KATA PENGANTAR
Puji syukur
penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala ni’mat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Isu Lingkungan”. Salawat serta salam senantiasa tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang menjadi tauladan bagi kita semua.
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak dan penulis hanya dapat mengucapkan terimakasih atas
pengarahannya. Penulis berharap semoga segala bantuan yang telah diberikan
kepada penulis mendapatkan balasan dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Kritik dan sara penulis butuhkan untuk menjadi lebih
baik. Semoga makalah yang sederhana ini mampu memberi manfaat bagi penulis dan
teman-teman lainnya. Terimakasih
Medan,
04 Januari 2016
Penyusun
Abu Sani
Tnj
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................
i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1
Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah............................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................. 2
1.4
Manfaat Penulisan ................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 3
2.1 Lingkungan.......................................................................................... 3
2.2.
Isi Lingkungan Global ......................................................................... 4
2.2.1 Contoh, Penyebab dan Dampak Lingkungan Global.................. 6
2.3 Isi Lingkungan Nasional ..................................................................... 8
2.3.1 Contoh, Penyebab dan Dampak Lingkungan Nasional.............. 8
2.4 Isu Lingkungan Lokal ......................................................................... 9
2.4.1 Contoh, Penyebab dan Dampak Lingkungan Lokal................... 9
2.5
Studi Kasus ........................................................................................ 10
2.5.1 Pencemaran Lingkungan ......................................................... 10
a. Permasalahan.............................................................................
10
b. Solusi.........................................................................................
12
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan..........................................................................................
14
3.2 Saran....................................................................................................
14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini lingkungan menjadi masalah yang perlu mendapat
perhatian yang seksama dan cermat. Lingkungan saat ini mulai terancam oleh
berbagai dampak yang ditimbulkan berbagai aktifitas manusia. Dari tahun ke tahun
lingkungan saat ini mulai menampakan perbahan yang signifikan.
Isu lingkungan sesungguhnya merupakan isu yang sangat kuas karena kompleksitas
permasalahannya menyangkut aspek-aspek krusial dan beraneka ragam dari
multidisiplin ilmu ekonomi, politik, social dan budaya dan tentunya dari
kelompok ilmu-ilmu eksata yang berkaitan langsung dengan studi physical
environment itu sendiri, seperti: biology, chemistry, geology, forestry dan
sebagainya.
Seiring
dengan petambahan penduduk dan perkembangan berbagai industri, maka isu
lingkungan telah menjadi masalah serius yang dihadapi oleh manusia. Pencemaran
lingkungan merupakan masalah bersama.
Permasalahan lingkungan dapat dikategorikan masalah lingkungan
lokal, nasional, regional dan global. Pengkategorian tersebut berdasarkan pada
dampak dari permasalahan lingkungan, apakah dampaknya hanya lokal, nasional,
regional atau global. Bila kita melihat bumi secara utuh maka bumi merupakan
satu sistem yang utuh dan tidak bisa dipisah-pisahkan.
Akhir-akhir ini isu kelingkungan hidup menjadi topik
yang hangat diperdebatkan dalam berbagai fora internasional karena adanya
gejala pemanasan global yang semakin menghawatirkan. Terus mencairnya es di
Kutub Utara, permukaan laut yang naik, perubahan iklim yang tidak
teratur, bencana alam yang melanda di berbagai wiayah, di permukaan bumi sangat
mempengaruhi hakikat interaksi aktor-aktor Hubungan Internasional. Kelangsungan
hidup umat manusia sedang ada dalam ancaman yang serius kalau proses pemanasan
global ini tidak segera dikendalikan.
Indonesia menjadi salah satu negara berkembang yang
disorot oleh dunia internasional karena laju kerusakan hutan tropis yang tinggi
setiap tahun. Hutan Indonesia yang berfungsi sebagai paru-paru dunia tidak lagi
menjadi urusan Indonesia sendiri tetapi juga kepedulian Negara-negara lain yang
khawatir dengan perubahan iklim. Kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia
telah menimbulkan keresahan di dalam negeri dan juga di Negara-negara tetangga
seperti Singapura dan Malaysia. Tetapi persoalan lingkungan hidup tidak
hanya menyangkut kerusakan atau kebakaran hutan tropis, tetapi juga
Negara-negara industri yang memberikan kontribusi besar terhadap emisi karbon
yang menyebabkan kenaikan suhu bumi.
