BAB I
PENDAHULUAN
A. MEMBACA DALAM HATI
Membaca dalam hati ialah cara atau teknik membaca tanpa suara. Jenis membaca ini perlu lebih ditekankan kepada pemahaman isi bacaan. Dalam kurikulum 2004 tertera membaca sekilas, membaca dangkal, membaca intensif, dan membaca ekstensif. Membaca jenis ini dapat digolongkan ke dalam membaca dalam hati. Membaca dalam hati berbeda dengan membaca teknis.
Membaca dalam hati lebih banyak menggunakan kecepatan gerak mata, sedangkan membaca teknis lebih banyak menggunakan gerakan mulut. Mengingat gerakan mata lebih cepat menanggapi apa yang dibaca, maka membaca dalam hati lebih cepat prosesnya daripada membaca teknis. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari kita lebih banyak menggunakan membaca dalam hati dalam kegiatan membaca / wacana apapun. Jangan biarkan membaca menggunakan ujung jari atau mulut yang berkomat – kamit, karena kegiatan ini akan menghambat kecepatan dalam membaca.
Membaca dalam hati dapat diperkenalkan sejak kita berada di kelas II sekolah dasar, tapi secara intensif diberikan pada saat kelas III dengan tujuan membaca dalam hati ialah melatih kemampuan dalam memahami isi wacana /bacaan. Membaca dalam hati cocok untuk keperluan studi dan menambah ilmu pengetahuan / informasi.
Pada saat awal kita dibangku SD dikenalkan dengan membaca dalam hati, pertanyaan yang diberikan berupa pertanyaan ingatan. Makin meningkat kelasnya, pertanyaan pikiran harus mendapat perhatian guru, sebab dengan cara ini akan lebih mendorong siswa untuk giat membaca.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan membaca dalam hati adalah sebagai berikut:
Guru menerangkan kata-kata yang diperkirakan sulit atau baru bagi siswa. Sebagai variasi dan menghindarkan ketergantungan siswa terhadap penjelasan guru dapat ditempuh dengan jalan memberikan daftar kata-kata sulit atau kata-kata baru dan siswa dilatih mempergunakan kamus untuk mencari kata-kata tersebut.
Guru memberi waktu ± 15 menit untuk membaca dalam hati suatu bacaan yang disajikan, sebaiknya bacaan yang berisi masalah baru. Waktu yang disediakan tergantung pada panjang pendeknya bacaan tersebut.
Setelah waktu yang ditentukan habis, siswa disuruh untuk menutup bacaan yang sudah dibaca, untuk menghindarkan siswa membaca kembali bacaan tersebut pada waktu ia menjawab pertanyaan bacaan.
Guru memberikan pertanyaan mengenai bacaan, baik pertanyaan ingatan maupun pertanyaan pikiran. Jawaban dapat disampaikan secara lisan untuk melatih keberanian siswa berbicara. Dapat pula secara tertulis untuk melatih kecermatan siswa dalam menulis.
Dalam praktek sehari-hari setelah langkah-langkah di atas dilakukan, biasanya dilanjutkan dengan membaca teknis atau membaca bahasa. Catatan :
Membaca dalam hati akan cacat apabila :
1. Membaca dengan suara berbisik / bergumam.
2. Bibir bergerak-gerak (komat-kamit)
3. Kepala bergerak ke kiri dan kanan mengikuti baris-baris bacaan, atau
4. Menunjuk dengan jari, pensil, dan lain-lain.
Pada saat membaca dalam hati, kita hanya menggunakan ingatan visual (visual memory) yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Tujuan utama membaca dalam hati (silent reading) adalah untuk memperoleh informasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Membaca dalam Hati
Membaca dalam hati adalah cara atau teknik membaca tanpa suara. Jenis membaca ini perlu ditekankan kepada pemahaman isi bacaan. Ada pula pengertian membaca dalam hati menurut para ahli. Menurut Aminuddin, membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang berusaha memahami keseluruhan isi bacaan secara mendalam sambil menghubungkan isi bacaan itu dengan pengalaman maupun pengetahuan yang dimiliki pembaca tanpa diikuti gerakan lisan maupun suara. Selain itu ada pula pendapat membaca dalam hati dari Robin, menurutnya secara luas membaca dalam hati merupakan proses intelektual yang kompleks yang mencakup kemampuan utama yaitu penguasaan makna dan kemampuan berpikir tentang konsep verbal.
