RENANG
|
|
|
|
Induk organisasi
|
Federasi
Renang Internasional (FINA)
|
Data
lengkap
|
|
Kategori
|
Akuatik
|
Dipertandingkan di Olimpiade
|
sejak 1896
|
A.
Pengertian Renang
Renang adalah olahraga yang melombakan kecepatan atlet
renang dalam berenang. Gaya renang
yang diperlombakan adalah gaya bebas, gaya kupu-kupu, gaya punggung, dan gaya dada. Perenang yang memenangkan lomba
renang adalah perenang yang menyelesaikan jarak lintasan tercepat. Pemenang
babak penyisihan maju ke babak semifinal, dan pemenang semifinal maju ke babak
final.
Bersama-sama dengan loncat indah, renang indah, renang perairan terbuka, dan polo air, peraturan perlombaan renang ditetapkan
oleh badan dunia bernama Federasi Renang
Internasional (FINA). Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) adalah
induk organisasi cabang olahraga renang di Indonesia.
B.
Sejarah Renang
Renang telah dikenal sejah zaman pra-sejarah. Dari gambar-gambar yang
berasal dari zaman batu diketahui adanya gua-gua bagi para perenang di dekat
Wadi Sora sebelah barat daya Mesir. Di Jepang, renang adalah kemampuan yang
harus dimiliki oleh para samurai. Sejarah mencatat,
pertandingan renang pertama diselenggarakan oleh Kaisar Suigui pada 36 sebelum
Masehi.
Pertandingan renang yang memperebutkan gelar juara telah dimulai di Eropa
sekitar tahun 1800 dan sebagian besar menggunakan gaya dada. Renang gaya bebas
pertama kali dikenalkan oleh Arthur Trudgen. Gaya ini kemudian mulai
dikombinasikan dengan gaya kaki yang menendang oleh Richard Cavill pada 1902.
Di abad pertengahan, renang termasuk dalam tujuh kemahiran yang harus dimiliki
oleh para ksatria termasuk berenang dengan membawa senjata.
Olahraga renang pertama kali dipertandingkan dalam Olimpiade modern 1896 di Athena,
Yunani. Pada Olimpiade ini, hanya empat nomor yang dipertandingkan dari rencana
semula enam nomor. Masing-masing adalah nomor 100 meter, 500 meter, 1.200
meter, nomor bebas, dan 100 meter bagi para pelaut. Olimpiade kedua
diselenggarakan di Paris, Prancis pada 1900 dan mempertandingkan nomor 200 m,
1.000 m, 4.000 m, nomor bebas, 200 m gaya dada, dan 200 m nomor beregu.
Persatuan Renang Internasional (Federation Internationale De Natation De
Amateur/FINA) dibentuk tahun 1908 semula menetapkan, gaya kupu-kupu adalah
variasi gaya dada. Gaya ini baru menjadi gaya terpisah di tahun 1952. Wanita
baru diperkenankan ikut pertandingan renang pada Olimpiade 1912 di Stockholm,
Belanda.
Gaya bebas, yang kemudian disebut the trudgen, diperkenalkan pada tahun
1973 oleh John Arthur Trudgen, menirunya dari Orang Amerika
asli. Renang menjadi bagian dari pertandingan Olympiade modern yang
pertama tahun 1896 di Atena. Pada tahun 1902 the trudgen diperbaharui oleh
Richard Cavill, menggunakan sentakan mengibas. Pada tahun 1908, asosiasi renang
sedunia, Federasi Renang Amatir International (FINA/ Federation Internationale
de Natation de Amateur) dibentuk. Gaya kupu-kupu pertama kali merupakan variasi
dari gaya dada, sampai akhirnya ia diterima sebagai gaya yang terpisah pada
tahun 1952.
Era Olimpiade modern
setelah tahun 1896
Pertandingan Olimpiade dilangsungkan pada tahun 1896 di Athena. Kompetisi
khusus kaum pria (lihat juga renang pada olimpiade musim panas 1896). Enam
pertandingan telah direncanakan, namun hanya empat yang betul-betul
diselenggarakan: 100 m, 500 m, dan 1200 m gaya bebas dan 100 m untuk pelaut.
Medali emas pertama dimenangkan oleh Alfred Hajos dari Hungaria dengan catatan
waktu 1:22.20 untuk 100 m gaya bebas.
Hajos juga memenangkan pertandingan 1200 m, dan tidak mampu memenangkannya
pada 500 m, dimana dimenangkan oleh Paul Neumann dari Australia. Kompetisi
renang lainnya dari 100 m untuk para pelaut termasuk tiga pelaut Yunani di
Teluk Zea dekat Piraeus, dimulai dengan perahu dayung. Pemenangnya adalah
Ioannis Malokinis dengan catatan waktu dua menit dan 20 detik. Perlombaan 1500
m juga diadakan.
Pada tahun 1897 Kapten Henry Sheffield membuat kaleng penyelamat atau
silinder penyelamat, yang sekarang dikenal sebagai alat bantu penyelamat di
Baywatch. Bagian ujungnya membuatnya meluncur lebih cepat dipermukaan air,
meskipun itu dapat menyebabkan cidera. Pertandingan Olimpiade kedua
dilaksanakan di Paris tahun 1900 menampilkan 200 m, 1000 m, dan 4000 m gaya
bebas, 200 m gaya punggung, dan 200 m perlombaan beregu (lihat juga Renang pada
Olimpiade musim panas tahun 1900).
Ada dua tambahan pertandingan renang yang tidak biasa (meskipun cukup umum
pada waktu itu), hambatan pelaksanaan renang di sungai Seine (berenang bersama
arus), dan perlombaan renang didalam air. 4000 m gaya apa saja dimenangkan oleh
John Arthur Jarvis dengan catatan waktu dibawah satu jam, perlombangan renang
Olimpiade terpanjang yang pernah diadakan. Gaya punggung juga diperkenalkan
pada pertandingan Olimpiade di Paris, demikian juga halnya dengan polo air.