Untuk pokok bahasan lebih lanjut, akan kami
bahas dalam makalah ini.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Isu-isu seperti
apakah yang menjadi perdebatan mengenai kelingkungan hidup?
2.
Bagaimanakah
konsepsi Gender dan isu gender sebagai wacana mencapai kesetaraan?
3.
Bagaimanakah
politik diplomasi Indonesia?
1.3 Tujuan Penulisan
1.
Menjekaskan dan
mengidentifikasi terkait isu-isu lingkungan hidup.
2.
Mengidentifikasi
konsepsi gender dn isu –isu gender dalam proses menuju kesetaraan.
3.
Menjelaskan
mengenai politik diplomasi di Indonesia.
1.4 Manfaat Penulisan
Penyusun berharap, setelah membaca makalah “ Isu Lingkungan” ini maka dapat
menambah wawasan dan mengetahui isu-isu lingkungan hidup saat ini, isu gendet dalam proses kemitrasejajaran dan mengetahui politik diplomasi di
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Lingkungan
Isu lingkungan hidup menempati bagian penting dari
diskursus publik internasional kontemporer. Ini dessebabkan oleh krisis
keseimbangan ekologis yang dialami dunia dengan percepatan terutama setelah
Perang Dunia II. Planet yang kita diami ini tengah mengalami proses “global
warming” yang disebabkan oleh pengeluaran yang berlebihn dari
gas-gas “rumah hijau” yang paling terkenal diantaranya adalah kloroflorokarbon.
Gas-gas ini menyebabkan berkurangnya lapisan ozon yang
melindungi bumi dari sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh Matahari. Masalah
lainnya meliputi deforestasi hutan tropis, yang berguna untuk mensirkulasi
gas-gas berbahaya menjadi oksigen, yang terjadi pada tingkat yang menakutkan,
yaitu 30.000-37.000 mil persegi pertahun, di Sub-Sahara proses desertifikasi
terjadi dengan tingkat per tahunnya sebesar 6 juta hektar. Dunia pun mengalami
prospek musnahnya ratusan ribu spesies dalam waktu dua puluh tahun ke depan.
Bila tingkat perusakan lingkungan seperti yang ada sekarang berlanjut, planet
Bumi tidak akan sanggup lagi menunjang para penghuninya.
Baik negara berkembang yang sedang membangun
ekonominya maupun negara-negara industri sama-sama memiliki kepentingan
nasional yang mempengaruhi sikap dan kebijakan mereka dalam mengatasi isu
lingkungan hidup global.
Persoalan utama yang terjadi di Negara-negara
berkembang adalah upaya pemerintahan yang berkuasa untuk menjadikan pembangunan
ekonomi sebagai sumber legitimasi kekuasaan sehingga kemudian menjadi semacam
ideology yang tak boleh diganggu gugat.
Umumnya ekspor negara berkembang bertumpu pada sumber
daya alam. Indonesia misalnya, mengandalkan minyak bumi dan ekspor kayu tropis.
Kondisi demikian mudah diduga akan berdampak pada percepatan pengurasan
sumberdaya alam. Selain itu, rezim perdagangan bebas Internasional mempunyai
tujuan meningkatkan volume perdagangan dengan membebaskan perdagangan
dari segala bentuk proteksi. Pengalaman empiris menunjukkan ekonomi global
tidak dapat tumbuh tanpa ada pengurasan ekonomi alam. Kondisi inilah yang
melatarbelakangi munculnya standarisasi produk berwawasan lingkungan pada era
perdagangan bebas.
Bagi negara-negara berkembang, seperti Indonesia,
kedua hal di atas dapat menjadi dilema. Di satu pihak, terdapt kesadaran bahwa
permasalahan lingkungan hidup terasa cukup serius. Namun di lain pihak, era
perdagangan bebas menuntut produk-produk yang bermutu baik dan murah. Ketentuan
standarisasi akrab llingkungan tentunya akan menambah ongkos produksi barang
yang akan menjadikan produk-produk tersebut kurang kompetitif dibandingkan
dengan yang dihasilkan oleh Negara-negara maju yang telah terlebih dahulu
mempunyai infrastruktur produksi berwawasan lingkungan.