2.2 Definisi Membaca dalam Hati Menurut Kelompok
Menurut kelompok kami definisi membaca dalam hati adalah teknik atau cara membaca tanpa suara yang membutuhkan konsntrasi untuk memahami isi dan makna bacaan secara lebih dalam.
2.3 Tujuan Membaca dalam Hati
Tujuan utama membaca dalam hati adalah untuk memperoleh informasi. Namun, adapula tujuan membaca dalam hati menurut para ahli sebagai berikut
a. Berkonsentrasi fisik dan mental
b. Membaca secepat-cepatnya
c. Memahami isi
d. Menghayati isi
e. Mengungkapkan kembali isi bacaan
2.4 Manfaat Membaca dalam Hati
Setelah kita mengetahui tujuannya maka kita akan mengetahui manfaat yang diperoleh dari membaca dalam hati. Manfaat membaca dalam hati adalah agar kita lebih fokus, agar materi yang ada lebih mudah masuk ke dalam otak, dan agar tidak mengganggu konsentrasi orang lain.
Membaca dalam hati dapat dibagi atas :
A. Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif berarti membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin. Tujuan dan tuntutan kegiatan membaca ekstensif adalah untuk memahami isi yang penting-penting dengan cepat. Dengan demikian, membaca secara efisien dapat terlaksana. Membaca ekstensif biasanya lebih banyak dilakukan diluar kelas.
Membaca ekstensif ini meliputi :
1. Membaca survei ( survey reading )
Sebelum kita mulai membaca maka biasanya kita meneliti terlebih dahulu apa-apa yang akan kita telaah. Kita mensurvei bahan bacaan yang akan dipelajari dan yang akan ditelaah, dengan jalan :
a. Tentukan pada diri kita apa yang ingin kita cari, caranya dengan melihat-lihat, memeriksa, meneliti judul-judul bab yang terdapat dalam buku yang bersangkutan;
b. Memeriksa, memilih indeks-indeks, daftar kata-kata yang terdapat dalam buku-buku;
c. Bilamana kita telah menemukan yang telah kita cari, bacalah teks sekelilingnya juga.
Kecepatan serta ketepatan dalam mensurvei bahan bacaan ini sangat penting. Hal ini turut menentukan seseorang dalam studinya.
2. Membaca sekilas ( skimming )
Sejenis membaca yang membuat mata kita bergerak dengan cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mencari serta mendapatkan informasi, penenangan. Maka disini Anda harus dapat menemukan inti dari setiap alinea. Kerjakanlah sebagai berikut :
a. Baca dan periksalah alinea pertama pada tiap bab atau paragraf, karena ini merupakan pendahuluan dari bab itu.
b. Baca alinea terakhir dari suatu bab karena disini terangkum kesimpulannya.
c. Bacalah dari alinea yang berada ditengah-tengah kalimat pertama dan terakhir.
d. Perhatikan kata-kata yang digaris bawahi dan kata-kata yang dicetak dengan cara lain. Kata-kata ini memberikan petunjuk-petunjuk atau tanda-tanda yang khusus.
Ada tiga tujuan utama dalam membaca sekilas, yaitu :
a. Untuk memperoleh kesan umum
Dengan membaca sekilas kita dapat mempelajari sifat hakikat dan jangkauan buku tersebut, susunan atau organisasinya, dan sikap umum sang penulis serta pendekatannya terhadap bahan atau subjek pembicaraan.
b. Untuk menemukan hal-hal tertentu
Kerap kali membaca sekilas itu untuk mendapatkan fakta atau hal tertentu.
c. Untuk menemukan bahan dalam perpustakaan
Kita pun membaca sekilas kartu katalog untuk mendapatkan buku-buku yang sesuai. Apabila kita telah menemui apa yang kita ingin dengan cara membaca sekilas. Ubahlah cara membaca kita. Bacalah bahan itu dengan teliti. Catatlah hal-hal yang penting serta fakta-fakta yang menunjang.
Membaca dangkal ( superficial reading )
Pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Biasanya dilakukan bila kita membaca demi kesenangan. Membaca bacaan ringan yang mendatangkan kebahagiaan di waktu senggang.
B. Membaca Intensif
Yang dimaksud dengan membaca intensif atau intensive reading adalah studi seksama, telaah, teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan didalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira 2-4 halaman tiap hari.
