buruk, begitu kata Al-Ghazali. Dua-duanya merupakan alat dan sumber epistem pengetahuan, begitu kata Murtadha Muthahari. Yang tentu saja di samping alat Indra kita sebagai alat untuk menangkap realitas yang seterusnya ditafsir ulang oleh akal dan hati.

Kedua piranti dalam diri kita ini sangat dianjurkan untuk berjalan satu kata untuk tujuan keselarasan diri. Namun demikian, persoalannya adalah, kadang keduanya tidak seimbang. Penyebabnya banyak, bisa karena kurangnya pembekalan akal, atau juga kurangnya pembekalan hati. Apabila suatu saat terjadi kerusakan karena kelalaian salah satu dari keduanya maka akan terjadi ketidakseimbangan diri. Kekuatan utama kendali biasanya akal dan hati. Keduanya berupaya untuk menempatkan posisi dominan dalam diri kita. Ragu muncul karena perbedaan pendapat antara akal dan hati.

Di dalam diri kita akal sebagai pusat logika sifatnya pasti dan kadang kaku tapi obyektif. Hati sebagai pusat nurani, rasa, terkadang ada keraguan , labil dan subyektif.

Akal mempunyai peran yang sangat signifikan dalam memutuskan sesuatu. Dengan akal, manusia dapat berfikir, baik itu memikirkan dirinya, orang-orang disekitarnya juga alam semesta. Dengan akal, manusia berupaya mensejahterakan diri dan meningkatkan kualitas kehidupannya.

Pentingnya mendayagunakan akal sangat dianjurkan oleh Islam. Tidak terhitung banyaknya ayat Alqur’an dan Hadis Rasulullah saw. yang mendorong manusia untuk selalu berfikir dan merenung. Manusia tidak hanya disuruh memikirkan dirinya, tetapi juga dipanggil untuk memikirkan alam jagad raya. Dalam konteks Islam, memikirkan alam semesta akan mengantarkan manusia kepada kesadaran akan ke-Mahakuasaan Sang Pencipta (ALLAH Swt). Seperti sabda Rasulullah saw. al-din aql, la dina liman la aql lah (Agama adalah manifestasi akal, maka tidak dianggap beragama orang yang tidak berakal).
Kata ‘aql yang mula-mula hanya berhubungan dengan kecerdasan praktis dan berguna untuk “mengikat” atau “menahan” memperoleh pemadatan makna dalam Al-Qur’an. Kata ini disebut 49 kali dalam 28 Surah : 31 kali dalam 19 Surah yang diturunkan di Makkah tempat kehidupan kaum Musllim berada pada suasana kaotis, dan 18 kali dalam 9 Surah yang diturunkan di Madinah ketika struktur kehidupan kebudayaan kaum muslim dikatakan sudah mapan.
Akal sangat padat maknanya dalam Al-Quran, dan digunakan secara luas oleh para pemikir Muslim. Berfungsinya akal memiliki signifikansi ibadah. Sehingga orang gila (yang dianggap “kehilangan” akal) akan dianggap tidak layak beribadah. Ibadahnya tidak berguna karena tidak dilakukan dengan kesadaran.
Sedangkan merujuk pada SQ-nya Danah Zohar jika Akal dan Hati telah sejalan digunakan untuk alat berfikirnya dalam menjalankan kehidupan termasuk juga dalam menjalankan kehidupan agama kita maka akan dicapai puncak spiritual dan itulah yang telah dilakukan oleh Ummul Ulama Al-Ghazali yang telah menyatukan antara filsafat dan tasauf yang satu berbasis pada akal dan satu lagi berbasis pada hati.

Oleh karena itulah ilmuwan sekelas Einstein pernah mengatakan bahwa kedua alat episteme tersebut harus selalu berjalan bareng dan beriringan. Ia mengatakan, Agama tanpa akal maka akan lumpuh dan Ilmu tanpa agama akan buta. Dalam pandangan saya pernyataan dari Einstein tersebut berkaitan dengan penggunaan kedua episteme tersebut.

Al-Qardlawi menyatakan bahwa akal dan hati dianggap sebagai wahana terpenting yang dapat membantu manusia menciptakan peradaban dibumi dan melaksanakan tugas kekhalifahan sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah SWT. Kata kunci dari perkataaan Qardlawi tersebut adalah akal dan hati. Gabungannya bermuara kepada ilmu pengetahuan dan sains, baik dari segi ontologi, epistimologi maupun aksiologinya. Ontologi berkaitan dengan kajian tentang apa yang menjadi objek ilmu pengetahuan dan sains. Epistimologi berkaitan dengan kajian tentang tata cara memperoleh ilmu pengetahuan dan sains itu. Dan aksiologi berkaitan dengan perihal penerapan keduanya dalam bentuk kehidupan manusia yang nyata.

Akal yang diciptakan Allah untuk berfikir dan mencari rahasia alam semesta yang indah dan penuh dengan ilmu pengetahuan yang harus dipelajari , digali dan dimanfaatkan untuk kepentingan umat manusia. Tanpa berfikir dan mempergunakan akalnya dan hatinya manusia tidak akan berkembang sesuai dengan fitrahnya.

Akal yang merupakan anugerah terindah, tertinggi dan terhebat bagi manusia, pembeda antara kita dengan hewan, sebuah alat yang difungsikan untuk berfikir; mengamati, mengolah data, menyimpan data dan lain-lain tak terhingga manfaatnya, benar-benar harus kita syukuri kepemilikan ini.

Definasi akal ialah kekuatan untuk melahirkan keputusan (Kesimpulan) tentang sesuatu realiti.Kesimpulannya, akal adalah berfikir ataupun berfikir adalah akal. Yang terhasil apabila berlaku, Perpindahan realiti yang telah diinderai oleh 5 pancaindera ke dalam otak dan kemudian dihubungkan dengan maklumat awal yang tersimpan di dalam otak itu.
Berfikir terdiri daripada 4 komponen yaitu:

1.         Realiti/objek: Sesuatu yang berlaku dalam bentuk visual atau bunyian ataupun sentuhan atau rasa atau bau-bauan dan sebagainya.
2.         Lima pancaindera. Seperti mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, lidah untuk rasa, kulit untuk sentuhan dan hidung untuk menghirup.
3.         Otak: Untuk mengaitkan realiti dengan maklumat awal serta menyimpan data-data maklumat yang didapati.
4.         Maklumat Awal: Kefahaman sesuatu fakta yang mempunyai ciri-ciri khas yang disesuaikan Pola Berfikirnya (Cara Berfikirnya).