2.2
Isu Lingkungan Global
Sebelumnya orang menduga masalah lingkungan global lebih banyak dipengaruhi
faktor alam, seperti iklim, yang mencakup temperatur, curah hujan, kelembaban,
tekanan udara dll. Belakangan orang mulai menyadari bahwa aktifitas manusia pun
mempengaruhi iklim dan lingkungan secara signifikan. Ambilah contoh penebangan
hutan, mempengaruhi perubahan suhu dan curah hujan secara lokal. Ketika area
hutan yang hilang semakin luas, maka akibat yang ditimbulkan bukan lagi lokal
tapi sudah berskala regional.
Kenapa hutan ditebang? Tentu saja ada motivasi-motivasi manusia yang
membuat mereka menebang hutan, misalnya motivasi ekonomi. Untuk skala negara,
negara membutuhkan devisa untuk menjalankan roda pembangunan. Karena industri
negara belum mapan dan kuat, maka yang bisa diekspor untuk menambah devisa
adalah menjual kayu. Modal dan keahlian yang dibutuhkan untuk menebang pohon
relatif kecil dan sederhana, bukan?
Menjadi masalah global yang mempengaruhi lingkungan juga misalnya
pertumbuhan penduduk dunia yang amat pesat. Pertumbuhan penduduk memiliki arti
pertumbuhan kawasan urban dan juga kebutuhan tambahan produksi pangan. Belum
lagi ada peningkatan kebutuhan energi. Pada masing-masing kebutuhan ini
ada implikasi pada lingkungan.
Coba kita perhatikan contoh dari kebutuhan lahan urban dan lahan
pertanian. Pemenuhan kebutuhan ini akan meminta konversi lahan hutan.
Semakin lama daerah-daerah resapan air makin berkurang, akibatnya terjadi
krisis air tanah. Di sisi lain di beberapa kawasan berkemiringan cukup tajam
menjadi rawan longsor, karena pepohonan yang tadinya menyangga sistem kekuatan
tanah semakin berkurang. Kemudian karena resapan air ke tanah berkurang,
terjadilah over-flow pada air permukaan. Ketika kondisi ini beresonansi dengan
sistem drainase yang buruk di perkotaan terjadilah banjir. Banjir akan membawa
berbagai penderitaan. Masalah langsungnya misalnya korban jiwa dan harta.
Masalah tidak langsungnya misalnya mewabahnya berbagai penyakit, seperti
malaria, demam berdarah, muntaber dll.
Sekarang kita beralih ke masalah eksploitasi energi. Saat ini Indonesia
misalnya masih sangat bergantung pada sumber energi minyak bumi. Ini yang
menjelaskan betapa hebohnya pemerintah dan masyarakat akibat masalah minyak.
Pemerintah bingung menutupi anggaran belanja negara, karena besarnya
pengeluaran untuk impor minyak. Masyarakat bingung sebab kenaikan harga minyak
memililiki efek berantai pada kenaikan harga barang-barang di lapangan.
Yang ditekankan di sini adalah bahwa penggunaan minyak dari sisi
lingkungan, dan lebih spesifiknya sisi komposisi udara di atmosfir, berarti
peningkatan gas carbon dioxida (CO2). Gas ini, bersama lima jenis
gas lain, diketahui menjadi penyebab terjadinya efek pemanasan global (global
warming). Diperkirakan diantara tahun 1990-2100 akan terjadi kenaikan rata-rata
suhu global sekitar 1,4 sampai 5,8 derajat celsius. Akibatnya akan terjadi
kenaikan rata-rata permukaan air laut, disebabkan mencairnya gunung-gunung es
di kutub. Banyak kawasan di dunia akan
terendam air laut. Akan terjadi perubahan iklim global. Hujan dan banjir
akan meningkat. Wabah beberapa penyakit akan meningkat pula. Produksi
tumbuhan pangan pun terganggu. Pendek kata akan terjadi pengaruh besar bagi
kelangsungan hidup manusia.