Yang termasuk kedalam kelompok membaca intensif ini adalah :
a. Membaca telaah isi ( content study reading )
b. Membaca telaah bahasa ( linguistic study reading )
Tujuan utama membaca intensif adalah untuk memperoleh sukses dalam pemahaman penuh terhadap argumen-argumen yang logis, Urutan-urutan retonis atau pola-pola teks, pola-pola simbolisnya. Membaca dalam hati yang lancar sungguh sangat berguna bagi setiap orang yang ingin mencapai jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
3. Meningkatkan konsentrasi dalam membaca dalam hati
Perkembangan ilmu dan teknologi yang serba cepat menuntut untuk menyerap informasi-informasi baru, informasi di zaman modern ini bukan lagi bersumber dari lisan tetapi terutama bersumber dari tulisan sehingga membaca mutlak diperlukan untuk memperoleh informasi tersebut.
Membaca sebagai salah satu cara untuk menambah dan meningkatkan ilmu pengetahuan, memperluas pandangan, memperkaya informasi dan merangsang munculnya ide-ide baru. Seperti yang dikemukakan oleh Gray dan Rogers (Mudjito,2001) bahwa dengan membaca seseorang dapat mengetahui hal – hal aktual yang terjadi di lingkungannya, memuaskan rasa ingin tahu dan meningkatkan minat pada sesuatu dengan lebih intensif. Beberapa penelitian lain berhasil menemukan mengenai manfaat lain dari membaca, yaitu bisa terhindar dari penyakit demensia, penyakit yang merusak jaringan otak yang menyebabkan kepikunan (Hernowo,2003)
Membaca adalah proses menginterpretasikan terhadap simbol-simbol verbal tertulis untuk memahami pesan yang dimaksud penulis. Broughton (dalam Tarigan, 1985) menyatakan, ada dua aspek yang terkait dalam kegiatan membaca yaitu, aspek keterampilan mekanis, dimana keterampilan ini mencakup pengenalan bentuk huruf, kata, kecepatan membaca yang relatif lambat, dan aspek kedua yaitu keterampilan pemahaman ( comprehension skills ) yang mencakup pemahaman signifikansi atau makna , pengertian sederhana, evaluasi isi cerita, dan kecepatan membaca yang fleksibel mudah disesuaikan dengan keadaan.
Tarigan (1985) berpendapat bahwa pada keterampilan mekanis (mechanical skills) maka kegiatan membaca yang paling sesuai adalah membaca nyaring (oral reading,aloud reading), sedangkan pada keterampilan pemahaman (comprehension skills) kegiatan membaca yang sesuai adalah membaca dalam hati (silent reading). Membaca dalam hati adalah membaca tanpa mengeluarkan suara dengan tujuan utama adalah untuk memperoleh informasi, sedangkan manfaat lainnya adalah untuk mengungkap kemampuan memahami isi bacaaan, dan meningkatkan kecepatan membaca.
Carbo and Chomsky (Taylor,2002) menunjukkan hasil dari risetnya, dalam pengalaman membaca menemukan penggunaan membaca dalam hati tingkat pemahaman naratif pada siswa meningkat dibandingkan dengan penggunaan membaca dalam hati. Jika dilihat dari hasil penelitian di atas maka dapat disimpulkan jika anak kurang dapat menggunakan membaca dalam hati maka pemahaman akan suatu informasi ( membaca ) kurang dapat dikuasai. Manfaat lain membaca dalam hati yaitu kecepatan membaca. Menurut Idrus (1993) membaca adalah proses berpikir, sedangkan kemampuan berpikir seseorang lebih cepat daripada kecepatan berbicara, maka jika membaca dengan menyuarakan (aloud reading) mengakibatkan kecepatan membaca menjadi lambat.
Mengingat manfaat membaca dengan membaca dalam hati cukup banyak, maka penting untuk diketahui faktor apa yang bisa mendukung efektivitas membaca dalam hati. Salah satu syarat yang dibutuhkan dalam membaca dalam hati adalah konsentrasi, dengan konsentrasi seseorang mampu dan mudah memfokuskan perhatian pada satu kegiatan saja.