Ilmu cenderung diidentikan dengan eksplorasi akal untuk menemukan hukum-hukum Tuhan di alam raya ini, Sementara Agama pada sejarahnya yang konvensional berbicara pada masalah baik dan buruknya suatu perilaku dan sikap berkaitan dengan kehidupannya. Oleh karena itu Agama diidentikan dengan penggunaan hati yang dapat memilah antara yang baik dan buruk.

Namun demikian merujuk pada sejarah peradaban manusia terkadang kita melihat pada satu pendapat tokoh, terlepas pendapatnya tersebut berangkat dari sporadic pendapatnya saja atau yang berpijak pada penelitian, cenderung seringkali mengagungkan satu alat episteme dan menghilangkan peran satu alat episteme lain. Ilmu Episteme yang kita kenal dengan epistemology atau ilmu yang mengulas bagaimana suatu ilmu itu didapatkan melaui cara seperti apa dan bagaimana merupakan pertentangan antara akal dan hati.

Dalam sejarah dunia modern, ribuan tahun setelah Sokrates, Aristoteles dan Plato hidup, atau setelah filsuf China Lao Tze dan Konfutze melahirkan peradaban seolah mengulang mbah moyangnya tersebut bahwa Dunia merupakan hasil pertentangan antara akal dan hati.

Ingatkah kita akan pemujaan terhadap IQ? Bahwa IQ akan menentukan sukses seseorang, bukankah ini merupakan pemujaan terhadap Akal? Namun hasil penelitian tersebut sirna sudah setelah Daniel Goleman menerbitkan buku Kecerdasan Emosi yang berpijak pada alat episteme hati. Justeru menurut Goleman tersebut bahwa Kecerdasan Emosilah (bisa membedakan baik-buruk) yang dapat mendorong sukses seseorang, IQ menurutnya hanya menyumbangkan 6 % kesuksesan saja. Seorang yang ber-IQ tinggi jika tidak bisa bagaimana berprilaku dalam kehidupannya niscaya tidak akan pernah sukses.

Kini di Jaman keringnya hati yang telah dirasakan oleh sebagian kalangan Barat, karena terlalu memper-tuhankan Akal sebagai alat episteme/ basis manusia modern, ia pun melirik dunia Timur yang kaya dengan spiritual. Spiritual adalah penyatuan antara Akal dan Hati. Akal dan Hati saling menuntun agar yang satu tidak sesat dan yang lain tidak lumpuh.

Dalam Al-Qur’an bahwa orang beriman dianjurkan/ diperintahkan untuk berfikir, memikirkan alam raya ini sebagai sumber kehidupannya. Oleh karena itulah Nabi berpesan jika seseorang ingin selamat dunia Akhirat maka harus berpegang pada Al-Qur’an dan Al-Hadits yang dalam penafsiran saya sekali lagi, di dalam Al-Qur’an banyak perintah dan kebajikan yang harus diterima dengan hati (yang tidak usah diperdebatkan lagi, di samping akal) juga hadits sebagai perkataan/ perilaku/ hasil pemikiran Nabi Muhammad. Sementara sebagai wujud dari arena berfikir dari keumumuman dari kedua sumber hukum Islam tersebut, para ulama harus menggunakan epistemenya yaitu akal dan hati untuk menghasilkan suatu Ijtihad yang berlandaskan pada kemaslahatan ummat.

Rosululloh bersabda : “Sesungguhnya di dalam tubuh anak Adam terdapat segumpal daging, Jika ia baik maka baiklah tubuh itu seluruhnya, dan anggota anggota tubuh yang lain akan membuatnya baik, Ia adalah Hati”.

Dari hadits di atas bisa di pahami, bahwa dalam tubuh manusia yang paling pokok adalah hati. Ia adalah pemimpimpin yang di patuhi dalam dunia tubuh. Anggota tubuh lainya hanyalah bagikan rakyat yang saling dukung mendukung.
Dengan demikian jika ingin meraih sukses sesuai dengan agama yang kita anut, tentu Akal dan Hati tidak boleh dipisah-pisahkan apalagi yang satunya dibuang jauh-jauh. Hanya menggunakan Akal, hati menjadi kering selalu berfikir benar-salah, sementara hanya berfikir dengan hati hanya mempertimbangkan baik dan buruk tanpa peduli benar dan salah. Yang Baik tentu harus benar dan sebaliknya yang benar tentu harus baik.

Namun demikian, yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah hati yang bagaimana yang dapat menunjukkan kebenaran dari Allah…???

Dalam Alqur’an ALLAH menggambarkan manusia yang mempunyai hati namun hatinya tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya [Q.S. 7:179; 22:46], mempunyai hati namun keras seperti batu [Q.S. 2: 74].

Cara yang terbaik adalah kita upayakan agar kedua piranti dalam diri kita tersebut diberikan porsi yang seimbang. Yaitu, kapan kita menggunakan akal, kapan kita menggunakan hati. Dari hal ini pun dapat dikemukakan bahwa bila akal tidak kuasa melakukan fungsinya, maka gunakan hati.

Pada akhirnya, akal dan hati harus dipadukan secara harmoni. Disamping pentingnya akal dalam menemukan suatu kebenaran juga diperlukan ilham atau petunjuk Tuhan yang diberikan kepada manusia yang datang dari kebeningan hati. Jika kedua ciptaan Allah tersebut dapat digabungkan, maka akan lahirlah seseorang yang berfikir rasional, filosof sekaligus sufi yang pikirannya tinggi mengentas galaksi namun rendah hati di bumi. subhanaLLah… seperti inilah sosok khalifah yang diamanatkan menjaga bumi.

Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan” (S.13:3)

·         MASALAH TUHAN ITU MAHA ESA ATAU TRINITAS
Allah Ta’ala itu Maha Esa. Tiada Tuhan selain Dia sendiri. Dia esa atau tunggal, baik dalam dzat, sifat, dan af’alnya. Esa dalam dzat artinya dzat-Nya tidak tersusun dari beberapa bagian yang terpotong-potong. Dan Allah SWT itu tidak memiliki sekutu dalam memerintah serta menguasai kerajaan alam raya semesta ini.
Hal ini ditegakan oleh firman-Nya, yang artinya: “Maha suci Tuhan. Dia adalah Allah yang Maha Ea lagi Maha Perkasa.” (QS. Az-Zumar: 4).
Esa dalam sifat-sifat-Nya, maksudnya adalah bahwa tidak ada sesuatu atau seorang pun yang sifatnya menyerupai sifat-sifat-Nya.

Sedangkan esa af’al-Nya atau perbuatan-Nya maksudnya ialah bahwa tidak seorang pun yang selain Dia yang mempunyai perbuatan sebagaimana yang dilakukan oleh-Nya. Maka Allah SWT itu adalah Maha Pencipta segala sesuatu, Pembuat untuk pertama kalinya segala yang maujud. Jadi, Allah SWT adalah Mahas Esa dan Menyendiri dalam hal menciptakan, membuat, mewujudkan dan membentuk.
Bahwa Allah SWT itu Maha Esa, berdiri sendiri, tidak beranak maupun diperanakkan, ditandaskan dalam firman-Nya: “Katakanlah: ‘Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.” (QS. Al-Ikhlas: 1-4)

Kemudian dalam surat Al-Baqarah ayat 163, “Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” Juga dalam Al-Anbiyaa’ ayat 22, “Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ‘Arasy dari apa yang mereka sifatkan.”
Secara logika, wujudnya alam semesta beserta isinya ini menjadi bukti/dalil bahwa Allah itu Maha Esa. Sebab, seandainya ada sekutu bagi Allah, artinya Allah lebih dari satu, maka alam semesta mustahil wujud.

Seandainya ada dua Tuhan, dan keduanya bersepakat untuk mewujudkan alam semesta, kehendak salah satu dari kedua-Nya yang terlaksana. Tidak mungkin kehendak keduanya, karena berarti akan wujud dua alam semesta. Dengan begitu, kehendak salah satu dari keduanya tidak terpenuhi. Bila kehendaknya tidak terpenuhi, maka tidak bisa disebut Tuhan. Bukan Tuhan bila kehendaknya tidak terpenuhi. Karena kita membicarakan dua dzat yang diasumsikan sama, dan tidak mungkin kehendak salah satu saja yang terlaksana, maka berarti keduanya kehendaknya tidak akan terpenuhi.

Apabila mereka membagi tugas dengan mencipta setengah bagian masiing-masing, maka keduanya tak berkuasa atas ciptaan yang lain. Yang menciptalah yang berkuasa atas ciptaannya. Dan dengan begitu keduanya tidak bisa disebut Tuhan, karena bukan Tuhan apabila kekuasaannya terbatas serta ada hal yang di luar kuasa-Nya.

Apabila keduanya berbeda pendapat dalam penciptaan alam semesta, tentu kehendak salah satu dari keduanya yang terpenuhi. Yang satu tentu kehendaknya tidak akan terpenuhi, sebab kehendak mereka berbeda dan harus ada yang terpenuhi. Yang tidak terpenuhi kehendaknya tidak bisa disebut Tuhan. Karena kita membicarakan dua dzat yang diasumsikan sama, dan tidak mungkin kehendak salah satu saja yang terlaksana, maka berarti keduanya kehendaknya tidak akan terpenuhi.
Maka seandainya Allah lebih dari satu, bersepakat atau tidak, alam semesta tidak akan wujud. Sedangkan alam semesta beserta isinya dapat kita saksikan wujudnya dengan mata kepala sendiri. Maka mustahil Allah itu berbilang (lebih dari satu). Maha Suci Allah dari berbilang dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa. (sumber:  “Risalah Tauhid”/M. Dawud Arif Khan dan “Aqidah Islam”/Sayyid Sabiq)

·         TIGA MAKHLUK HALUS (MALAIKAT, JIN DAN IBLIS)

Malaikat
      Malaikat adalah makhluk gaib yg di ciptakan dari nur (cahaya). Malakat selalu taat dan patuh terhadap setiap perintah Allah tanpa membantah. Jumlah malaikat sangat banyak, hanya Allah SWT yang mengetahui. Akan tetapi, setiap umat islam harus mengetahui beberapa malaikat yg berkaitan langsung dengan kehidupan manusia. Malaikat – Malaikat tersebut, yaitu sebagai berikut.
1). Malaikat Jibril, tugas utamanya menyampaikan wahyu Allah SWT.
2). Malaikat Mikail,tugas utamanya  membawa dan membagikan rezeki kepada seluruh makhluk hidup.
3). Malaikat Raqib, tugas utamanya mencatat seluruh amal perbuatan dan perkataan    manusia yg baik semasa hidup di dunia.
4). Malaikat Atid, tugas utamanya mencatat seluruh amal perbuatan dan perkataan manusia yg buruk semasa hidup di dunia.
5). Malaikat Izrail, tugas utamanya mencabut ruh atau nyawa makhluk hidup.
6). Malaikat munkar, tugas utamanya menanyai manusia di alam kubur.
7). Malaikat Nakir, tugas utamanya sama dengan malaikat munkar.
8). Malaikat Israfil, tugas utamanya meiup sangkakala atau terompet pada hari akhir.
9). Malaikat Ridwan, tugas utamanya menjaga surga.
10).Malaikat Malik, tugas utamanya menjaga neraka.