Klub Renang Osborne dari Manchester mengalahkan team klub dari Belgia, Perancis
dan Jerman dengan sangat mudah.
Gaya Trudgen dikembangkan oleh guru renang dan perenang Australia keturunan
Inggris bernama Richard (Fred, Frederick) Cabill. Seperti Trudgen, dia
memperhatikan penduduk asli dari kepulauan Solomon, menggunakan gaya bebas.
Namun berbeda dengan Trudgen, dia melihat tendangan mengibas, dan
mempelajarinya dengan seksama. Dia menggunakan sentakan mengibas yang baru ini
dari pada gaya dada atau tendangan menggunting dari Trudgen.
Dia menggunakan gerakan ini pada tahun 1902 di Kejuaraan Internasional di
Inggris untuk menciptakan rekor dunia yang baru dengan berenang di luar gaya
yang dilakukan oleh semua perenang Trudgen pada 100 yard dengan catatan waktu
0:58.4 (beberapa sumber mengatakan bahwa itu adalah anaknya dalam catatan waktu
0:58.8). dia mengajarkan gaya ini kepada keenam anaknya, masing-masing nantinya
menjadi perenang kejuaraan.
Teknik menjadi dikenal sebagai gaya bebas Australia hingga tahun 1950,
ketika ia diperpendek menjadi gaya bebas saja, secara teknik dikenal sebagai
front crawl. Olimpiade tahun 1904 di St. Louis meliputi perlombaan 50 yard, 100
yard, 220 yard, 440 yard, 880 yard dan satu mil gaya bebas, 100 yard gaya
punggung dan 440 yard gaya dada, dan 4*50 yard gaya bebas beranting (lihat juga
renang olimpiade musim panas tahun 1904).
Perlombaan ini membedakan antara gaya dada dengan gaya bebas, sehingga sekarang
ada dua gaya yang ditetapkan (gaya dada dan gaya punggung) dan gaya bebas,
dimana sebagian besar orang berenang dengan gaya Trudgen. Perlombaan ini juga
menggambarkan kompetisi untuk lompat jauh, dimana jarak tanpa berenang, setelah
melompat kedalam kolam renang diukur.
Pada tahun 1907 perenang Annette
Kellerman dari Australia mengunjungi Amerika Serikat sebagai
"penari balet dalam air", versi lain dari penyelarasan renang,
menyelam kedalam tangki gelas. Dia ditangkap karena mempertontonkan hal yang
tidak sopan, dimana baju renangnya menampakkan lengan, kaki dan leher.
Kellerman merubah baju renangnya menjadi berlengan panjang, celana yang
lebih panjang, serta kerah, namun tetap mempertahankan pakaian ketatnya yang
menampakkan bentuk tubuh di bawahnya. Dia kemudian membintangi beberapa film,
salah satunya tentang kehidupan pribadinya. Pada tahun 1908, asosiasi renang
dunia Federasi Renang Amatir Internasional (FINA/Federation Internationale de
Natation de Amateur) dibentuk.
Seiring dengan perkembangan olahraga renang, renang semakin popular.
Penggemar renang semakin bertambah. Bahkan, seringkali anak-anak diajarkan
renang pada usia sangat dini.
C. Macam-Macam
Gaya Renang
Dalam renang untuk rekreasi, orang berenang dengan gaya dada, gaya punggung, gaya bebas dan gaya kupu-kupu. Gaya renang yang dilombakan
dalam perlombaan renang adalah gaya kupu-kupu, gaya punggung, gaya dada, dan
gaya bebas. Dalam lomba renang nomor gaya bebas, perenang dapat menggunakan
berbagai macam gaya renang, kecuali gaya dada, gaya punggung, dan gaya
kupu-kupu. Tidak seperti halnya gaya dada, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu, Federasi Renang
Internasional tidak mengatur teknik yang digunakan dalam nomor
renang gaya bebas. Walaupun demikian, hampir semua
perenang berenang dengan gaya krol, sehingga
gaya krol (front crawl) digunakan hampir secara universal oleh perenang
dalam nomor renang gaya bebas.
Gaya
bebas
penggambaran gaya bebas
Gaya bebas adalah berenang dengan posisi dada
menghadap ke permukaan air. Kedua belah tangan secara bergantian digerakkan jauh ke depan dengan
gerakan mengayuh, sementara kedua belah kaki
secara bergantian dicambukkan naik turun ke atas dan ke bawah. Sewaktu berenang
gaya bebas, posisi wajah menghadap ke permukaan air. Pernapasan dilakukan saat lengan digerakkan ke
luar dari air, saat tubuh menjadi miring dan kepala berpaling ke samping.
Sewaktu mengambil napas,
perenang bisa memilih untuk menoleh ke kiri atau ke kanan. Dibandingkan gaya
berenang lainnya, gaya bebas merupakan gaya berenang yang bisa membuat tubuh
melaju lebih cepat di air.
Gaya bebas merupakan gaya yang tidak terikat dengan
teknik-teknik dasar tertentu. Gaya bebas dilakukan dengan beraneka ragam
gerakan dalam berenang yang bisa membuat perenang dapat melaju di dalam air.
Sehingga gerakan dalam gaya bebas bisa di gunakan oleh beberapa orang, baik
yang sudah terlatih maupun para pemula.
Gaya dada
penggambaran gaya dada
Gaya dada merupakan gaya berenang paling populer untuk
renang rekreasi. Posisi tubuh stabil dan kepala dapat berada di luar air dalam
waktu yang lama. Gaya dada atau gaya katak (gaya kodok) adalah berenang dengan
posisi dada menghadap ke permukaan air, namun berbeda
dari gaya bebas, batang tubuh selalu dalam keadaan tetap. Kedua belah kaki
menendang ke arah luar sementara kedua belah tangan diluruskan di depan. Kedua
belah tangan dibuka ke samping seperti gerakan membelah air agar badan maju
lebih cepat ke depan. Gerakan tubuh meniru gerakan katak
sedang berenang sehingga disebut gaya katak. Pernapasan dilakukan ketika mulut
berada di permukaan air, setelah satu kali gerakan tangan-kaki atau dua kali
gerakan tangan-kaki.[2].