Membaca sendiri dalam dunia pendidikan merupakan salah satu kemampuan dasar akademik dasar ( academic basic competence ) disamping menulis dan berhitung yang harus dikuasai oleh setiap anak usia sekolah dasar. Umumnya anak yang belajar di tingkat pendidikan sekolah dasar berusia 6 – 12 tahun, yang menurut Langeveld (Zulkifli,2001), masa ini disebut masa anak sekolah. Pada masa sekolah ini, kebutuhan intelektual anak berkembang dengan cepat. Mereka ingin memenuhi kebutuhan tersebut sehingga bantuan guru dan orang tua sangat diharapkan. Sabri (1993) menyatakan masa ini disebut juga periode kritis dalam dorongan berprestasi, karena pada masa inilah kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses atau sangat sukses dibentuk.
Melihat banyaknya manfaat yang akan didapat jika anak memiliki kemampuan membaca, khususnya membaca dalam hati. Maka penting bagi anak untuk menguasai membaca dalam hati, tetapi tidak semua anak mempunyai kemampuan membaca dalam hati. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa kemampuan membaca dalam hati tidak berjalan baik dikarenakan siswa tidak mampu terfokus pada bahan bacaan. Hal ini juga diperkuat dengan keluhan seorang guru sekolah dasar bahwa anak-anak dalam membaca selalu terburu-buru untuk menyelesaikan bacaan dan hasilnya mereka tidak mampu menjawab pertanyaan bacaan yang diberikan.
Pengalaman peneliti sebelumnya yakni keberadaan program membaca dalam hati tidak berjalan dengan baik dikarenakan peserta kurang atau tidak disertai konsentrasi dalam membaca dalam hati. Dengan prinsip membaca merupakan kemampuan maka dapat diasumsikan bahwa membaca dalam hati dapat dilatihkan, dan akan lebih baik jika dilatih terus menerus. Konsentrasi bukan merupakan bawaan, yang dapat diturunkan secara genetika. Menurut Idrus (1993), konsentrasi merupakan kemampuan yang dapat dilatih atau ditingkatkan, jadi jika seseorang sukar berkonsentrasi atau tidak dapat berkonsentrasi dengan waktu yang cukup lama, maka dapat dilatih sehingga kemampuan berkonsentrasi menjadi kebiasaan.
4. Hambatan Membaca dalam Hati
Membaca dalam hati sering disebut membaca untuk keperluan study. Kegiatan ini bertujuan agar siswa dapat memahami isi wacana yang dibaca secara tepat. Dalam kegiatan membaca dalam hati hambatan yang sering dihadapi oleh siswa MI adalah :
a) Siswa tidak dapat sepenuhnya menghilangkan vokalisasi. Biasanya masih tetap bersuara, mulut komat kamit dan sebagainya.
b) Sukar meniadakan gerakan-gerakan anggota badan, kekanan dan kekiri mengikuti baris-baris yang dibaca.
c) Pada waktu membaca sering memegang benda-benda, misalnya : Pensil, sapu tangan, dan sebagainya.
d) Apabila dalam bacaan terdapat kosa kata yang tidak dipahami, siswa cenderung terpaku pada kosa kata tersebut atau bahkan kosa kata tersebut terlewati saja. Akibatnya, siswa tidak dapat memahami kesatuan ide pada bacaan tersebut.
e) Kadang-kadang siswa membaca kata demi kata. Akibatnya, sangat lambat dan tidak dapat menangkap kesatuan ide.
Solusinya guru sebaiknya tidak segan-segan member penjelasan, mengadakan latihan, memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan isi bacaan tersebut.
Membaca dalam Hati
Kegiatan membaca dalam hati sering disebut dengan membaca untuk keperluan study. Dengan demikian, tujuan utamanya adalah agar siswa memahami kisi atau ide dalam bacaan. Dalam garis besarnya membaca dalam hati dibagi atas :
a. Membaca ekstensif, yang berarti membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu sesingkat-singkatnya. Membaca ekstensif meliputi : membaca survey, membaca sekilas, dan membaca dangkal.
a) Membaca Survei adalah membaca dengan meneliti lebih dahulu apa yang akan kita telaah dengan jalan melihat judul yang terdapat dalam buku-buku yang ada hubungannya.
b) Membaca sekilas disebut dengan membaca skiming adalah membaca yang membuat mata kita dengan cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mencari arti dan mendapatkan informasi.
c) Membaca dangkal adalah membaca dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman yang dalam dari suatu bacaan.
b. Membaca intensif yakni study seksama telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas, terhadap suatu tugas yang pendek, kira-kira 2-4 halaman sehari. Yang termasuk kegiatan ini adalah kuisioner, latihan pola kalimat, latihan kosa kata, dikte, dan diskusi umum.