Jin
        Jin adalah makhluk Allah SWT yang diciptakan dari nar (Api yang panas). Jin diciptakan Allah untuk beribadah kepada Allah, tetapi ada Jin yang taat dan ada pula yang ingkar.



   d) Iblis/setan
    Iblis dicptakan dari api. Iblis atau setan diciptakan sebenarnya untuk taat kepada Allah, tetapi mereka ingkar, sombong, dan durhaka kepada Allah.

·         PROSES PENCIPTAAN MANUSIA DI BUMI

  • 3. A. Proses Kejadian Manusia Manusia dalam pandangan Islam tediri atas dua unsur, yaitu jasmani dan rohani. Jasmani manusia bersifat materi yang berasal dari unsur-unsur sari pati tanah. Sedangkan roh manusia merupakan substansi immateri, yang keberadaannya dia alam baqa nanti merupakan rahasia Allah SWT. Proses kejadian manusia telah dijelaskan dalam Al Qur’anul Karim dan Hadits Rasulullah SAW. Tentang proses kejadian manusia, Allah SWT telah berfirman dalam Al Qur’an surat Al Mukminun ayat 12 – 14 yang artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan sari pati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudain airmani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik.” (QS Al Mukminun : 12-14).
  • 4. Tentang proses kejadian manusia ini juga dapat dilihatdalam pada QS As Sajadah ayat 7 – 9, yang artinya:7. yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. 8)kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yanghina. 9) kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan kedalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamupendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekalibersyukur. (QS As Sajadah : 7 – 9) Dalam hadits Rasulullah SAW tentang kejadian manusia,beliau bersabda yang artinya: “Sesungguhnya setiap kaliandikumpulkan kejadiannya dalam perut ibunya 40 hari sebagainutfah, kemudain sebagai alaqah seperti itu pula (40 hari), lalusebagai mudgah seperti itu, kemudian diutus malaikat kepadanya,lalu malaikat itu meniupkan ruh kedalam tubuhnya.” (Hadits yangdiriwayatkan oleh Bukhari r.a dan muslim) Ketika masih berbentuk janin sampai umur empat bulan,embrio manusia belum mempunyai ruh, karena baru ditiupkanke janin itu setelah berumur 4 bulan (4 x 30 hari). Oleh karenaitu, yang menghidupkan tubuh manusia itu bukan roh, tetapikehidupan itu sendiri sudah ada semenjak manusia dalambentuk nutfah. Roh yang bersifat immateri mempunyai duadaya, yaitu daya pikir yang disebut dengan akal yang berpusatdiotak, serta daya rasa yang disebut kalbu yang berpusat didada. Keduanya merupakan substansi dai roh manusia.
  • 5. B. Tugas Manusia Sebagai Khalifah di Muka Bumi Ketika memerankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi,Maksudnya, manusia diciptakan oleh Allah agar memakmurkan kehidupan dibumi sesuai dengan petunjukNya. Petunjuk yang dimaksud adalah agama(Islam)., ada dua peranan penting yang diamanahkan dan dilaksanakanmanusia sampai hari kiamat. Pertama, memakmurkan bumi (al ‘imarah).Kedua, memelihara bumi dari upaya-upaya perusakan yang datang dari pihakmanapun (ar ri’ayah).1. Memakmurkan Bumi Manusia mempunyai kewajiban kolektif yang dibebankan Allah SWT.Manusia harus mengeksplorasi kekayaan bumi bagi kemanfaatan seluas-luasnya umat manusia. Maka sepatutnyalah hasil eksplorasi itu dapatdinikmati secara adil dan merata, dengan tetap menjaga kekayaan agar tidakpunah. Sehingga generasi selanjutnya dapat melanjutkan eksplorasi itu.
  • 6. 2. Memelihara Bumi Melihara bumi dalam arti luastermasuk juga memelihara akidahdan akhlak manusianya sebagai SDM(sumber daya manusia). Memeliharadari kebiasaan jahiliyah, yaitumerusak dan menghancurkan alamdemi kepentingan sesaat.Karena sumber daya manusia yangrusak akan sangata potensial merusakalam.Oleh karena itu, hal semacamitu perlu dihindari.
  • 7. Allah memerintahkan umat nabi Muhammad SAW untuk memelihara bumi darikerusakan, karena sesungguhnya manusia lebih banyak yang membangkang dibanding yangbenar-benar berbuat shaleh sehingga manusia akan cenderung untuk berbuat kerusakan,Allah brfirman dalam surat Al Isra ayat 4 yang artinya: dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu: “Sesungguhnya kamu akanmembuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengankesombongan yang besar“. (QS Al Isra : 4) Sebagai seorang muslim dan hamba Allah yang taat tentu kita akan menjalankanfungsi sebagai khalifah dimuka bumi dengan tidak melakukan pengrusakan terhadap Alamyang diciptakan oleh Allah SWT karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orangyang berbuat kerusakan. Sallah berfirman dalam surat Al Qashash ayat 77 yang artinya: dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeriakhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlahkamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yangberbuat kerusakan. (QS AL Qashash : 7)
·         PROBLEMA PENEMUAN TULANG TULANG MANUSIA PURBA DAN ADAM AS

Menurut hadits Muhammad yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Adam memiliki postur badan dengan ketinggian 60 hasta (kurang lebih 27,432 meter). Hadits mengenai ini pula ditemukan dalam riwayat Imam Muslim dan Imam Ahmad, namun dalam sanad yang berbeda.

Sosok Adam digambarkan sangat beradab sekali, memiliki ilmu yang tinggi dan ia bukan makhluk purba. Ia berasal dari surga yang berperadaban maju. Turun ke muka bumi bisa sebagai manusia dari sebuah peradaban yang jauh lebih maju dan jauh lebih cerdas dari peradaban manusia sampai kapanpun, oleh karena itulah Allah menunjuknya sebagai `khalifah` (pemimpin) di muka bumi.