Para peneliti dan ilmuwan yang bergerak di bidang lingkungan sudah sangat
ngeri membayangkan bencana besar yang akan melanda umat manusia. Yang jadi
masalah, kesadaran akan permasalahan lingkungan ini belum merata di tengah umat
manusia. Ini akan lebih jelas lagi kalau melihat tingkat kesadaran masyakat di
negara berkembang. Jangankan masyarakat umum, di kalangan pemimpin pun
kesadaran masalah lingkungan ini masih belum merata.
Di tengah kondisi di atas, dimulailah prakarsa-prakarsa pro-lingkungan pada
tingkat global. Kyoto Protokol adalah konvensi yang masih cukup hangat dan
masih akan diberlakukan secara efektif mulai tahun 2007. Isi utama Protokol ini
adalah upaya pengurangan emisi enam gas yang mengakibatkan kenaikan suhu
global. Pada tahun 2008-2012 akan diadakan pengukuran sistematis balance
pengeluaran dan penyerapan gas-gas ini pada semua negara yang telah menandatangani
Protokol ini.
2.2.1
Contoh, Penyebab dan Dampak Lingkungan
Global
1. Pemanasan Global : Pemanasan Global / Global Warming pada dasarnya merupakan fenomena
peningkatan temperature global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah
kaca. Yang disebabkan oleh meningkatnya emesi gas karbondioksida, metana,
dinitrooksida, dan CFC sehingga energy matahari tertangkap dalam atmosfer bumi.
Dampak bagi lingkungan biogeofisik : pelelehan es di kutub, kenaikan mutu air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna, migrasi fauna dan hama penyakit.
Dampak bagi aktiitas social ekonomi masyarakat: gangguan pada pesisir dan kota pantai, gangguang terhadap prasarana fungsi jalan, pelabuhan dan bandara. Gangguan terhadap pemukiman penduduk, ganggungan produktifitas pertanian. Peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit.
Dampak bagi lingkungan biogeofisik : pelelehan es di kutub, kenaikan mutu air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna, migrasi fauna dan hama penyakit.
Dampak bagi aktiitas social ekonomi masyarakat: gangguan pada pesisir dan kota pantai, gangguang terhadap prasarana fungsi jalan, pelabuhan dan bandara. Gangguan terhadap pemukiman penduduk, ganggungan produktifitas pertanian. Peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit.
2. Penipisan Lapisan Ozon : dalam lapisan statosfer pengaruh radiasi ultraviolet, CFC terurai dan
membebaskan atom klor. Klor akan mempercepat penguraia ozon menjadi gas
oksigen. Di samping itu efek rumah kaca, dan beberapa atom lain yang mengandung
brom seperti metal bromide dan halon juga ikut memeperbesar penguraian ozon.
Dampak bagi makhluk hidup: lebih banyak kasus
kanker kulit melanoma yang bisa menyebabkan kematian, meningkatkan kasus
katarak pada mata dan kanker mata, menghambat daya kebal pada manusia(imun),
penurunan produksi tranaman jagung, dll, kenaikan suhu udara dan kematian pada
hewan liar.
3. Hujan Asam : Proses revolusi industry mengakibatkan timbulnya zat pencemaran udara.
Pencemaran udara tersebut bisa bereaksi air hujan dan turun menjadi senyawa
asam.
Dampak nya : proses korosi menjadi lebih cepat,
iritasi pada kulit, system pernafasan, menyebabkan pengasaman pada tanah.
4. Pertumbuhan populasi : pertambahan penduduk duia yang mengikuti pertumbuhan secara ekponsial
merupakan permasalahan lingkungan . Dampaknya:
terjadinya pertumbuhan penduduk akan menyebabkan meningkatnya kebutuhan sumber
daya alam dan ruang.
5. Desertifikasi : merupakan penggurunan, menurunkan kempampuan daratan. Pda proses
desertifikasi terjadi proses pengurangan produktifitas yang secara bertahap dan
penipisan lahan bagian atas karena aktivitas manusia dan iklim yang bervariasi
seperti kekeringan dan banjir.
Dampak : awalnya berdampak local namun sekarang
isu lingkungan sudah berdampak global dan menyebabkan semakin meningkatnya
lahan kritis di muka bumi sehingga penangkap CO2 menjadi semakin berkurang.
6. Penurunan keaneragaman
hayati : adalah keaneragama jenis spesies makhluk
hidup. Tidak hanya mewakili jumlah atau sepsis di suatu wilayah, maliputi
keunikan spesies, gen serta ekosistem yang merupakan sumber daya alam yang
dapat diperbaharui.
Dampaknya: karena keaneragaman hayati ini memeliki
potensi yang besar bagi manusia baik dalam kesehatan, pangan maupun ekonomi
7. Pencemaran limbah B3
(Bahan Berbahaya dan Beracun): bahan yang di
indentifikasi memiliki bahan kimia satu atau lebih dari karasteristik mudah
meledak, mudah terbakar, bersifai reaktif, beracun, penyabab infeksi, bersifat
korosif.
Dampak : dulunya hanya bersifat local namaun sekarang antar negara pun melakukan proses pertukaran dan limbanya di buang di laut lepas. Dan jika itu semua terjadi maka limbah bahan berbahaya dan racu dapat bersifat akut sampai kematian makhluk hidup.
Dampak : dulunya hanya bersifat local namaun sekarang antar negara pun melakukan proses pertukaran dan limbanya di buang di laut lepas. Dan jika itu semua terjadi maka limbah bahan berbahaya dan racu dapat bersifat akut sampai kematian makhluk hidup.
2.3 Isu Lingkungan Nasional
Tanam Untuk Kehidupan adalah satu komunitas yang punya perhatian untuk
isu-isu lingkungan. Tujuan utama digelar acara ini adalah sebagai ajang pendidikan
dan hiburan untuk membuka opini masyarakat agar peduli lingkungan. untuk
bermaksud mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga dan merawat
lingkungan mereka sendiri. Acara ini sendiri juga jadi wadah kolaborasi
seni budaya lokal, nasional, dan internasional dalam mengekspresikan kepedulian
mereka terhadap lingkungan, mempromosikan seni budaya serta pariwisata
Salatiga, dan memperluas jaringan kerjasama antara komunitas seni dan
lingkungan dari Australia dan Indonesia.
Anak-anak juga ikut berpartisipasi pada
acara ini Anak-anak lebih mudah diajak untuk peduli lingkungan daripada orang
dewasa. Apabila sejak kecil mereka telah terbiasa untuk mencintai lingkungan,
maka kebiasaan ini akan berlanjut sampai mereka dewasa nanti
Kegiatan tentang lingkungan seperti ini
harusnya lebih sering dilakukan karena bagus untuk menyadarkan masyarakat
tentang pentingnya pelestarian lingkungan.
2.3.1
Contoh, Penyebab dan Dampak
Lingkungan Nasional
1.
Kebaran Hutan : Proses kebakaran hutan dapat terjadi
dengan alami atau ulah manusia . kebakaran oleh manusia biasanya karena
bermaksut pembukaan lahan untuk perkembunan,.
Dampaknya: memeberi kontribusi CO2 di udara,
hilangnya keaneragaman hayati, asap yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan
dan asapnya bisa berdampak kenegra lain. Tidak hanya pada local namun ke negra
tetanggapun juga terkena.
2.
Pencemaran minyak lepas pantai : hasil ekploitasi minyak bumi di angkut
oleh kapal tanker ke tempat pengolahan minyak bumi. Pencemaran minyak lepas
pantai di akibatkan oleh system penampungan yang bocor atau kapal tenggelam
yang menyebankan lepasnya minyak ke perairan.
Dampak : mengakibatkan limbah tersebut dapat tersebar
tergantung gelombang air laut. Dapat berdampak kebeberapa negara, akibatnya
tertutupnya lapisan permukaan laut yang menyebabkan penetrasi matahari berkurng
menyebabkan fotosintesis terganggu, pengikatan oksigen, dan dapat menyebabkan
kematian organisme laut.