3.2.3. Membaca Cepat.
Tujuan utama pengajaran membaca cepat adalah agar siswa terampil memperoleh informasi dari bacaan secara cepat dan cermat. Karena tujuannya memperoleh informasi, maka bahan bacaan jangan terbatas pada buku teks, tetapi boleh dari surat kabar, kamus, ensiklopedia, dan media lainnya yang menunjang.
3.2.4. Membaca Bahasa
Tujuan utama membaca bahasa adalah agar siswa memiliki pengetahuan kebahasaan yang diperoleh lewat membaca. Oleh karena itu, mengajarkan membaca bahasa tidak terlepas dengan pengajaran struktur, menulis, dan sebagainya.
3.2.5. Membaca Estetis.
Membaca estetis sering disebut dengan membaca indah. Ditingkat MI, membaca indah biasanya dilakukan dengan membaca puisi, dengan demikian, yang menjadi fokus perhatian adalah unsur irama, intonasi, ketepatan, dan ucapan.
Pada saat kita membaca dalam hati, kita hanya mempergunakan ingatan visual (visual memory), yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Tujuan membaca dalam hati (silent reading) adalah untuk memperoleh informasi. Harus disadari bahwa ketrampilan membaca dalam hati merupakan kunci bagi semua ilmu pengetahuan. Pada saat membaca dalam hati sang anak mencapai kecepatan dalam pemahaman frase-frase, memperkaya kosa katanya, dan memperoleh keuntungan dalam hal keakraban dengan sastra yang baik. Setelah membaca dalam hati, sang guru dapat menyuruh serta mendorong para pelajar apa yang telah mereka baca, dan hal ini memudahkan pengujian pertumbuhan daya pemahaman dan apresiasi mereka. Sebagian terbesar dari kegiatan membaca dalam masyarakat selama kita hidu adalah kegiatan membaca dalam hati. Dibanding dengan membaca nyaring, maka membaca dalam hati ini jauh ledih ekonomis, dapat dilakukan di segala tempat. Misalnya kita sering melihat orang membaca dengan asyiknya dalam bus, kereta api, di kafetaria, di tempat tidur dan seterusnya tanpa mengganggu rang lain. Ruang baca yang terdapat dalam perpustakaan umum sebenarnya berarti ruang baca dalam hati, setiap orang dapat membca tanpa mengganggu orang lain. Dalam kehidupan yang sebunarnya di tengah-tengah masyarakat, setiap anggota masyarakat akan membaca bahan bahan yang sesuai dengan selera atau pilihannya masing-masing, tanpa paksaan dari pihak lain. Membaca secara perorangan menurut selera masing-masing ini disebut personalized reading. Kenyataan ini menuntut peningkatan pengajaran cara membaca serupa ini di sekolah-sekolah. Pengajaran membaca perorangan atau personalized reading instruction merupakan suatu falsafah pengajaran, merupakan suatu pendekatan terhadap organisasi kelas. Berdasarkan atas konsep bahwa setiap anak, setiap orang harus tahu mencari sendiri, memilih sendiri, melangkahsendiri, maju sendiri, maka program membaca perorangan ini merupakan satu bagian dari program keseluruhan yang mungkin mencakup program dasar, pengajaran perorangan dan pendekatan pengalaman bahasa. Dalam garis besarnya, membaca dalam hati dapat dibagi atas: a) Membaca ekstentif dan b) Membaca intensif. Membaca Ekstesif Membaca ekstensif berarti membaca secara luas. Obyeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin. Pengertian atau pemahaman yang bersifat relatif rendah sudahlah memadai untuk ini,karena memang begitulah tuntutannya dan juga karena bahan bacaan itu sendiri memang sudah banyak serta berlebih-lebihan, seperti halnya dengan laporan-laporan surat kabar. Tujuan dan tuntutan kegiatan membaca ekstentif adalah untuk memahami isi yang penting-penting dengan cepat dan dengan demikian membaca secara efisien dapat terlaksana. Membaca ekstentif ini meliputi pula: a) Membaca survei (survey reading) b) Membaca sekilas (skimming) c) Membaca dangkal (superficial reading) Membaca survei Sebelum kita mulai membaca maka kita terlebih dahulu meneliti bahan bacaan yang akan dipelajari,yang akan ditelaah,dengan jalan: a) Memriksa, meneliti indiks-indeks, daftar kata-kata yang terdapat dalam buku-buku, b) Melihat-lihat, memeriksa, meneliti judul-judul bab yang terdapat dalam buku-buku yang bersangkutan, c) Memeriksa, meneliti