Dalam pelajaran berenang, perenang pemula belajar gaya dada
atau gaya bebas. Di antara ketiga nomor renang resmi
yang diatur Federasi Renang
Internasional, perenang gaya dada adalah perenang yang paling lambat.
Gaya punggung
penggambaran gaya punggung
Sewaktu berenang gaya punggung, orang berenang dengan
posisi punggung
menghadap ke permukaan air. Posisi wajah berada di atas air
sehingga orang mudah mengambil napas. Namun perenang hanya dapat melihat atas
dan tidak bisa melihat ke depan. Sewaktu berlomba, perenang memperkirakan
dinding tepi kolam dengan menghitung jumlah gerakan.
Dalam gaya punggung, gerakan lengan dan kaki serupa dengan gaya bebas,
namun dengan posisi tubuh telentang di permukaan air.
Kedua belah tangan secara bergantian digerakkan menuju pinggang seperti gerakan
mengayuh. Mulut dan hidung berada di luar air sehingga mudah mengambil atau
membuang napas dengan mulut atau hidung.[2]
Sewaktu berlomba, berbeda dari sikap start
perenang gaya bebas, gaya dada, dan gaya kupu-kupu yang semuanya dilakukan di atas
balok start, perenang gaya punggung melakukan start dari dalam kolam. Perenang
menghadap ke dinding kolam dengan kedua belah tangan memegang besi pegangan.
Kedua lutut ditekuk di antara kedua belah lengan, sementara kedua belah telapak kaki bertumpu di dinding kolam.
Gaya punggung adalah
gaya berenang yang sudah dikenal sejak zaman kuno. Pertama kali diperlombakan
di Olimpiade Paris 1900,
gaya punggung merupakan gaya renang tertua yang diperlombakan setelah gaya
bebas
Gaya kupu-kupu
penggambaran gaya kupu-kupu
Gaya kupu-kupu atau gaya lumba-lumba adalah salah satu gaya
berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air. Kedua belah lengan secara bersamaan ditekan ke bawah dan digerakkan ke
arah luar sebelum diayunkan ke depan. Sementara kedua belah kaki secara
bersamaan menendang ke bawah dan ke atas seperti gerakan sirip
ekor ikan atau lumba-lumba. Udara dihembuskan kuat-kuat dari mulut
dan hidung sebelum kepala muncul dari air, dan udara
dihirup lewat mulut ketika kepala berada di luar air.[2].
Gaya kupu-kupu diciptakan tahun 1933,
dan merupakan gaya berenang paling baru. Berbeda dari renang gaya lainnya,
perenang pemula yang belajar gaya kupu-kupu perlu waktu lebih lama untuk
mempelajari koordinasi gerakan tangan dan kaki.
Berenang gaya kupu-kupu juga menuntut kekuatan yang lebih
besar dari perenang. Kecepatan renang gaya kupu-kupu didapat dari ayunan kedua
belah tangan secara bersamaan. Perenang tercepat gaya kupu-kupu dapat berenang
lebih cepat dari perenang gaya bebas. Dibandingkan dalam gaya berenang lainnya,
perenang gaya kupu-kupu tidak dapat menutupi teknik gerakan yang buruk dengan
mengeluarkan tenaga yang lebih besar.
Keselamatan Dalam
Berenang
Pendidikan keselamatan adalah suatu jenis pendidikan yang menelaah tentang
penanggulangan, pencegahan, dan penghindaran terhadap terjadinya kecelakaan dan
cedera. Hal ini bertujuan untuk keselamatan pribadi, orang lain, dan harta benda.
Selamat, artinya terhindar dari bencana, marabahaya, kecelakaan, atau tidak
mendapat hambatan dan gangguan fisik. Kecelakaan dapat terjadi di mana saja,
seperti di jalan raya, di tempat bermain, di tempat olahraga, di rumah, di
tempat tamasya, di pantai, di laut, di sungai, atau di kolam renang.
Oleh sebab itu, kita hendaknya mencegah atau menghindari kecelakaan. Hal
ini dilakukan karena mencegah lebih baik daripada mengobati. Kecelakaan di
dalam air banyak penyebabnya.
Beberapa penyebab kecelakaan di air, khususnva di sungai atau di kolam
renang adalah faktor keteledoran manusia. Hal ini disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan dan pemahaman, keterampilan, kehati-hatian, lalai atau lengah,
ceroboh, atau keadaan fisik dan mental yang kurang sehat.
Bahaya-bahaya yang sering terjadi di sungai atau kolam renang antara lain
disebabkan sebagai berikut.
a. Tidak melakukan
pemanasan (warming up) sebelum latihan berenang.
b. Tidak mematuhi
peraturan dan tata tertib di kolam renang.
c. Tidak menguasai
teknik berenang yang baik.
d. Terlalu lelah atau
terlalu lama berenang.
e. Belum sarapan (makan)
sebelum latihan renang.
f. Terlalu dekat waktu
makan dengan waktu berenang (sebaiknya 2 jam sebelum berenang harus sudah
makan).
g. Sarana dan prasarana
kolam yang kurang memadai, dan lain sebagainya.
Berbagai macam kecelakaan atau cedera yang sering menimpa seorang siswa atau atlet yang sedang berenang dikolam renang, antara lain sebagai berikut.
a. Kejang-kejang otot (kram), seperti otot tungkai/kaki, otot lengan, dan otot perut.
b. Keseleo persendian, pergelangan kaki (engkel joint), persendian dengkul (knee joint), persendian bahu (solder joint), pergelangan tangan (wrist joint), dan tulang belakang.
c. Luka, baik luka dalam maupun luka luar yang diakibatkan oleh benturan dengan sesama perenang, alat pemisah kolam, dan sisi kolam (dinding) atau lantai kolam (jika dangkal).
d. Pingsan akibat kelelahan.
e. Tidak dapat berenang sehingga terlalu banyak minum air kolam. Penyebab lainnya, terutama penyakit yang diderita atau yang tidak terduga lainnva.
Hal yang harus diperhatikan agar terhindar dari kecelakaan saat berada di kolam renang, antara lain sebagai berikut.
a. Lakukan pemanasan yang cukup (waming up) sebelum latihan berenang.
b. Mematuhi peraturan dan tata tertib di kolam renang.
c. Menguasai salah satu reknik berenang atau minimal teknik mengapung di air.
d. Melakukan sarapan atau makan minimal 2 jam sebelum latihan berenang.
e. Menggunakan peralatan berenang yang baik.
f. Berhati-hati jika memiliki kelainan fisik yang berbahaya. .
g. Menghindari latihan renang yang berlebihan atau terlalu lelah.
ada pun,,:
Berbagai macam kecelakaan atau cedera yang sering menimpa seorang siswa atau atlet yang sedang berenang dikolam renang, antara lain sebagai berikut.
a. Kejang-kejang otot (kram), seperti otot tungkai/kaki, otot lengan, dan otot perut.
b. Keseleo persendian, pergelangan kaki (engkel joint), persendian dengkul (knee joint), persendian bahu (solder joint), pergelangan tangan (wrist joint), dan tulang belakang.
c. Luka, baik luka dalam maupun luka luar yang diakibatkan oleh benturan dengan sesama perenang, alat pemisah kolam, dan sisi kolam (dinding) atau lantai kolam (jika dangkal).
d. Pingsan akibat kelelahan.
e. Tidak dapat berenang sehingga terlalu banyak minum air kolam. Penyebab lainnya, terutama penyakit yang diderita atau yang tidak terduga lainnva.
Hal yang harus diperhatikan agar terhindar dari kecelakaan saat berada di kolam renang, antara lain sebagai berikut.
a. Lakukan pemanasan yang cukup (waming up) sebelum latihan berenang.
b. Mematuhi peraturan dan tata tertib di kolam renang.
c. Menguasai salah satu reknik berenang atau minimal teknik mengapung di air.
d. Melakukan sarapan atau makan minimal 2 jam sebelum latihan berenang.
e. Menggunakan peralatan berenang yang baik.
f. Berhati-hati jika memiliki kelainan fisik yang berbahaya. .
g. Menghindari latihan renang yang berlebihan atau terlalu lelah.
ada pun,,:
A. Keselamatan Di Air
Hal yang mendasar dalam kegiatan pembelajaran aktivitas air agar tidak
terjadi kecelakaan maka usaha-usaha pencegahan, kewaspadaan dan antisipasi
perlu ditekankan dalam kegiatan pembelajaran pada siswa. Hal ini harus
ditekankan kepada siswa, baik saat belum berada di air atau bahkan saat di
dalam air. Kemampuan untuk mengapung, meluncur, berputar haluan, terjun,
menekuk tubuh, menyelam, timbul, dan berputar di tempat dalam keadaan tanpa
berat dapat membawa kesenangan tersendiri untuk merasa nyaman di air bagaikan
merasa di rumah sendiri. Kemampuan itulah yang harus dikuasai sebelum belajar
renang.
Pada umumnya, orang yang dapat mengatasi berbagai kondisi di air akan lebih
aman dari pada orang yang tidak dapat berenang. Namun demikian, bukan berarti
seoraang perenang tidak dapat tenggelam. Bahkan perenang terbaik sekalipun akan
menghadapi kesulitan dalam situsi dimana dirinya cidera atau sangat lelah
sehingga dapat tenggelam..
Keselamatan jiwa anak merupakan faktor utama yang perlu diperhatikan oleh guru. Untuk itu, sejak awal kepada siswa harus diajarkan tata cara memasuki daerah kolam renang/danau/sungai/lingkungan yang dituju. Baik aturan oleh guru maupun peraturan lingkungan kolam. Ketakutan yang berlebihan terhadap air tidak ada gunanya, tetapi rasa segan terhadap hukum-hukum fisik yang mengatur air tersebut sangat diperlukan. Hati-hati merupakan kunci dari keselamatan, berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam aktivitas di air:
Keselamatan jiwa anak merupakan faktor utama yang perlu diperhatikan oleh guru. Untuk itu, sejak awal kepada siswa harus diajarkan tata cara memasuki daerah kolam renang/danau/sungai/lingkungan yang dituju. Baik aturan oleh guru maupun peraturan lingkungan kolam. Ketakutan yang berlebihan terhadap air tidak ada gunanya, tetapi rasa segan terhadap hukum-hukum fisik yang mengatur air tersebut sangat diperlukan. Hati-hati merupakan kunci dari keselamatan, berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam aktivitas di air:
1.Jangan berenang sendirian. Aktivitas di air perlu di dampingi seseorang
untuk dimintai pertolongan dalam keadaan darurat.
2.Kenali daerah di mana akan melakukan aktivitas di air, seperti kedalaman
air karena bahaya-bahaya tersembunyi tidak terlihat dari atas permukaan air.
3.Jangan memasukkan sesuatu/makanan di mulut sewaktu berenang. Pola
pernafasan dalam renang memerlukan kerongkongan dan mulut yang kosong.
4.Hindari makan besar dalam rentang satu jam sebelumnya untuk melakukan
aktivitas renang.
5.Jangan berlari-larian, dorong-dorongan atau kuda-kudaan di tepi kolam.
Daerah pelataran kolam biasanya basah, licin, dan kecelakaan dapat dengan mudah
terjadi.
Untuk membantu berlatih akitivitas air khususnya pembelajaran renang
dibutuhkan alat-alat, seperti: papan pelampung (kickboard), sabuk pelampung
(float belt), pelampung kaki (pull buoy atau leg float), masker (Mask),
snorkel, kacamata renang (goggles), penjepit hidung (noseclip), sepatu katak
(fins) dan kaos kaki, stopwatch, dan sebagainya. Dari beberapa alat tersebut
yang dominan dan dipergunakan untuk berlatih yaitu; kacamata renang, papan
pelampung, fins dan pelampung kaki.
D. Manfaat Berenang
Berenang adalah salah satu jenis olahraga yang mampu
meningkatkan kesehatan seseorang yang juga merupakan olahraga tanpa gaya
gravitasi bumi (non weight barring). Berenang terbilang minim risiko cedera
fisik karena saat berenang seluruh berat badan ditahan oleh air atau mengapung.
Selain itu berenang merupakan olahraga yang paling dianjurkan bagi mereka yang
kelebihan berat badan (obesitas), ibu hamil dan penderita gangguan persendian
tulang atau arthritis. Berenang memiliki banyak manfaat yang dapat dirasakan
apabila kita melakukannya secara benar dan rutin.
Manfaat tersebut antara lain :
1. Membentuk otot
Saat berenang, kita menggerakkan hampir keseluruhan
otot-otot pada tubuh, mulai dari kepala, leher, anggota gerak atas, dada,
perut, punggung, pinggang, anggota gerak bawah, dan telapak kaki. Saat bergerak
di dalam air, tubuh mengeluarkan energi lebih besar karena harus ‘melawan’
massa air yang mampu menguatkan dan melenturkan otot-otot tubuh.
2. Meningkatkan kemampuan fungsi jantung dan paru-paru
Gerakan mendorong dan menendang air dengan anggota tubuh
terutama tangan dan kaki, dapat memacu aliran darah ke jantung, pembuluh darah,
dan paru-paru. Artinya, berenang dapat dikategorikan sebagai latihan aerobik
dalam air.
3. Menambah tinggi badan
Berenang secara baik dan benar akan membuat tubuh tumbuh
lebih tinggi (bagi yang masih dalam pertumbuhan tentunya).
Sangat dianjurkan bagi orang yg terkena penyakit asma untuk
berenang karena sistem crdiovaskular dan pernafasan dapat menjadi kuat.
Penapasan kita menjadi lebih sehat, lancar, dan bisa pernafasan menjadi lebih
panjang.
5. Membakar kalori lebih banyak
Saat berenang, tubuh akan terasa lebih berat bergerak di
dalam air. Otomatis energi yang dibutuhkan pun menjadi lebih tinggi, sehingga
dapat secara efektif membakar sekitar 24% kalori tubuh.
6. Self safety
Dengan berenang kita tidak perlu khawatir apabila suatu
saat mengalami hal-hal yang tidak diinginkan khususnya yang berhubungan dengan
air (jatuh ke laut dll).
7. Menghilangkan stres.
Secara psikologis, berenang juga dapat membuat hati dan
pikiran lebih relaks. Gerakan berenang yang dilakukan dengan santai dan
perlahan, mampu meningkatkan hormon endorfin dalam otak. Suasana hati jadi
sejuk, pikiran lebih adem, badan pun bebas gerah.
Sebelum berenang, ag tubuh tidak ‘kaget’, dianjurkan
melakukan gerakan pemanasan untuk mencegah kram otot sekaligus juga berfungsi
untuk meningkatkan suhu tubuh dan detak jantung secara bertahap dan juga
lakukan pendinginan setelah selesai berenang agar suhu tubuh dan detak jantung
tidak menurun secara drastis dengan cara berenang perlahan-lahan selama 5
menit.
Untuk pemanasan dapat dimulai dengan melakukan
gerakan-gerakan ringan, seperti mengayunkan tangan dan kaki atau berjalan-jalan
di sekitar kolam renang selama 10-15 menit. Lalu secara bertahap mulailah
dengan satu putaran menyeberangi kolam, lalu istirahatlah selama 30 detik
beberapa kali dan puncaknya berenang selama 20-40 menit tanpa henti. Setelah
beberapa minggu, latihan bisa ditingkatkan. Sebaiknya, berganti-ganti gaya
renang supaya semua otot terlatih.
Satu-satunya ‘kekurangan’ dari jenis olahraga ini adalah
ternyata kurang menguntungkan bagi kesehatan tulang. Ketiadaan gaya gravitasi
bumi saat berenang justru berpengaruh buruk pada massa tulang. Untuk
mengatasinya, Anda dapat menyelinginya dengan olahraga lain, seperti joging,
berjalan kaki, atau bersepeda.
E. Fasilitas dan Peralatan
1. Kolam Renang
1. Panjang kolam renag 50 meter dan lebarnya 21
meter.
2. Dinding harus vertical dan sejajar.
3. Banyaknya lintasan adalah 8 dan masing-masing
lintasan lebarnya 2,5 meter.
4. Kedalaman air minimum 1,80 meter untuk
perlombaan. Suhu air berkisar antara (23-25)o Celsius.
5. Tempat Start tidak boleh licin dan kemiringannya
tidak boleh lebih darih 10 derajat.
6. Garis-garis tanda lintasan dapat di buat di
dasar kolam untuk memberi petunjuk pada perenang.
2. Lintasan
Lebar lintasan paling sedikit 2,5 m dengan jarak paling
sedikit 0,2 m di luar lintasan pertama dan lintasan terakhir.Masing-masing
lintasan dipisahkan dengan tali lintasan yang sama panjang dengan panjang
lintasan.
Tali lintasan terdiri dari rangkaian pelampung berukuran
kecil pada seutas tali yang panjangnya sama dengan panjang lintasan. Pelampung
pada tali lintasan dapat berputar-putar bila terkena gelombang air. Tali
lintasan dibedakan menurut warna: hijau untuk lintasan 1 dan 8, biru
untuk lintasan 2, 3, 6, dan 7, dan kuning untuk lintasan 4 dan
5.
Perenang diletakkan di lintasan berdasarkan catatan waktu
dalam babak penyisihan (heat). Di kolam berlintasan ganjil, perenang
tercepat diunggulkan di lintasan paling tengah. Di kolam 8 lintasan, perenang
tercepat ditempatkan di lintasan 4 (di lintasan 3 untuk kolam 6 lintasan).
Perenang-perenang dengan catatan waktu di bawahnya secara berurutan menempati
lintasan 5, 3, 6, 2, 7, 1, dan 8.
3. Pengukur waktu
Dalam perlombaan internasional atau perlombaan yang
penting, papan sentuh pengukur waktu otomatis dipasang di kedua sisi dinding
kolam. Tebal papan sentuh ini hanya 1 cm. Perenang mencatatkan waktunya di
papan sentuh sewaktu pembalikan dan finis. Papan sentuh pengukur waktu produksi
Omega mulai dipakai di Pan-American
Games 1967 di Winnipeg, Kanada.
4. Balok start
Di setiap balok start terdapat pengeras suara untuk menyuarakan tembakan pistol
start dan sensor pengukur waktu yang memulai catatan waktu ketika perenang
meloncat dari balok start.
Tinggi balok start antara 0,5 m hingga 0,75 dari permukaan
air. Ukuran balok start adalah 0,5 x 0,5 m, dan di atasnya dilapisi bahan
antilicin. Kemiringan balok start tidak melebihi 10°.
F. Peraturan
Pada nomor renang gaya kupu-kupu, gaya dada, dan gaya
bebas, perenang melakukan posisi start di atas balok start. Badan dibungkukkan
ke arah air dengan lutut sedikit ditekuk.
Pada nomor gaya punggung, posisi start dilakukan di dalam
air dengan badan menghadap ke dinding kolam. Kedua tangan memegang pegangan besi pada balok start, sementara kaki
bertumpu di dinding kolam, dan kedua lutut ditekuk di antara kedua lengan.
Posisi start gaya punggung juga dipakai oleh perenang pertama dalam gaya ganti
estafet.
Wasit start memanggil para perenang dengan tiupan peluit panjang untuk naik ke atas balok start (bersiap di
dalam air untuk gaya punggung dan gaya ganti estafet). Perenang berada dalam
posisi start setelah aba-aba Siap ((Take your marks dalam bahasa
Inggris) diteriakkan oleh wasit start. Start dinyatakan tidak sah bila perenang
meloncat dari balok start sebelum ada aba-aba. Hingga tembakan pistol start dimulai,
tubuh perenang harus dalam keadaan diam.
G. Nomor Perlombaan
Perlombaan renang terdiri dari nomor-nomor perlombaan
menurut jarak tempuh, jenis kelamin, dan empat gaya renang (gaya bebas, gaya kupu-kupu, gaya punggung, dan gaya dada). Nomor-nomor renang putra dan putri
yang diperlombakan dalam Olimpiade:
- Gaya bebas: 50 m, 100 m, 200 m, 400 m, 800
m (putri), 1500 m (putra)
- Gaya kupu-kupu: 100 m, 200 m
- Gaya punggung: 100 m, 200 m
- Gaya dada: 100 m, 200 m.
- Gaya
ganti perorangan: 200 m dan 400 m
- Gaya ganti estafet: 4 x 100 m
- Gaya bebas estafet: 4 x 100 m, 4 x
200 m
- Marathon 10 km.
Federasi Renang
Internasional mengakui rekor dunia putra/putri untuk nomor-nomor
renang:
- Gaya bebas: 50 m, 100 m, 200 m,
400 m, 800 m, 1500 m
- Gaya punggung: 50 m, 100 m, 200 m
- Gaya dada: 50 m, 100 m, 200 m
- Gaya kupu-kupu: 50 m, 100 m, 200 m
- Gaya ganti perorangan: 100 m
(hanya lintasan pendek), 200 m, 400 m
- Gaya bebas estafet: 4×100 m, 4×200
m
- Gaya ganti estafet: 4×100 m.
Pada nomor gaya
ganti perorangan, seorang perenang memakai keempat gaya secara
bergantian untuk satu putaran, dengan urutan: gaya kupu-kupu, gaya punggung,
gaya dada, dan gaya bebas. Pada nomor renang gaya ganti perorangan 100 m,
perlombaan diadakan di kolam renang lintasan pendek 25 m.
Pada nomor 4 x 100 m gaya ganti estafet, satu
regu diwakili empat orang perenang yang masing-masing berenang 100 m. Perenang
pertama memulai dengan renang gaya punggung, dilanjutkan perenang gaya dada,
perenang gaya kupu-kupu, dan diakhiri oleh perenang gaya bebas.
H. Pakaian
Federasi Renang Internasional memiliki daftar
merek dan tipe pakaian
renang yang disetujui dalam perlombaan renang.[10] Perenang dibolehkan memakai topi
renang dan kacamata
renang. Perenang berkacamata dapat memilih untuk mengenakan kacamata
renang minus, atau mengenakan lensa kontak bersama kacamata renang normal.
Perenang tidak dibolehkan memakai alat atau
pakaian renang yang dapat memengaruhi kecepatan, daya apung, atau ketahanan
selama berlomba, misalnya sarung tangan
berselaput, kaki
katak, sirip, dan sebagainya.
I.
Perkembangan renang di Indonesia
Sejak sebelum kemerdekaan, di negara kita telah ada beberapa kolam renang
yang indah dan baik. Akan tetapi pada waktu itu, kesempatan bagi orang-orang
Indonesia untuk belajar berenang tidak mungkin. Hal ini disebabkan setiap kolam
renang yang dibangun hanyalah diperuntukkan bagi para bangsawan dan penjajah
saja.
Memang waktu itu ada juga kolam renang yang dibuka bagi masyarakat banyak,
akan tetapi harga tiket masuk sedemikian tingginya, sehinggara para pengunjung
tertentu tidak bisa membayar tiket masuk untuk berenang.
Salah satu dari sekian banyak kolam renang yang dibangun setelah tahun 1900
adalah kolam renang Cihampelas di Bandung yang didirikan pada tahun 1904.
Sesuai dengan tempat kelahiran kolam renang Cihampelas, maka awal dari kegiatan
olahraga renang di Indonesia dapat dikatakan mulai dari Bandung.
Pertama-tama berdiri perserikatan berenang diberi nama Bandungse Zwembond
atau Perserikatan Berenang Bandung, didirikan pada tahun 1917, perserikatan ini
membawahi 7 perkumpulan yang diantaranya adalah perkumpulan renang di
lingkungan sekolah seperti halnya OSVIA, MULO dan KWEEKSCHOOL.
Selain Bandung, Jakarta dan Surabaya juga mendirikan
perkumpulan-perkumpulan berenang dalam tahun yang sama. Kemudian barulah di
tahun 1918 berdiri West Java Zwembond atau Perserikatan Berenang Jawa barat dan
pada tahun 1927 berdiri pula Oost Java Zwembond atau Perserikatan Berenang Jawa
Timur yang beranggotakan kota-kota seperti : Malang, Surabaya, Pasuruan, Blitar
dan Lumajang. Sejak saat itu pula mulai diadakan pertandingan maupun antar
daerah. Bahkan kejuaraan-kejuaraan itu, rekor-rekornya juga menjadi rekor di
negeri Belanda.
Dalam tahun 1934, peloncat indah masing-masing Haasman dan Van de Groen,
berhasil keluar sebagai juara pertama dan kedua dalam nomor-nomor papan 3 meter
dan menara. Pada Far Eastern Games di Manila, Philipina (kini kegiatan itu
berkembang menjadi Asian Games sejak tahun 1951). Kedua peloncat itu juga
menjadi utusan Hindi Belanda.
Di tahun 1936, Pet Stam seorang Hindia Belanda berdasarkan rekornya 0:59.9
untuk 100 meter gaya bebas yang dicatat di kolam renang Chiampelas Bandung,
berhasil dikirim untuk ambil bagian dalam Olimpiade Berlin atas nama negeri
Belanda. Dua orang peloncat indah masing-masing Haasman di bagian putera dan
Kiki Heckle turut pula ambil bagian dalam Olimpiade Berlin, dimana peloncat
putri menduduki urutan ke 8.
Hingga tahun 1940, Nederlands Indishce Zwembond atau NIZB telah
beranggotakan 12.00 perenang. Pada zaman pendudukan Jepang tahun 1943 - 1945,
kesempatan untuk bisa berenang bagi bangsa Indonesia semakin besar. Oleh karena
pemerintahan pendudukan Jepang, membuka seluruh kolam renang di tanah air untuk
masyarakat umum. Periode tahun 1945, perkembangan olahraga renang di tanah air
praktis menurun, karena saat itu bangsa Indonesia dalam kancah perjuangan
melawan penjajah.
Hingga tanggal 20 Maret 1951, dunia renang Indonesia praktis berada di
bawah pimpinan Zwembond Voor Indonesia (ZBVI) dan kemudian sejak tanggal 21
Maret 1951 lahirlah Persatuan Berenang Seluruh Indonesia yang kemudian
disingkat PBSI. Kongresnya yang pertama di Jakarta, berhasil mengukuhkan Ketua
yang pertama, Prof. dr. Poerwo Soedarmo, dibantu oleh wakil ketua, sekretaris,
bendahara dan komisi teknik.
Sejak saat itu, olahraga renang Indonesia setahap demi setahap maju dan
berkembang serta selanjutnya dalam tahun 1952, PBSI menjadi anggota resmi dari
Federasi Renang Dunia - FINA (singkatan dari Federation Internationale de
Nation). dan International Olympic
Hingga tahun 1952 telah terdaftar sebanyak 29 perkumpulan, tergabung dalam
PBSI. Oleh karena itu kemudian didirikan top-top organisasi olahraga berenang
di tingkat daerah. Perkembangan olahraga berenang di Indonesia kian hari kian
berkembang, hal ini ditandai dengan penyelenggaraan perlombaan renang hampir
setiap tahun di tingkat nasional. Begitu pula halnya dalam setiap pelaksanaan
Pekan Olahraga Nasional (PON), cabang olahraga renang menjadi nomor-nomor
utama.
Dengan makin berkembangnya prestasi olahraga renang di Indonesia pada tahun
1952, Indonesia mengirimkan duta-duta renangnya ke arena Olympiade di Helsinki,
kemudian tahun 1953 kembali Indonesia ambil bagian dalam Youth Festival di
Bukarest. Pada tahun 1954 regu polo air Indonesia dikirim untuk mengikuti Asian
Games ke II di Manila, Philipina.
Pada tahun 1954, berlangsung kongres PBSI ke II, diselenggarakan di Bandung
dengan menghasilkan susunan pengurus yang diketuai oleh D. Seoprajogi, ditambah
satu sekretaris, bendahara dan 3 komisi teknik. Kongres PBSI yang ke III
diselenggarakan di Cirebon, dimana dalam kongres ini memilih kembali
kepengurusan baru yang ketuanya masih tetap di jabat D. Soeprajogi, ditambah 3
pengurus lainnya.
Untuk ke IV kalinya PBSI menyelenggarakan kongres pada tahun 1957 di
Makasar (sekarang Ujung Pandang) Kongres ini menghasilkan beberapa keputusan,
diantaranya memilih susunan kepengurusan yang baru dengan ketua D. Soeprajogi.
Kemudian atas permintaan peserta kongres istilah persatuan dalam singkatan
PBSI, diganti menjadi Perserikatan. Dengan demikian PBSI dalam hal ini menjadi
singkatan dari Perserikatan Berenang Seluruh Indonesia.
Di tahun 1959 diadakan Kejuaraan Nasional Renang. Kejuaraan ini untuk pertama
kalinya mengadakan pemisahan antara Senior dan Junior di Malang, Jawa Timur.
Berlangsung pula kongres PBSI ke V, dimana pada kongres itu disamping memilih
kepengurusan baru yang ketuanya masih tetap dipercayakan kepada D. Soeprajogi,
juga kongres ini merubah nama Perserikatan Berenang Seluruh Indonesia (PBSI)
menjadi Perserikatan Renang Seluruh Indonesia (PRSI).
Perubahan ini timbul dengan pertimbangan bahwa terdapatnya dua induk
organisasi olahraga yang mempunyai singkatan sama PBSI. Selain cabang olahraga
renang, singkatan ini juga digunakan oleh Persatuan Bulutangkis Seluruh
Indonesia. Pada Kongres di Malang Jawa Timur Ketua PRSI, D. Soeprajogi di
dampingi oleh 2 wakil ketua, dua sekretaris, bendahara, pembantu umum ditambah
komisi teknik dengan 2 orang anggota.
emajuan olahraga renang secara keseluruhan berkembang kian pesat dan dalam
tahun 1962, berhasil menampilkan nama-nama besar seperti Achmad Dimyati,
Mohamad Sukri di bagian putera, sementara Iris, Tobing, Lie Lan Hoa, Eny
Nuraeni serta banyak lagi di bagian puteri. Dalam tahun 1963 di Jakarta,
kembali PRSI menyelenggarakan kongres dan berhasil menyusun kepengurusan baru
dengan ketua umum D. Soeprajogi. Selanjutnya di dampingi 3 orang ketua, 2 orang
renang, loncat indah dan polo air.
Keputusan lain yang diperoleh dalam kongres PRSI ke VI itu adalah merubah
kembali istilah \"Persatuan\". Hingga sekarang PRSI merupakan singkatan dari
Persatuan Renang Seluruh Indonesia. Meskipun dalam falsafahnya bahwa olahraga
itu tidak bisa dikaitkan dengan politik. Namun dalam kenyatannya perkembangan
politik di dalam negeri pada waktu itu membawa pengaruh besar terhadap
perkembangan olahraga.
Pada tahun 1963 Indonesia harus mengundurkan diri dari pesta olahraga
GANEFO, dimana pesertanya ada beberapa negara yang memang belum menjadi anggota
FINA. Untuk menghindarkan kemungkinan adanya skorsing, Indonesia dalam hal ini
PRSI mengambil langkah pengunduran diri sebagai anggota FINA. Pada tahun 1966,
Indonesia kembali menjadi anggota FINA. Pada tahun itu Indonesia mengambil
bagian dalam Asian Games ke V di Bangkok.
Musyawarah PRSI ke VII berlangsung kembali di Jakarta pada tanggal 24 - 27
April 1968. Salah satu keputusannya mengukuhkan kepengurusan baru PRSI dengan
ketua umum tetap dipercayakan kepada D. Soeprayogi, di tambah dengan 2 orang
ketua, 2 sekretaris, bendahara dan panitia teknik yang terdiri atas 3 orang
masing-masing untuk renang, loncat indah dan polo air.
J. Prestasi Renang
Indonesia dalam Kejuaraan Dunia Internasional
Prestasi peneran Indonesia baik di tingkat Nasional maupung di tingkat
Internasional sangat kurang. Menurut pengamat olahraga nasional mengenai
penyebab menurunnya prestasi renang, wartawan tabloid olahraga “Bola”, Ignatius
Sunito dan para pengamat olah raga lainnya mengatakan kalau masalah dana adalah
penyebab utamanya. Terbatasnya dana membuat PRSI kesulitan untuk melaksanakan
kompetisi renang tingkat nasional seperti dulu lagi, kurangnya rasa
nasionalisme pemain, kurangnya manajemen dalam Official, kurangnya disiplin .
Atlet renang Indonesia pernah mencapai prestasi yang membawa nama bangsa
harum di dunia Internasional. Pada tahun 1977 sampai tahun 2003, renang
Indonesia mampu mengharumkan nama bangsa, baik itu di tingkat Asean maupun
Asia. Setelah itu, tidak ada satupun medali dan juga prestasi yang diperoleh
dari olahraga air ini.
Sebenarnya ada banyak atlet renang Indonesia yang sudah berpengalaman di
ajang pertadingan nasional, provinsi, maupun kabupaten. Seperti : Glenn Victor,
Priadi Fauzi, Guntur Pratama Putra, dan Nicko yang berhasil meraih medali emas
dengan catatan waktu 3 menit 47 detik. Pada Kejuaraan Renang Hongkong Open,
Indonesia meraih tiga medali emas dan dua perak. Medali emas selain dari nomor
4 x 100 meter gaya ganti juga dari GlennVictor untuk nomor 50 meter gaya kupu,
dan Siman Sudartawan untuk nomor 50 meter gaya punggung. Medali perak diraih
oleh Guntur Pratama Putra nomor 59 meter gaya kupu dan Glenn Victor untuk nomor
100 meter gaya punggung.
Tim renang Indonesia kembali akan mengikuti kejuaraan dunia di Singapura
pada pertengahan Oktober 2010, sebelum tampil pada pesta olahraga multievent
antarnegara Asia di China mendatang.
Pada Asian Games mendatang, Indonesia menargetkan dua medali perunggu,
yaitu dari nomor 4 x 100 meter gaya ganti dan 50 meter gaya dada atas nama
Indra Gunawan.