Dalam gambarannya ia adalah makhluk yang teramat cerdas, sangat dimuliakan oleh Allah, memiliki kelebihan yang sempurna dibandingkan makhluk yang lain sebelumnya dan diciptakan dalam bentuk yang terbaik. Sesuai dengan Surah Al Israa' 70, yang berbunyi:“ ...dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan (Al Israa' 17:70) ”

Sebagai contoh Pithecanthropus Erectus memiliki volume otak sekitar 900 cc, sementara Homo sapiens memiliki volume otak di atas 1000 cc (otak kera maksimal sebesar 600 cc). Maka dari itu bisa diambil kesimpulan bahwa semenjak 20.000 tahun yang lalu, telah ada sosok makhluk yang memiliki kemampuan akal yang mendekati kemampuan berpikir manusia pada zaman sebelum kedatangan Adam.

Surah Al Hijr ayat 27 berisi:“ Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. (Al Hijr 15:27) ”

Dari ayat ini, sebagian lain ulama berpendapat bahwa makhluk berakal yang dimaksud tidak lain adalah Jin seperti dalam kitab tafsir Ibnu Katsir mengatakan: "Yang dimaksud dengan makhluk sebelum Adam diciptakan adalah Jin yang suka berbuat kerusuhan."menurut salah seorang perawi hadits yang bernama Thawus al-Yamani, salah satu penghuni sekaligus penguasa/pemimpin di muka bumi adalah dari golongan jin. Walaupun begitu pendapat ini masih diragukan karena manusia dan jin hidup pada dimensi yang berbeda.Sehingga tidak mungkin manusia menjadi pengganti bagi Jin.

·         KESEDIAN IBRAHIM MENYEMBELIH ANAKNYA DAN KERELAAN ISMAIL DI SEMBELIH

Sewaktu Nabi Ismail mencapai usia remajanya Nabi Ibrahim a.s. mendapat mimpi bahwa ia harus menyembelih Ismail puteranya. Dan mimpi seorang nabi adalah salah satu dari cara-cara turunnya wahyu Allah , maka perintah yang diterimanya dalam mimpi itu harus dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim. Ia duduk sejurus termenung memikirkan ujian yang maha berat yang ia hadapi. Sebagai seorang ayah yang dikurniai seorang putera yang sejak puluhan tahun diharap-harapkan dan didambakan ,seorang putera yang telah mencapai usia di mana jasa-jasanya sudah dapat dimanfaatkan oleh si ayah , seorang putera yang diharapkan menjadi pewarisnya dan penyampung kelangsungan keturunannya, tiba-tiba harus dijadikan qurban dan harus direnggut nyawa oelh tangan si ayah sendiri.

Namun ia sebagai seorang Nabi, pesuruh Allah dan pembawa agama yang seharusnya menjadi contoh dan teladan bagi para pengikutnya dalam bertaat kepada Allah ,menjalankan segala perintah-Nya dan menempatkan cintanya kepada Allah di atas cintanya kepada anak, isteri, harta benda dan lain-lain. Ia harus melaksanakan perintah Allah yang diwahyukan melalui mimpinya, apa pun yang akan terjadi sebagai akibat pelaksanaan perintah itu.

Sungguh amat berat ujian yang dihadapi oleh Nabi Ibrahim, namun sesuai dengan firman Allah yang bermaksud:" Allah lebih mengetahui di mana dan kepada siapa Dia mengamanatkan risalahnya." Nabi Ibrahim tidak membuang masa lagi, berazam {niat} tetap akan menyembelih Nabi Ismail puteranya sebagai qurban sesuai dengan perintah Allah yang telah diterimanya.Dan berangkatlah serta merta Nabi Ibrahim menuju ke Makkah untuk menemui dan menyampaikan kepada puteranya apa yang Allah perintahkan.

Nabi Ismail sebagai anak yang soleh yang sgt taat kepada Allah dan bakti kepada orang tuanya, ketika diberitahu oleh ayahnya maksud kedatangannya kali ini tanpa ragu-ragu dan berfikir panjang berkata kepada ayahnya:" Wahai ayahku! Laksanakanlah apa yang telah diperintahkan oleh Allah kepadamu. Engkau akan menemuiku insya-Allah sebagai seorang yang sabar dan patuh kepada perintah. Aku hanya meminta dalam melaksanakan perintah Allah itu , agar ayah mengikatku kuat-kuat supaya aku tidak banyak bergerak sehingga menyusahkan ayah, kedua agar menanggalkan pakaianku supaya tidak terkena darah yang akan menyebabkan berkurangnya pahalaku dan terharunya ibuku bila melihatnya, ketiga tajamkanlah parangmu dan percepatkanlah perlaksanaan penyembelihan agar menringankan penderitaan dan rasa pedihku, keempat dan yang terakhir sampaikanlah salamku kepada ibuku berikanlah kepadanya pakaian ku ini untuk menjadi penghiburnya dalam kesedihan dan tanda mata serta kenang-kenangan baginya dari putera tunggalnya."Kemudian dipeluknyalah Ismail dan dicium pipinya oleh Nabi Ibrahim seraya berkata:" Bahagialah aku mempunyai seorang putera yang taat kepada Allah, bakti kepada orang tua yang dengan ikhlas hati menyerahkan dirinya untuk melaksanakan perintah Allah."

Saat penyembelihan yang mengerikan telah tiba. Diikatlah kedua tangan dan kaki Ismail, dibaringkanlah ia di atas lantai, lalu diambillah parang tajam yang sudah tersedia dan sambil memegang parang di tangannya, kedua mata nabi Ibrahim yang tergenang air berpindah memandang dari wajah puteranya ke parang yang mengilap di tangannya, seakan-akan pada masa itu hati beliau menjadi tempat pertarungan antara perasaan seorang ayah di satu pihak dan kewajiban seorang rasul di satu pihak yang lain. Pada akhirnya dengan memejamkan matanya, parang diletakkan pada leher Nabi Ismail dan penyembelihan di lakukan . Akan tetapi apa daya, parang yang sudah demikian tajamnya itu ternyata menjadi tumpul dileher Nabi Ismail dan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan sebagaimana diharapkan.