2.4 Isu Lingkungan Lokal
Saat ini masalah lingkungan cukup sering diperbincangkan. Sebagaimana telah
diketahui bersama bahwa lapisan ozon kini semakin menipis. Dengan terus
menipisnya lapisan itu, sangat dikhawatirkan bila lapisan itu tidak ada atau
menghilang sama sekali dari alam semesta ini. Tanpa lapisan ozon sangat banyak
akibat negatif yang akan menimpa makhluk hidup di muka bumi ini, antara lain:
penyakit-penyakit akan menyebar secara menjadi-jadi, cuaca tidak menentu,
pemanasan global, bahkan hilangnya suatu daerah karena akan mencairnya es yang
ada di kutub Utara dan Selatan. Jagat raya hanya tinggal menunggu masa
kehancurannya saja.
Memang banyak cara yang harus dipilih untuk mengatasi masalah ini. Para
ilmuwan memberikan berbagai masukan untuk mengatasi masalah ini sesuai dengan
latar belakang keilmuannya. Para sastrawan pun tak ketinggalan untuk berperan
serta dalam menanggulangi masalah yang telah santer belakangan ini.
2.4.1 Contoh, Penyebab dan Dampak Lingkungan Lokal
1.
Kekeringan : kekeringan adalah kekurangan air yang
terjadi akibat sumber air tidak dapat menyediakan kebutuhan air bagi manusia
dan makhluk hidup yang lainnya.
Dampak: menyebabkan ganggungan
kesehatan, keterancaman pangan.
2.
Banjir : merupakan fenomena alam ketika sungai
tidak dapat menampung limpahan air hujan karena proses influasi mengalami
penurunan. Itu semua dapat terjadi karena hijauan penahan air larian berkurang.
Dampak : ganggungan kesehatan, penyakit kulit, aktivitas manusia terhambat, penurunan produktifitas pangan, dll.
Dampak : ganggungan kesehatan, penyakit kulit, aktivitas manusia terhambat, penurunan produktifitas pangan, dll.
3.
Longsor : adalah terkikisnya daratan oleh air
larian karena penahan air berkurang.
Dampaknya : terjadi kerusakan tempat tinggal, ladang, sawah, mengganggu perekonomian dan kegiatan transportasi
Dampaknya : terjadi kerusakan tempat tinggal, ladang, sawah, mengganggu perekonomian dan kegiatan transportasi
4.
Erosi pantai : alah terkikisnya lahan daratan pantai
akibat gelombang air laut.
Dampak : menyebabkan kerusakan tempat tinggal dan hilangnya potensi ekonomi seperti kegiatan pariwisata.
Dampak : menyebabkan kerusakan tempat tinggal dan hilangnya potensi ekonomi seperti kegiatan pariwisata.
5.
Instrusi Air Laut : air laut (asin)
mengisi ruang bawah tanah telah banyak digunakan oleh manusia dan tidak adanya
tahanan instrusi air laut seperti kawasan mangrove.
Dampaknya: terjadinya kekurangan
stok air tawar, dan mengganggu kesehatan.
2.5 Studi Kasus
2.5.1 Pencemaran Lingkungan
a. Permasalahan
Permasalahan tentang lingkungan sudah menjadi wacana lama bangsa
Indonesia. Perkembangan jaman yang serba moderen ternyata juga berdampak pada
lingkungan yang ada. Banyak pabrik mobil berinovasi membuat desain-desain baru.
Konsumen pun tertarik membeli mobil baru itu. Akibatnya jalanan menjadi padat
dipenuhi mobil berkapasitas lebih dari satu orang tersebut namun hanya
ditumpangi sendiri. Selain jalan yang menjadi padat, gas yang dikeluarkan mobil
itu menyebabkan polusi udara. Meski disadari kini mulai menerapkan teknologi
ramah lingkungan. Tidak kalah dengan mobil, sepeda motor kini jumlahnya lebih
banyak. Alat transportasi umum seakan tidak banyak diminati karena kualitasnya
kurang standar yang mengakibatkan si pengguna kurang nyaman. Padahal alat
transportasi ini dibuat untuk mengurangi kemacetan, polusi dan lain sebagainya,
namun belumlah berhasil sukses. Saat terjadi kemacetan maka gas buang kendaraan
semakin banyak sebab mereka yang tetap menyalakan mesin, menyumbangkan gas
buang lebih banyak.
