Friday, December 11, 2015

4:46:00 PM
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Titanium dioxide (TiO2) merupakan bahan yang memiliki konstanta dielektrik tinggi. Salah satu manfaat dari bahan yang memiliki konstanta dielektrik tinggi yaitu dapat mencegah kebocoran arus. Aplikasi dibidang elektronika yang menggunakan TiO2 yaitu mikroelektronik diantaranya elektrokhromik, photokatalistik dan sensor  (Sotter, dkk., 2005). TiO2 yang didoping dengan logam Fe, Nb, dan Ce dapat dimanfaatkan sebagai sensor gas. Fabrikasi TiO2 yang paling dasar untuk aplikasi tersebut adalah dalam bentuk film tipis. Fabrikasi film tipis pada saat ini memiliki kegunaan yang begitu luas, mengingat sifat-sifat bahan dari film tipis dapat dimodifikasi sesuai dengan divais yang diinginkan.
Sekarang ini banyak metode yang digunakan dalam penumbuhan film tipis antara lain Chemical Vapor Deposition (CVD), Pulse Laser Ablation Deposition (PLAD), Solution Gelation (Sol-Gel), Metal Organic Chemical Vapor Deposition (MOCVD) dan Sputtering
 (Iriani, dkk., 2005 dan  Bilalodin, 2004). Salah satu metode yang memiliki kontrol baik pada stokiometri, mudah dibuat dan dapat dilakukan pada suhu kamar adalah metode CVD. Metode yang termasuk dalam metode CVD yang sering digunakan yaitu metode spin coating. Spin coating merupakan metode penumbuhan film tipis pada substrat dengan cara meneteskan cairan kemudian diputar dengan kecepatan konstan (May, Gary, Light Leigh, Elshazly Dina. 1999) .
Spin coating dapat digunakan untuk menumbuhkan film tipis dielektrik dengan kualitas yang baik dan murah. Kualitas film tipis yang ditumbuhkan dengan metode ini sangat peka terhadap parameter fabrikasi yang digunakan, antara lain pelarut, substrat dan temperatur annealing (M. M. Hasan, A. S. M. A. Haseeb, R. Saidur, and H. H. Masjuki 2008). Namun hasil sebaran larutan film tipis sebagian tidak merata pada semua bagian substrat sehingga ketebalannya juga berbeda-beda akibat dari perputaran pada saat meneteskan cairan pada substrat. Oleh karena itu perlu dicari kecepatan putaran (ω) spin coating untuk menghasilkan sebaran film tipis yang merata.
Metode pengukuran sebaran ketebalan film tipis yang sering digunakan sekarang ini yaitu Ellipsometri, Reflectance Spectroscopy, Scanning Electron Microscopy (SEM) dan Interferometer Michelson. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah interferometer Michelson karena biaya yang cukup murah dan mudah penggunaannya daripada metode lainnya (Sulastri Sri, Ahmad Marzuki, Riyanto. 2010). menggunakan prinsip dasar interferensi pembagi amplitudo. Hasil dari interferometer Michelson berupa pola gelap terang. Dari pola gelap terang tersebut diperoleh informasi tentang sebaran ketebalan film tipis.
Fabrikasi film tipis TiO2 doping Fe menggunakan metode spin coating. Film tipis dibuat dengan memvariasikan kecepatan putaran spin coating untuk mendapatkan sebaran film yang merata. Penentuan sebaran film tipis dalam penelitian ini menggunakan Interferometer Michelson.
1.2. Rumusan Masalah
            Penentuan nilai kecepatan putaran (ω) optimum dari spin coating untuk menghasilkan film tipis TiO2 doping Fe dengan sebaran  ketebalan yang merata dengan menggunakan Interferometer Michelson

1.3. Batasan Masalah
1. Lapisan tipis yang digunakan adalah larutan TO2:Fe dengan subtrat kaca.
2. Pembuatan lapisan tipis dengan metode spin coating dengan kecepatan putaran 200 rpm,300 rpm,400 rpm dan 500 rpm.
3. Pengukuran sebaran ketebalan lapisan tipis dengan metode interferometrik
    menggunakan interferometer Michelson.

1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang akan dilakukan yaitu menentukan nilai kecepatan putaran (ω) optimum dari spin coating untuk menghasilkan film tipis TiO2 doping Fe dengan sebaran  ketebalan yang merata.     

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan yaitu memperoleh informasi sebaran ketebalan film tipis TiO2 doping Fe dengan menggunakan Interferometer Michelson.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Titanium dioxide (TiO2)
Titanium dioxide (TiO2) merupakan bahan kimia stabil, tidak bereaksi dengan senyawa lain kecuali adanya sinar UV, memiliki titik termal yang tinggi dan memiliki konstanta dielektrik yang tinggi. Karena sifat tersebut TiO2 dapat dijadikan sebagai bahan utama dalam pembuatan elektrooptikal, sensor dan fotokatalistik (Bilalodin. 2004).
2.2 Besi (Fe)
Besi (Fe) adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari. bijih besi yang umum adalah hematit, yang sering terlihat sebagai pasir hitam sepanjang pantai dan muara aliran. Besi sangat reaktif secara kimiawi dan mudah terkorosi, khususnya di udara yang lembab atau ketika terdapat peningkatan suhu. Besi juga bersifat feromagnetik mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya. Pengolahan besi yang relatif mudah dan murah. Besi juga mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.