Kejadian tersebut merupakan suatu mukjizat dari Allah yang menegaskan bahwa perintah pergorbanan Ismail itu hanya suatu ujian bagi Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sampai sejauh mana cinta dan taat mereka kepada Allah. Ternyata keduanya telah lulus dalam ujian yang sangat berat itu. Nabi Ibrahim telah menunjukkan kesetiaan yang tulus dengan pergorbanan puteranya. untuk berbakti melaksanakan perintah Allah sedangkan Nabi Ismail tidak sedikit pun ragu atau bimbang dalam memperagakan kebaktiannya kepada Allah dan kepada orang tuanya dengan menyerahkan jiwa raganya untuk dikorbankan, sampai-sampai terjadi seketika merasa bahwa parang itu tidak lut memotong lehernya, berkatalah ia kepada ayahnya:" Wahai ayahku! Rupa-rupanya engkau tidak sampai hati memotong leherku karena melihat wajahku, cubalah telangkupkan aku dan laksanakanlah tugasmu tanpa melihat wajahku."Akan tetapi parang itu tetap tidak berdaya mengeluarkan setitik darah pun dari daging Ismail walau ia telah ditelangkupkan dan dicuba memotong lehernya dari belakang.

Dalam keadaan bingung dan sedih hati, karena gagal dalam usahanya menyembelih puteranya, datanglah kepada Nabi Ibrahim wahyu Allah dengan firmannya:" Wahai Ibrahim! Engkau telah berhasil melaksanakan mimpimu, demikianlah Kami akan membalas orang-orang yang berbuat kebajikkan ."Kemudian sebagai tebusan ganti nyawa Ismail telah diselamatkan itu, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim menyembelih seekor kambing yang telah tersedia di sampingnya dan segera dipotong leher kambing itu oleh beliau dengan parang yang tumpul di leher puteranya Ismail itu. Dan inilah asal permulaan sunnah berqurban yang dilakukan oleh umat Islam pada tiap hari raya Aidiladha di seluruh pelosok dunia.

·         PROSES PAULUS DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN AMBISINYA YANG MENGGEBU
Mulai Dengan Visi
Perhatikan sejenak diagram dalam artikel ini. Diagram itu berbentuk ketajaman anak panah yang mengarah ke depan. Diagram itu menunjuk pada masa depan.
Saya menyebutnya sebagai "anak panah untuk mencapai sasaran" karena ada langkah-langkah yang melaluinya pencapaian itu sampai ke dalam kehidupan seorang pemimpin Kristen. Semua pencapaian, semua sasaran, semua program - segala sesuatu yang saudara mau kerjakan - harus mulai dengan anak-anak panah penunjuk yang saudara dapat lihat dalam diagram. Segala sesuatunya harus mulai dengan VISI.

1. Tanpa Visi
Agar dapat sungguh-sungguh mengerti apa yang saya kemukakan pada waktu saya berbicara mengenai visi, adalah sangat berguna untuk mendikusikan apa yang terjadi bila tidak ada visi. Amsal 29:18 sangat dikenal di kalangan para utusan Injil: "Dimana tidak ada visi binasalah rakyat" (dalam terjemahan bahasa Indonesia: "bila tidak ada wahyu menjadi liarlah rakyat").
Ayat tersebut secara umum tidak dapat dimengerti dengan begitu saja. Visi yang dimaksudkan oleh penulis Amsal adalah berbicara bukan hanya mengenai visi untuk memenangkan dunia bagi Tuhan Yesus, meskipun saya tidak menyalahkan pendapat seperti itu. Penulis Amsal berbicara mengenai visi nubuat. Dimana tidak ada visi nubuat, binasalah rakyat.
a. Orang-orang Tinggal dengan Seenaknya.Terjemahan lain mengatakan, "Bila tidak ada visi menjadi liarlah rakyat," artinya, tidak terkendali, tidak dapat diatur oleh hukum; mereka menerapkan suatu gaya hidup yang tidak punya arah/ tujuan. Itulah yang akan terjadi bilamana tidak ada visi nubuat."
Sebagai contoh : selama bertahun-tahun negara saya sendiri (USA) sudah kehilangan visi dan tujuan. Bangsa ini sudah bagaikan kapal tanpa kemudi. Dan sebagai akibatnya, kami hidup liar. Kami terombang-ambing tak menentu menghadapi pantai yang penuh bahaya.
Ketika saya masih anak-anak, ada pengertian mengenai visi yang dibagikan kepada kami di dalam sekolah kami, pengertian mengenai arah tujuan baik untuk pribadi maupun bangsa.
Dewasa ini, kalau kami berbicara mengenai menularkan visi tersebut kepada generasi muda, banyak di kalangan pendidik yang menuduh bahwa kami terlalu fanatik.
Dan ketika kami sudah jadi pemuda, kami mengajarkan pengertian tentang tujuan dan arah kepada adik-adik kami. Kami memberi hormat kepada bendera dengan penuh kebanggaan setiap hari, kami menghormati dan menghargai pendiri bangsa kami, dan kami menyadari bahwa kami adalah satu bangsa yang dilahirkan untuk menjadi terang bagi bangsa lain.
Sebuah tulisan di patung kemerdekaan kami berbunyi, "Berikanlah kepada kami masyarakatmu yang letih, miskin dan terhimpit yang rindu untuk menghirup kebebasan...."
Rasanya belum terlalu lama sejak kami bertindak seakan negara kami sebagai pelabuhan kemerdekaan. Sekarang kami hidup dengan mengabaikan norma-norma hukum.
2. Perlunya Visi yang Jelas
Berasal dari latar belakang di mana kita berpikir dalam pandangan-pandangan teologia yang abstrak, kita kaum pengkhotbah sering memiliki banyak konsep yang tidak logis. Kita menyatakan diri kita dengan mempergunakan istilah-istilah yang kabur, yang mempunyai definisi, arti dan penafsiran yang luas.
Bilamana seseorang bertanya apakah sasaran kita dalam kehidupan, maka jawabnya adalah, "Sasaran saya adalah untuk memuliakan Allah." Tidakkah hal ini kedengarannya rohani? Bukankah hal itu kedengarannya indah? Berapa banyak dari saudara yang menyadari bahwa hal itu sebenarnya merupakan pernyataan yang kabur, terutama bagi orang kebanyakan?
Respon dari orang kebanyakan terhadap jawaban seperti itu adalah, "Apa yang sedang dibicarakan oleh badut itu?"
Jika saya mengajukan pertanyaan kepada saudara sebagai pembaca, apa artinya "memuliakan Allah," barangkali saya akan mendapatkan banyak jawaban yang sama seperti itu. Tidak ada hal yang pasti dalam pernyataan seperti itu.


·         PAHAM ATANASIANISME DAN ARIANISME
Kontroversi Trinitas, yang menimbulkan pertentangan pendapat antara  Arius  dan  Athanasius  berakar  pada  masa  lampau. Seperti  diketahui  bahwa  para  Bapak  Gereja  dulu,  tidak mempunyai  konsepsi yang jelas tentang Trinitas. Sebagian di antara mereka membenarkan Logos sebagai "akal  nonmanusiawi" (impersonal   reason),  yang  menjadi  manusiawi  pada  saat penciptaan,  sementara  yang  lain  memandang  Dia   sebagai
manusia  yang  ko-eternal  dengan  Bapak yang memiliki sifat esensi kekekalan, dan  sebagian  lagi  memandangnya  sebagai suruhan (subordination) atau kedudukannya di bawah Bapak Roh Kudus  tidak  mendapat  tempat  penting  dalam   pembicaraan mereka.   Mereka  membicarakan  Dia  (Yesus  Kristus)  dalam kaitannya dengan pekerjaan penebusan jiwa dan hidup manusia. Sebagian  orang  memandang  Dia  sebagai "yang tunduk" bukan
hanya kepada  Bapak  tetapi  juga  kepada  Anak.  Tertullian adalah   orang   pertama  yang  secara  gamblang  menyatakan tri-personalitas Tuhan serta mempertahankan pendapat tentang keesaan  substansial ketiga person tersebut. Namun dia belum mampu menerangkan dengan jelas tentang doktrin Trinitas.

Sementara itu muncullah aliran Monarkianisme yang menekankan keesaan  Tuhan  dan  sifat  ketuhanan Kristus, yang meliputi penyangkalan Trinitas (jadi Trinitas tidak diartikan seperti yang  terkandung  dalam  arti kata tersebut). Tertullian dan Hippolytus  memperjuangkan  pandangan-pandangan  mereka   di Barat  sementara Origen menentangnya habis-habisan di Timur. Mereka  membela  kedudukan  kaum   trinitarian   sebagaimana diperlihatkan  dalam keyakinan rasul (Kisah Rasul). Walaupun
demikian, pandangan Origen tentang Trinitas tidak seluruhnya memuaskan.  Dia  berkeyakinan  kuat  bahwa baik Bapak maupun anak  merupakan  hipostases  abadi  (kekal)  atau   personal
subsistence  di  dalam  Tuhan.  Sementara  dia  adalah orang pertama yang menerangkan hubungan Bapak dengan  anak  dengan menggunakan  ide  eternaI generation, dia menganggap hal ini meliputi subordinasi orang kedua  (second  person)  terhadap orang  pertama (first person) dalam kaitannya dengan esensi. Bapak berkomunikasi dengan  anak  dan  anak  adalah  sebagai spesies  sekunder  kekekalan,  yang  dinamakan Theos, tetapi bukan Ho Theos. Bahkan anak kadang-kadang dipanggil  sebagai Theos  Deuteros.  Ini  merupakan  cacat paling radikal dalam doktrin Origen tentang Trinitas dan memberikan batu loncatan bagi  Arius.  Cacat  lain  yang  terdapat  dalam pendapatnya bahwa, penciptaan anak bukanlah perbuatan  perlu  (necessary act)  dari  Bapak  tetapi  bersumber  pada kehendak-Nya yang berdaulat. Akan tetapi dia  tidak  melontarkan  ide  suksesi temporal.  Dalam  doktrinnya  tentang  Roh  Kudus  dia masih mengesampingkan representasi Kitab Injil.  Dia  bukan  nanya menempatkan  Roh  Kudus  sebagai  "bawahan"  terhadap  anak, tetapi dia juga mengartikannya sebagai ciptaan anak.  Bahkan
salah  satu  pernyataannya  berimplikasi  bahwa Dia hanyalah sebagai suata ciptaan belaka.


·         MASALAH POSTANTING ANTARA PENGANUT ISLAM ATAU NASRANI

Umat Islam tidak terpengaruh dengan apa yang mereka (umat Kristen) katakan tentang nabi Isa. Mereka tetap berpegang teguh pada apa yang diterangkan Al Qur'an al Karim.
"Sesungguhnya misal (penciptaan) 'Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia." (Ali Imran: 59)
"Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu." (Al Mu'minun: 91)
"Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." " (Al Ikhlash: 1-4)
"Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun." Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): "Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah dia." (Ali Imran: 47)
"Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mu'jizat) dari Tuhanmu. Karena itu bertaqwalah kepada Allah dan ta'atlah kepadaku." (Ali Imran: 50)
"Katakanlah (hai orang-orang mu'min): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya." " (Al Baqarah: 136)
"Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, 'Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri." (Ali Imran: 84)
"Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, 'Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara." (An Nisaa: 171)
"Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih." (Al Maidah: 73)
Hingga mereka yang dinamakan Muslim modern atau ter-Barat-kan, hingga Islam KTP, semuanya mengamini ajaran Al Qur'an tentang ini.
5. Semenjak dua ratus tahun yang lalu, di dunia Kristen berkembang penolakan terhadap keyakinan bahwa Tuhan mempunyai anak.
Hilangnya justifikasi akidah gereja tentang Isa, lebih jelas diteriakkan oleh realitas berkembangnya atheisme, skeptisisme, pengucilan gereja, dan berbondong-bondongnya manusia menganut aliran-aliran baru seperti antroposofi, Budha, Syamani India Merah, emansipasi wanita, dan sebagainya. Oleh karena itu, tentunya diusahakan dengan sungguh-sungguh --semenjak enam puluh tahun yang lalu-- untuk mengembalikan penafsiran anggitan Isa dalam ajaran Kristen. Pakar usaha ini adalah Karl Paret (1968), Rudolf Boltman (1976), dan Profesor Jesuit Karl Raner.
Paret menganggap Isa sebagai manusia yang dipilih Tuhan. Penilaiannya amat mengejutkan, bukan? Sedangkan Boltman, dengan metode kritik historisnya, menggugurkan mitos-mitos dalam Perjanjian Baru, sehingga mayoritas teolog sepakat mengatakan bahwa adalah mustahil menentukan dengan pasti pribadi Isa secara historis dengan berpedoman pada Perjanjian Baru.
Raner melakukan akrobat logika untuk memecahkan teka-teki Konsili Nicea. Dari satu segi, Raner bisa menjadi jembatan untuk mengembalikan teori embodiment, dengan mengatakan bahwa Isa adalah manusia yang melakukan penyerahan total kepada Tuhan (dalam bukunya, Problematika Al Masih Kontemporer). Embodiment dalam masalah ilham bisa terjadi secara teori kepada siapa pun, dan Isa adalah contoh konkret teori ini.
Akan tetapi, dari segi lain, logika Raner yang nyleneh mengatakan bahwa bisa juga Tuhan menciptakan tuhan lain jika mau...!
Keterangan tadi cukup untuk menjelaskan krisis mendalam tentang hakikat Al Masih dan perannya dalam agama Kristen.
"Dan mereka (ahli kitab) tidak berpecah belah melainkan sesudah datangnya pengetahuan kepada mereka karena kedengkian antara mereka. Kalau tidaklah karena sesuatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulunya (untuk menangguhkan azab) sampai kepada waktu yang ditentukan, pastilah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang diwariskan kepada mereka Al-Kitab (Taurat dan Injil) sesudah mereka, benar-benar berada dalam keraguan yang menggoncangkan tentang kitab itu." (Asy Syuura: 14)

·         ANTARA HARI KIAMAT DAN HARI AKHIR

Eskatologi Islam adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan setelah mati dialam akhirat dan al-Qiyāmah "Pengadilan Terakhir". Eskatologi sangat berhubungan dengan salah satu aqidah Islam, yaitu meyakini adanya hari akhir, kematian, kebangkitan (Yawm al-Qiyāmah), mahsyar, pengadilan akhir, surga, neraka, dan keputusan seluruh nasib umat manusia dan lainnya.[1]
Umat muslim meyakini bahwa kehancuran dunia terjadi dimana orang-orang beriman sudah tidak ada lagi dimuka bumi, yang tersisa hanya orang-orang jahat yang kembali dalam kondisi zaman jahiliyah.[2][3] Kemudian terjadinya hari kiamat tersebut dikatakan akan terjadi pada hari Jum'at.[4] Kiamat dikatakan tidak akan terjadi sehingga tidak ada lagi manusia yang menyebut nama Allah.[5]
Seperti agama Abrahamik lainnya, Islam mengajarkan tentang kebangkitan para makhluk yang telah mati, sebagai salah satu rencana penyelesaian dari semua penciptaan Tuhan dan kekekalan dari roh-roh para makhluk. Bagi orang yang beriman akan di hadiahkan oleh Allah sebuah surga sementara bagi orang yang tidak beriman maka akan dihukum di masukan kedalam neraka.

·         KEBANGKITAN ANTARA JASAD DAN RUH

Jasad dan Roh

Manusia bukanlah sekedar apa yang nampak secara kasat mata,terdiri atas berbalut daging dan kulit,yang membutuhkan makanan dan minuman. Hakikat manusia terletak pada sesuatu yang amat berharga di dalam tubuh kasarnya, yaitu roh. Artinya,bahwa exsistensi manusia memiliki jasad sebagai bentuknya, dan memiliki roh atau jiwa sebagai makna keberadaannya. Roh merupakan hakikat manusia yang berasal dari alam arwah, sedangkan jasad berasal dari unsur-unsur materi. Jadi, jelas bahwa kejadian manusia itu terdiri dari bentuk luar yang tersebut sebagai jasad, dan wujud dalam yang disebut sebagai jiwa atau roh. Dengan demikian kejadian manusia itu terdiri dari dua unsur yang sangat berbeda,yaitu unsur rohani dan unsur jasmani. Unsur rohani atau roh (jiwa) adalah sejenis wujud immateriil yang berasal dari nur Allah, yakni makhluk suci yang memiliki potensi dan kecenderungan asli untuk mengenal Tuhan dan menyembah-Nya, dan ia merupakan sumber akhlak yg mulia serta senantiasa menarik jiwa dan jasad menuju keluhuran. Dan karena roh itu berasal dari Allah, maka selamanya ia akan merindukan-Nya. Sedangkan unsur jasmani atau jasad adalah wujud materiil yang memiliki sifat-sifat tabiat kebendaan yang merupakan sumber dari hawa nafsu keduniaan yang berlawanan arah dengan tabiat roh.

Roh berasal dari alam arwah,yang diturunkan kedalam jasad manusia,yang memiliki kemampuan untuk mengetahui, berkehendak dan berkuasa atas tubuh yang didiaminya. Ketika roh ditiupkan ke dalam badan, badan pun menjadi hidup. Dan ketika menigglkan badan, badan pun menjadi mati. Jadi keberadaan badan manusia itu bergantung pada roh dan bukan sebaliknya. Roh sama sekali tidak mengenal mati,sedikit pun ia tidak terpengaruh oleh kematian kecuali sekedar kehilangan wadah kasarnya.


  
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari semua materi di atas dapat disimpulkan bahwa pentingnya mengetahui pengertian pembahasan dan perbedaan antar agama dan kita sebagai umat islam di ajarkan agar saling menghargai anatar agama satu dengan yang lain.
B.     Saran
Makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian bahan maupun dalam segi penulisan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca agar karya tulis ini bisa menjadi berguna bagi pendidikan di indonesia.