bagan, skema, outline, buku yang bersangkutan, kecepatan serta ketepatan dalam mensurvei bahan bacaan ini sangat penting, karena hal ini turut menentukan berhasil atau tidaknya seseorang dalam studinya. Membaca sekilas Membaca sekilas adalah sejenis membaca yang membuat mata kita bergerak dengan cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mencari serta mendapatkan informasi,penerangan. Ada tiga tujuan utama dalam membaca sekilas ini, yaitu: a) Untuk memperoleh suatu kesan umum dari suatu buku atau artikel, tulisan singkat, b) Untuk menemukan hal tertentu dari suatu bahan bacaan, c) Untuk menentukan atau menempatkan bahan yang diperlukandalam perpustakaan. Membaca dangkal Membaca dangkal pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh pemhaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Biasanya membaca seperti ini dilakukan bila ada waktu senggang, misalnya cerita pendek, novel ringan, dll. Membaca Intensif Yang dimaksud membaca intensif adalah studi seksama, telaah teliti, da penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadsp suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari. Yang termasuk kedalam kelompok membaca intensif adalah membaca telaah isi (content study reading) dan membaca telaah bahasa (linguistic study reading) Ketrampilan yang dituntut pada membaca dalam Hati Seprti halnya membaca bersuara, membaca dalam hati juga merupakan suatu kegiatan yang menuntut aneka ragam ketrampilan. Berikut ini sejumlah ketrampilan yang dituntut pada setiap kelas sekolah dasar khusus pada membaca dalam hati, agar tujuan dapat dicapai. Kelas I a) Membaca tanpa bersuara, tanpa garakan-gerakan bibir, tanpa berbisik. b) Membaca tanpa gerakan-gerakan kepala Kelas II a) Membaca tanpa gerakan-gerakan bibir atau kepala. b) Membaca lebih cepat secara dalam hati tinimbang secara bersuara Kelas III a) Membaca dalam hati tanpa menunjuk-nunjuk dengan jari, tanpa gerakan bibir. b) Memahami bahan bacaan yang dibaca secara diam atau secara dalam hati itu. c) Lebih cepat membaca dalam hati dari pada membaca bersuara. Kelas IV a) Mengerti serta memahami bahan bacaan pada tingkat dasar. b) Kecepatan mata dalam membaca 3 kata per detik. Kelas V a) Membaca dalam dalam hati jauh lebih cepat tinimbang membaca bersuara. b) Membaca dengan pemahaman yang baik. c) Membaca tanpa gerakan-gerakan bibir atau kepala dan tidak menunjuk-nunjuk dengan jari tangan. d) Menikmati bahan bacaan yang dibaca dalam hati itu, senang membaca dalam hati. Kelas VI a) Membaca tanpa gerak-gerakan bibir, tanpa komat-kamit. b) Dapat mrenyesuaikan kecepatan membaca dengan tingkat kesukaran yang terdapat dalam bahan bacaan. c) Dapat membaca 180 patah kata dalam satu menit pada bacaan fiksi pada tingkat dasar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Membaca dibagi menjadi dua, yaitu membaca nyaring dan membaca dalam hati. Membaca dalam hati terdiri dari membaca ekstensif dan membaca intensif. Membaca ekstensif mencakup membaca survei, membaca sekilas, dan membaca dangkal. Sedangkan, membaca intensif mencakup membaca telaah isi (membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis, dan membaca ide-ide) dan membaca telaah bahasa (membaca bahasa dan membaca sastra).
Membaca dalam hati yang lancar sangat berguna bagi setiap orang yang ingin mencapai jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Cara membaca yang paling baik adalah membaca dalam hati.
B. Saran
Bila Anda ingin mengetahui isi buku secara cermat gunakanlah cara membaca dalam hati. Membaca buku untuk menyiapkan diri untuk tentamen maka membacanya haruslah benar-benar intensif. Bila buku itu Anda gunakan untuk mencari bahan tertentu untuk membuat skripsi, maka membaca itu hanya secara global. Anda harus menentukan cara mana yang akan Anda pakai untuk membaca buku itu. Maka mulailah dari sekarang untuk membaca dalam hati.
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung : Angkasa
Rooijakkers, Ad. 1995. Cara Belajar di Perguruan Tinggi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama