Pages

Sunday, November 08, 2015

Hikmah Di 10 Muharram

Tahun Baru Islam 1 Muharram 1436 H tahun 2014 adalah merupakan momentum yang tepat bagi umat islam untuk kembali merajut tali persatuan ukhuwah di kalangan Islam itu sendiri. Karena memang di dalam sejarah tahun baru islam tahun baru Hijriah ini adalah dimulai dan dihitung dari saat Hijrahnya Nabi Muhammad SAW ditetapkan sebagai permulaan Tarikh Islam (Tahun Hijriah).
Karena setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, dakwah Islam mulai mencapai kejayaannya yang gemilang. Kalau sebelum hijrah ummat Islam adalah golongan yang ditindas dan disiksa oleh kaum Musyrikin.
Maka setelah Nabi hijrah kaum muslimin telah mempunyai kedudukan yang kuat dan telah terbentuk sebuah negara Islam yang memiliki peraturan, pimpinan serta undang-undang tersendiri.
Sebagai umat Islam, dalam menyambut Tahun Baru Islam, kita harus merefleksikan dan mengaktualisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam perjalanan hijrah nabi secara kontekstual, yakni hijrah dari nilai-nilai yang buruk menuju penciptaan nilai yang lebih baik.
Tahun hijriyah ini sepatutnya umat Islam baik secara personal maupun kolektif , menjadikan hijrah sebagai suatu momentum memasuki tahun baru untuk melakukan perbaikan dalam kehidupan sosial menuju perbaikan sistem demi kebaikan dan kemaslahatan umat yang lebih luas, merubah sistem yang tiranik, fasad dan menindas. 
  1. Keutamaan & Kemuliaan Bulan Muharram
Bulan Muharram atau yang lebih dikenal masyarakat Jawa dengan nama Bulan Syuro adalah bulan pertama dalam kalender hijriyah. Tahun ini bulan Muharram jatuh pada tanggal 25 Oktober 2014. Bulan Muharram memiliki keagungan yang sangat tinggi dalam al-Qur’an dan as-Sunnah, bukanlah bulan yang mendatangkan bala (bencana) atau bulan sial, sebagaimana dipahami masyarakat awam.
Muharram berasal dari kata yang dalam Bahasa Indonesia artinya 'diharamkan' atau 'dipantang' yaitu dilarang melakukan peperangan atau pertumpahan darah. Makna tersebut menandakan bahwa bulan Muharram akan menjadi bulan yang damai bagi seluruh umat.
Momen tahun baru Islam merupakan sarana untuk memperkokoh ukhuwah Islamiah (persaudaraan) sehingga dapat menghindari perpecahan dan perbedaan pemahaman sesama umat Islam.
Kedatangan bulan Muharram juga menandai kebahagiaan bagi kaum dhuafa. Pada bulan ini umat Islam disunnahkan untuk memperbanyak sedekah dan menyantuni anak yatim.
Bulan ini adalah bulan di mana Allah muliakan dan Rasulullah serta para sahabatnya mengagungkannya. Sepatutnya juga kita mengagungkan bulan ini dengan meningkatkan ibadah dan amal shalih, baik secara kuantitas dan kualitas.
Berikut dalil yang menjelaskan akan keagungan kemuliaan bulan Muharram seperti yang tersebut di dalam Al-Qur'an surat At Taubah : 36 yang artinya :
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa."
Empat bulan mulia bulan haram tersebut adalah bulan Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab
  1. Amalan Di Bulan Muharram
Berikut beberapa amalan sunnah pada bulan Muharram seperti yang dikutip dilansir dari konsultasisyariah.com antara lain adalah sebagai berikut :
  1. Memperbanyak Puasa Di Bulan Muharram
Berikut ini adalah dalil disunnnahkannya merperbanyak puasa pada bulan muharram yaitu :
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sebaik-baik puasa setelah Ramadlan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram." (HR. Muslim).
Dari Ibn Abbas radliallahu ‘anhuma, beliau mengatakan : "Saya tidak pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memilih satu hari untuk puasa yang lebih beliau unggulkan dari pada yang lainnya kecuali puasa hari Asyura’, dan puasa bulan Ramadhan." (HR. Al Bukhari dan Muslim)
  1. Puasa Asyura’ (puasa tanggal 10 Muharram)
Hari 'Asyuro merupakan hari yang sangat dijaga keutamannya oleh Rasulullah, sebagaimana hadits dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau mengatakan, “Aku tidak pernah melihat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam begitu menjaga keutamaan satu hari di atas hari-hari lainnya, melebihi hari ini (yaitu hari ‘Asyuro) dan bulan yang ini (yaitu bulan Ramadhan).” (HR. Bukhari dan Muslim).
Pahala keutamaan puasa asyuro adalah sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadist yaitu Dari Abu Qatadah Al Anshari radliallahu ‘anhu, beliau mengatakan : Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya tentang puasa Asyura', kemudian beliau menjawab: "Puasa Asyura’ menjadi penebus dosa setahun yang telah lewat." (HR. Muslim dan Ahmad).
Puasa Asyura’ ini adalah merupakan kewajiban puasa pertama dalam islam, sebelum puasa Ramadhan.
  1. Memperbanyak Amalan Shalih dan Menjauhi Maksiat
Mengingat besarnya pahala yang diberikan oleh Allah melebihi bulan selainnya, hendaknya kita perbanyak amalan-amalan ketaatan kepada Allah pada bulan Muharram ini dengan membaca Al Qur’an, berdzikir, shadaqah, puasa, dan lainnya.
Selain memperbanyak amalan ketaatan, tak lupa untuk berusaha menjauhi maksiat kepada Allah dikarenakan dosa pada bulan-bulan haram lebih besar dibanding dengan dosa-dosa selain bulan haram.
Qotadah rahimahullah juga mengatakan, "Sesungguhnya kezaliman pada bulan-bulan haram lebih besar kesalahan dan dosanya daripada kezaliman yang dilakukan di luar bulan-bulan haram tersebut. Meskipun kezaliman pada setiap kondisi adalah perkara yang besar, akan tetapi Allah Ta’ala menjadikan sebagian dari perkara menjadi agung sesuai dengan kehendaknya."
  1. Muhasabah dan Introspeksi Diri
Hari berganti dengan hari dan bulan pun silih berganti dengan bulan. Tidak terasa pergantian tahun sudah kita jumpai lagi, rasa-rasanya sangat cepat waktu telah berlalu. Semakin bertambahnya waktu, maka semakin bertambah pula usia kita. Perlu kita sadari, bertambahnya usia akan mendekatkan kita dengan kematian dan alam akhirat.
Sebuah pertanyaan besar yang seharusnya terbetik pada hati dan pikiran kita "Semakin bertambah usia kita, apakah amal kita bertambah atau malah dosakah yang bertambah??!" Maka pertanyaan ini hendaknya kita jadikan alat untuk Muhasabah Dan Introspeksi diri kita masing-masing.
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu pernah mengatakan : "Tiada yang pernah kusesali selain keadaan ketika matahari tenggelam, masa hidupku berkurang, namun amalanku tidak bertambah."
Marilah kita di momentum Tahun Baru Islam 1 Muharram 1436 H ini kita bersama-sama mempersiapkan bekal untuk menuju perjalanan yang panjang di akhirat kelak dengan amalan-amalan shalih yang telah dicontohkan di dalam Al-Qur'an dan As Sunnah( Hadist).
Sudahkah kita siap untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatan yang telah kita perbuat di hadapan Allah kelak?
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya) :
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan setiap diri hendaklah memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)…" (QS. Al Hasyr: 18)
Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang tafsir ayat ini, “Yaitu, hendaklah kalian menghitung-hitung diri kalian sebelum kalian di-hisab (pada hari kiamat), dan perhatikanlah apa yang telah kalian persiapkan berupa amal kebaikan sebagai bekal kembali dan menghadap kepada Rabb kalian.”
Semoga Allah senantiasa memberikan kita taufik untuk tetap teguh berada di atas jalan kebenaran-Nya, bersegera untuk melakukan instrospeksi diri sebelum datang hari di-hisab-nya semua amalan, dan menjauhkan dari perbuatan maksiat yang bisa membuat noda hitam di hati kita.