2.3 Fabrikasi film tipis TiO2:Fe
Metode penumbuhan atau fabrikasi film tipis TiO2 doping Fe dilakukan menggunakan metode spin coating. Metode spin coating merupakan metode penumbuhan film tipis pada substrat dengan cara meneteskan cairan ke pusat substrat yang diputar. Material coating dideposisi atau diletakkan pada bagian tengah substrat baik dengan manual ataupun robot. Material tersebut dituangkan atau disemprotkan di atas substrat. Prinsip fisika pada spin coating adalah keseimbangan antara gaya viskositas pelarut dengan gaya sentrifugal yang dikontrol oleh kecepatan spin. Variabel parameter proses yang termasuk dalam spin coating adalah viskositas atau kekentalan larutan, kandungan material, kecepatan anguler dan waktu putar (Sutrisno. 2001).

2.4 Interferometer Michelson
Gelombang adalah suatu gangguan yang menjalar dalam suatu medium. Medium merupakan sekumpulan benda yang saling berinteraksi dimana gangguan itu menjalar. Pada medium gelombang di atas, hanya berlaku pada medium gelombang mekanik, sedangkan gelombang elektromagnetik tidak membutuhkan medium dalam penjalarannya. Beberapa sifat dasar gelombang diantaranya difraksi, interferensi, polarisasi, refleksi dan refraksi (Hidayat Wahyu. 2010).
Gelombang yang dihasilkan merupakan gelombang harmonik yang amplitudonya tergantung pada perbedaan fasenya. Perbedaan fase 0 atau bilangan bulat kelipatan 3600, gelombang akan sefase dan berinterferensi secara saling menguatkan (interferensi konstruktif). Perbedaan fase 1800 ( radian) atau bilangan ganjil kali 1800, gelombangnya akan berbeda fase dan berinterferensi secara saling melemahkan (interferensi destruktif) (Tipler, Paul A. 2001).

Pada peristiwa interferensi yang terjadi di film tipis sering terlihat pada gelembung sabun atau pada film minyak yang tergenang air dan menghasilkan pita warna. Pita berwarna ini diakibatkan oleh interferensi cahaya yang dipantulkan dari permukaan atas dan bawah film tersebut. Warna yang berbeda muncul karena keanekaragaman dalam tebal film, yang menyebabkan interferensi untuk panjang gelombang yang berbeda pada titik yang berbeda.

Cahaya dari sumber (S) yang luas mengenai beams splitter (PB), sebagian sisi pembagi dilapisi perak sehingga sebagian cahaya dipantulkan dan sebagian lagi dilewatkan. Berkas pantulan merambat ke cermin M2 dan dipantulkan kembali ke Detektor. Berkas yang dilewatkan merambat ke cermin M1 dan dipantulkan kembali ke beams splitter (PB), lalu ke
Detektor. Cermin M1 dipasang tetap, tetapi cermin M2 dapat digerakkan maju-mundur. Kedua berkas bergabung pada detektor dan membentuk pola interferensi.
2.5 Ketebalan pada film tipis        
Ketebalan pada film tipis dapat dihitung sebagai fungsi dari jarak antar pola garis-garis interferensi. Besarnya pergeseran pola garis interferensi, serta panjang gelombang dari sumber laser yang digunakan juga berpengaruh terhadap ketebalan film tipis. Persamaan untuk mencari ketebalan pada film tipis adalah :
d=
dengan d merupakan ketebalan film tipis, Δx adalah besarnya pergeseran pola interferensi dan x adalah jarak antar pola (orde) interferensi.


BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian
Bahan yang akan digunakan dalam penelitian
1. Serbuk TiO2 (Titanium dioxide)
2. Serbuk Fe (Ferrum)
3. Subtrat Corning (kaca)
4. Etanol
5. HCl
6. Aquades
Peralatan yang akan digunakan dalam penelitian
1. Spin coating
2. Gelas ukur 100 ml
3. Gelas kimia 100ml
4. Gelas kimia 50 ml
5. Tabung reaksi
6. Cawan keramik
7. Pengaduk
8. Pipet
9. Hotplate
10. Furnacce
11. 1 set peralatan interferometer Michelson
12. Neraca digital
13. Double tape
14. Alat tulis

3.2 Prosedur Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan melalui 3 tahap, yaitu :
a.    Tahap persiapan.
Tahap awal penelitian yaitu menyiapkan subtrat, larutan Fe dan larutan TiO2. Subtrat dibersihkan menggunakan etanol. Selanjutnya subtrat tersebut dikeringkan menggunakan hotplate selama 10 menit dengan temperatur 1000C untuk menghilangkan uap air yang tertinggal. Setelah itu, pembuatan larutan Fe dengan menggunakan larutan HCl dengan
konsentrasi 4%. Kosentrasi 4% diperoleh dengan mencampurkan 0,4 gram serbuk Fe dengan 0,01 liter HCl. Kemudian pembuatan larutan TiO2 dengan konsentrasi 0,5 M. Konsentrasi 0,5 M diperoleh dari 0,4 gram bubuk TiO2 yang masing-masing bubuk dicampur dengan aquades 0,01 liter. Larutan TiO2 diaduk menggunakan magnetic stirer selama 3 jam dengan laju putaran 700 rpm. Selama pengadukan gelas ukur yang berisi larutan TiO2 ditutup dengan
alumunium foil, hal ini dilakukan untuk mengurangi penguapan ketika pemutaran. Setelah larutan Fe dan TiO2 selesai dibuat, maka kedua larutan tersebut dicampur dengan cara menuangkan larutan Fe ke dalam larutan TiO2. Campuran larutan diaduk dengan menggunakan magnetic stirrer selama 30 menit, kemudian biarkan selama 24 jam.

b.        Tahap pembuatan film tipis.
Proses fabrikasi film tipis, yaitu dengan mengambil 4 tetes larutan TiO2: Fe untuk diteteskan pada substrat kaca yang sudah ditempatkan pada alat spin coating. Kemudian substrat yang telah ditetesi larutan TiO2: Fe diputar selama 15 detik dengan variasi tegangan untuk mendapatkan kecepatan putaran spin coating yang bervariasi (200 rpm, 300 rpm, 400 rpm, 500 rpm). Hal ini dilakukan untuk memperoleh sebaran ketebalan film tipis yang merata. Langkah berikutnya adalah melakukan pemanasan awal (pre annealing) dengan menggunakan hotplate dengan suhu 1500C selama 30 menit. Pre annealing berfungsi untuk
menghilangkan uap air pada film tipis. Kemudian melakukan pemanasan (annealing) dengan
menggunakan furnacce dengan suhu 6000C selama 8 jam. Proses annealing berfungsi untuk memperbaiki struktur kristal.

c. Tahap pengukuran sebaran film tipis.
Proses pengukuran sebaran film tipis TiO2 doping Fe dengan tegangan pemutar 100 rpm, 200 rpm, 300 rpm dan 400 rpm menggunakan interferometer Michelson. Film tipis yang telah ditumbuhkan dalam substrat kaca diletakan pada kaca geser seperti pada Gambar 4. Selanjutnya membandingkan sebaran lapisan tipis TiO2 doping Fe dengan putaran 100 rpm,
200 rpm, 300 rpm dan 400 rpm.

Daftar Pustaka
Afif Faozi Mohamad.2014. pengaruh kecepatan spin coating terhadap
kehomogenan ketebalan film tipis TiO2:Fe.Jurnal.Purworkerto.
Bilalodin. 2004. Pembuatan dan Karakterisasi Film Tipis PbTiO3. Makalah Seminar Hasil Penelitian Dosen. Purwokerto.
Hidayat Wahyu. 2012. Studi pengaruh konsentrasi larutan polystyrene terhadap jumlah
mode pandu gelombang yang dikarakterisasi dengan metode prisma kopling. Jurnal.
Surakarta.
May, Gary, Light Leigh, Elshazly Dina. 1999. Spin coating Theory.. Georgia Institute of
Technology.
M. M. Hasan, A. S. M. A. Haseeb, R. Saidur, and H. H. Masjuki. Proceeding of world academy of science, Engineering and Technology. Effect of Annealing Treatment on Optical Properties of Anatase TiO2 Thin Film. Vol. 30, 1307-6884 (2008).
Sulastri Sri, Ahmad Marzuki, Riyanto. 2012. Pengukuran Sebaran Film Tipis Hasil Spin
coating dengan Metode Interferometrik. Jurnal. Surakarta.
Sutrisno. 2001. Fisika Dasar Gelombang dan Optik. Bandung : ITB Bandung.
Sotter, E., X. Vilanova, E. Liobet, M. Stankova. 2011. Correig, Niobium Doped Titanium Nanopowder for gas sensor Applications. Journal of Optoelectronics and Advanced Material Vol.7. No.3. pp. 1395-1398.
Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 2 Edisi 3 (Terjemahan). Jakarta : Erlangga.
Y. Iriani, M. Hikam dan Irzaman. Analisa Struktur Kristal dan Komposisi Tipis Ba0,5Sr0,5TiO3 yang disiapkan dengan spin coating 3th Kentingan Physics Forum, 125-127(2011).

Popular Posts