Saya menyuplik sedikit berita opini dari website yang menyebutkan
“Awal abad XXI ini persoalan lingkungan telah bertambah semakin rumit.
Persoalan lama masih banyak yang belum berhasil diselesaikan seperti sampah/MSW
dan bencana alam yang telah menimbulkan dampak lingkungan, namun isu-isu baru
(emerging issue) telah muncul, antara lain persoalan e-waste, B-3 dan perubahan
iklim yang berdampak serius terhadap kesehatan manusia. Persoalan-persoalan
baru tersebut telah menambah kerumitan permasalahan di kawasan perkotaan,
karena sebagian besar sumbernya justru di wilayah perkotaan. Tuntutan hidup di
perkotaan telah menimbulkan gaya hidup yang serba cepat dan menuntut penggunaan
fasilitas modern seperti alat-alat elektrik dan elektronik serta konsumsi
energi yang terus meningkat yang ternyata telah menimbulkan dampak negatip
serius bagi kehidupan umat manusia.
Upaya untuk mewujudkan clean land, clean water dan clean air di
daerah perkotaan perlu terus dilakukan, karena kualitas lingkungan yang buruk
telah menimbulkan dampak serius bagi kehidupan manusia. Salah satu hasil kajian
menunjukkan bahwa akibat lingkungan yang buruk, masyarakat miskin Indonesia
terpaksa harus membelanjakan dana yang sangat besar (sekitar 43 triliun rupiah)
untuk biaya pengobatan yang semestinya dapat di dayagunakan untuk keperluan
yang lebih produktip dan bermanfaat langsung bagi peningkatan kualitas
kehidupannya”.
Hal tersebut sangatlah kompleks, dan kita rasakan saat ini. Udara
yang tidak segar, cuaca yang tidak menentu, matahari terasa menyengat (efek
pemanasan global), menyebabkan turunnya kualitas kesehatan. Selain polusi udara
karena kendaraan, sampah juga masih menjadi masalah. Masih banyak orang yang
membuang sampah sembarangan. Tdak hanya mengotori, mengurangi keindahan, namun
juga berbau, bahkan menyebabkan banjir karena sungai-sungai tersumbat sampah.
Semua permasalahan-permasalahan tadi akan berdampak pada manusia (penghuni).
Dan penyebab semua itu ya tidak lain juga manusia itu sendiri.
b. Solusi
- Perlunya
sosialisasi penggunaan kendaraan bermotor
Masyarakat pengguna mobil disosialisasikan / disadarkan bahwa
mobil sebaiknya digunakan saat berpergian bersama-sama. Semisal saat pergi
bersama keluarga. Saat berpergian sendiri usahakan menggunakan angkutan umum.
Atau kalau tempat tujuannya dekat sebaiknya bersepeda atau jalan kaki. Hal ini
akan membuat lebih sehat. Selain itu, terapkan budaya tertib berlalulintas agar
tidak terjadi kecelakakan yang kadang juga memicu terjadinya kemacetan.
- Perbaikan
sarana dan prasarana transportasi
Hal ini dikhususkan alat transportasi umum, agar pengguna merasa
nyaman dan banyak pengguna kendaraan pribadi beralih ketransportasi umum.
Dilakukan dengan penambahan alat transportasi umum beserta jalur/rute nya.
Sebab kebanyakan orang malas naik kendaraan umum karena mereka malas menunggu
lama dan jarak halte dari tempat tinggal jauh. Bangun tempat penitipan sepeda
di dekat stasiun bus/angkot untuk daerah pinggiran kota / pedesaan. Kemungkinan
jarak rumah ke stasiun bus jauh, maka perlu naik sepeda.
- Sosialisasi
pengelolaan sampah.
Perlu lebih gencar lagi sosialisasi pengelolaan sampah, baik di
perkotaan maupun d pedesaan. Bukan tidak mungkin masyarakat desa juga belum
sadar, missal saat selesai menyapu halaman rumah, karna depan ada sungai lantas
supaya mudah dibung ke sungai. Padahal mereka bias membuar bak penampungan
sampah. Sosialisasi tersebut juga dibarengi dengan kepemanduan dalam praktik.
Agar tidak hanya jadi sekedar wacana. Diperlukan biaya peralatan yang
dibutuhkan. Dengan begitu diharapkan pengelolaan sampah benar-benar terlaksana.
- Penghematan
daya listrik
Mematikan peralatan elektronik yang tidak digunakan. Suatu saat
nanti disaat kualitas udara kita membaik, tidak diperlukan lagi mesin yang
bernama AC (Air Conditioner) alat yang menyumbang terjadinya pemanasan global.
- Lebih
baik mencegah dari pada mengobati.
Pemerintah seharusnya lebih menganggarkan perbaikan lingkungan
sehat, sehingga tidak perlu ada anggaran untuk pengobatan bagi yang sakit.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kelalaian sebagian manusia hingga hari ini berakibat pada kondisi alam yang
semakin memburuk sebagai contohnya pemanasan global, efek
rumah kaca dan lubang ozon sehingga suhu bumi saat ini tidak stabil.
Maka dari itu perlulah
kita mengambil beberapa langkah untuk mengurangi dampak isu negative alam
global diantaranya:
- Batasi emisi bahan karbon dioksida
- Menanam pohon lebih banyak
- Daur ulang dan gunakan ulang
- Gunakan alat transportasi alternatif untuk
mengurangi emisi karbon
Penyebab terjadinya masalah lingkungan hidup adalah adanya
kegiatan masyarakat seperti pembuangan limbah pabrik, sampah dari rumah tangga,
penebangan dan kebakaran hutan yang dapat menimbulkan pencemaran terhadap
sungai dan laut, tanah, hutan sehingga banyak flora dan fauna yang punah.
3.2 Saran
Masyarakat harus menjaga kelestarian lingkungan hidup. Dalam
pemanfaatan sumber daya harus memperhatikan dampak yang timbul dari penggunaan
sumber daya tersebut terhadap lingkungan sekitar agar tidak terjadi pencemaran
atau kerusakan lingkungan hidup.
Bagi
kita semua agar bisa mencari sumber bacaan lain selain makalah ini, sehingga
wawasan kita tentang lingkungan akan lebih banyak dan kia lebih mengetahui
tentang apa yang sedang terjadi saat ini di dalam lingkungan kita.
DAFTAR PUSTAKA
Dr.H. Totok Gunawan,
M.S.,dkk. 2004. Fakta dan Konsep Geografi. Jakarta: Ganeca Exact.
Sugandi, Dede. 2005.
Geografi. Bandung: Regina.
http://forum.cekinfo.com/showthread.php?t=1680,
diakses pada 04 Januari 2016, pukul 21.30.
http://ebookbrowse.com/makalah-masalah-lingkungan-hidup-doc-d423335122,
diakses pada 04 Januari 2016, pukul 22.30.
http://humairahworld.wordpress.com/2011/02/12/isu-lingkungan/,
diakses pada 04 Januari 2016, pukul 22.00.
http://akuntansiunismuh.blogspot.co.id/2015/01/isu-lingkungan-pemanasan-global.html,
diakses pada 04 Januari 2016, pukul 20.30.
https://syahriltu.wordpress.com/2011/05/19/iad-isu-linglkungan/,
diakses pada 04 Januari 2016, pukul 23.30.
http://ikhwan-perbaungan.blogspot.co.id/2014/01/makalah-isu-lingkungan-ilmu-alamiah.html,
diakses pada 04 Januari 2016, pukul 23.35.
http://momoiomoe.blogspot.co.id/2011/09/isu-lingkungan-pemanasan-Global.html,
diakses pada 04 Januari 2016, pukul 23.35.
http://industri12.blogspot.co.id/2013/04/studi-kasus-permasalahan-lingkungan.html,
diakses pada 04 Januari 2016, pukul 23.35.
http://putriandini441.blogspot.co.id/2014/11/contoh-studi-kasus-pencemaran-air.html,
diakses pada 04 Januari 2016, pukul 23.35.
http://humairahworld.wordpress.com/2011/02/12/isu-lingkungan/,
diakses pada 04 Januari 2016, pukul 23.35.