- Teknik
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah sebuah proses menentukan sebuah
pilihan dari berbagai alternative pilihan yang tersedia. Seseorang terkadang
dihadapkan pada suatu keadaan dimana ia harus menentukan pilihan (keputusan)
dari berbagai alternatif yang ada. Proses ini terkadang amatlah rumit karena
berdampak pada dirinya dan lingkungan sekitarnya. Seorang pimpinan produksi
memutuskan untuk mengurangi produksi di saat kondisi perekonomian sedang buruk,
seorang jenderal memutuskan untuk melakukan serangan endadak karena tahu bahwa
musuh sedang tidap siap dan siaga. Masih banyak contoh-contoh lainnya yang
terkait dengan pengambilan keputusan dalam kehidupan sehari-hari.
Dari contoh di atas terlihat adanya alternatif, misalnya
pimpinan produksi menaikan jumlah produksi atau tidak, seorang jenderal harus
melakukan serangan mendadak atau tidak. Minimal ada dua alternatif dan dalam
praktiknya terdapat dua atau lebih keputusan yang harus diambil oleh pengambil
keputusan dimana pengambil keputusan harus memilih salah satu pilihan
berdasarkan pertimbangan atau kriteria tertentu. Setiap orang dapat membuat
keputusan, akan tetapi dampak keputusan yang ditimbulkan berbeda-beda. Ada yang
sempit dan ada pula yang luas ruang lingkup yang terkena dampak atau pengaruh
tersebut.
Pada umumnya suatu keputusan dibuat dalam rangka untu
memecahkan permasalahan atau persoalan (problem solving) dan setiap
keputusan yang dibuat pasti ada tujuan yang hendak dicapai. Hampir setiap hari,
bahkan setiap saat selalu ada keputusan yang dibuat misalnya di rumah tangga,
di kantor atau di dalam organisasi (departemen, dan industri pemerintah,
perusahaan, perguruan tinggi) atau di masyrakat. Keputusan dibuat oleh individu
(perseorangan), organisasi, kelompok individu, negara dengan satu tujuan atau
lebih yang hendak dicapai. Dalam dunia yang modern ini, kehidupan menuntut
banyak sekali keputusan yang harus dibuat baik yang memiliki dampak yang luas
maupun yang sempit.
- Rutin dan tidak rutin
Beberapa keputusan bisa dibuat berulang kali secara rutin
dan dalam bentuk persoalan yang sama sehingga mudah dilakukan.
Keputusan-keputusan ini dapat ditempuh secara efektif dengan mengikuti
peraturan-peraturan yang telah dikukuhakan dalam bentuk petunjuk pelaksanaa
yang disusun berdasarkan pengalaman sebelumnya. Misanya penyusunan anggaran tahunan
perusahaan, pengaturan belanja, pengolahan data penelitian dan sebagainya.
Situasi keputusan lainnya yang dihadapi mungkin serupa dengan situasi yang
telah dialami masa lalu, akan tetapi suatu ciri khusus dari permasalahan yang
baru timbul mungkin agak berbeda dalam beberapa aspek penting bahwa mungkin
unik. Intuisi dan pertimbangan (judgement) dari orang-orang yang
mempunyai pengalaman seperti tipe persoalan tersebut merupakan narasumber (resource
person) yang sangat penting dalam sebuah organisasi dimana keputusan akan
diambil, mengingat persoalan tersebut mungkin jauh berbeda dengan permasalahan
yang sebelumnya.
Inti dari pengambilan keputusan ialah terletak dalam
perumusan berbagai alternatif tindakan sesuai dengan yang sedang dalam
perhatian dan dalam pemilihan alternatif yang tepat setelah suatu evaluasi
(penilaian) mengenai efektivitas dalam mencapai tujuan yang dikehendaki.
Salah satu komponen terpenting dari proses keputusan ialah kegiatan pengumpulan
informasi dari mana suatu apresiasimengenai situasi keputusan dapat dibuat.
Apabila informasi yang cukup dapat dikumpulkan guna memperoleh suatu
spesifikasi yang lengkap dari semua alternatif dan tingkat efektivitasnya dalam
situasi yang sedang terjadi, maka keputusan yang diambil relatif mudah. Akan
tetapi dalam prakteknya, sangatlah tidak mungkin untuk mengumpulkan informasi
yang secara lengkap, mengingat terbatasnya dana, waktu dan tenaga.
Dalam hal dimana data tidak lengkap atau merupakan perkiraan
atau ramalan saja (just an estimate or a forecast), elemen
ketidakpastian (uncertaitty) kemudian muncul di dalam proses pembuatan
keputusan. Elemen ketidakpastian ini akan menimbulkan resiko bagi pembuat
keputusan. Ketidakpastian merupakan ciri situasi keputusan yang paling sering
dijumpai dalam manajemen modern. Hal ini disebabkan karena pengambil keputusan
tidak mengetahui dari sifat-sifat alternatif yang tersedia, sehingga
menimbulkan kesulitan dalam proses pengambilan keputusan.
- Latar Belakang Pengambilan
Keputusan
Pengambilan keputusan dengan memperhatikan organisasi,
perorangan, dan kelompok perorangan yang terlibat dalam proses pengambilan
keputusan dinyatakan dalam teori sistem. Dalam teori ini, suatu sistem
merupakan suatu set elemen-elemen atau komponen yang tergabung bersama
berdasarkan suatu bentuk hubungan tertentu. Komponen-komponen itu satu sama
lain saling terkait dan membentuk suatu kesatuan yang utuh. Tingkah laku suatu
organisasi sangat tergantung pada tingkah laku komponen-komponennya dan
hubungan antar komponen.
Sebagai contoh suatu perusahaan sebagai suatu organisasi
yang akan mencapai tujuan, misalnya jumlah penjualan maksimal (maximum
revenue). Setiap pimpinan sub-unit harus mengambil keputusan guna menunjang
pencapaian tersebut. Informasi utama yang diperlukan adalah besarnya jumlah
permintaan produk yang akan diproduksi berdasarkan ramalan penjualan.
Berdasarkan ramalan penjualan di waktu akan datang, direktur produksi
memutuskan untuk memproduksi (melalui perencanaan) sejumlah yang diminta agar
tidak terjadi produksi berlebihan (over production) atau produksi rendah
(under production). Setelah diketahui jumlah unit yang akan diproduksi,
dapat diputuskan dengan tepat berapa jumlah bahan mentah yang harus dibeli,
berapa buah mesin yang diperlukan, berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan,berapa
jumlah dana yang dibutuhkan dan berapa jumlah dana yang perlu dipinjam dari
bank.
Jadi, sub-sub elemen yang terkait dengan produksi tidak
boleh seenaknya membuat keputusan tentang jumlah unit yang diproduksi, jumlah
bahan mentah yang harus dibeli, dan sebagainya. Semua keputusan yang dibuat
oleh masing-masing kepala subunit harus terkait satu sama lain, agar tujuan
dapat tercapai.
- Empat Kategori Keputusan
- Keputusan dalam keadaan
kepastian (certainty)
Apabila semua informasi yang diperlukan untuk mengambil
keputusan lengkap, maka keputusan dikatakan dalam keadaan yang pasti (terdapat
kepastian). Dengan kata lain dalam keadaan ada kepastian, kita dapat meramalkan
secara tepat hasil dari tindakan (action). Misalnya dalam persoalan linear
programming, kita dapat mengetahui berapa jumlah keuntungan (profit)
maksimum yang bisa diperoleh setelah kita mengetahui persediaan setiap jenis
bahan dan kebutuhan input bagi masing-masing jenis produk. Dalam kehidupan
sehari-hari, banyak sekali keputusan yang kita ambil dalam keadaan ada
kepastian. Kita tahu dengan pasti arah untuk berangkat ke kantor, restoran
favorit, atau obat yang mujarab. Hal-hal semacam itu sudah rutin kita
laksanakan sehingga tidak perlu pemikiran yang mendalam. Permasalahan akan berbeda
ketika pemerintah harus mengatur ekspor non-migas dari sektor pertanian agar
jumlah penerimaan devisa hasil ekspor maksimal dengan memperhatikan
kendala-kendala yang ada. Misal, luas lahan yang tersedia, jumlah petani,
jumlah benih dan modal yang tersedia, dan jumlah permintaan.
Berbagai teknik Operation Research (OR) yang
tergolong ada kepastian antara lain linear programming (LP), persoalan
transportasi, persoalan penugasan, net working planning. Pemecahan mengenai
pemngambilan keputusan dalam keadaan / situasi adanya kepastian bersifat
deterministik.
- Keputusan dalam keadaan resiko (risk)
Resiko terjadi bila hasil pengambilan keputusan walaupun
tidak dapat diketahui dengan pasti, tetapi dapat diketahui nilai kemungkinannya
(probabilitas). Misalnya, anda ingin memutuskan membeli barang. Setiap barang
dibungkus dengan rapi sehingga anda tidak dapat membedakan barang yang dalam
keadaan bagus maupun cacat. Seandainya penjual tersebut jujur dan anda
diberitahu bahwa barang tersebut berjumlah 100 buah dan barang yang dalam
keadaan rusak berjumlah 99 buah. Kemudian anda harus memutuskan apakan membeli
barang tersebut atau tidak.
Bila anda termasuk orang yang normal, mungkin anda tidak
akan membeli barang tersebut, sebab resikonya terlalu besar. Kemungkinan memperoleh
barang rusak sebesar 99%. Namun jika sebaliknya, jumlah barang yang rusak hanya
ada 1 buah. Kemungkinannya adalah anda akan membeli barang tersebut, sebab
kemungkinan untuk mendapatkan barang rusak hanya 1%.
- Keputusan dalam keadaan
ketidakpastian (uncertainty)
Adalah suatu keadaan dimana kita tidak dapat menentukan
keputusan karena belum pernah terjadi sebelumnya (pertama kali). Dalam keadaan
ini kita perlu mengumpulkan informasi sebanyak-banyak tentang suatu
pemasalahan. Dengan informasi tersebut maka dapat dibuat beberapa
alternatif-alternatif keputusan sehingga dapat diketahui nilai probabilitasnya.
Dengan diperolehnya nilai probabilitas baik berdasarkan informasi yang anda
peroleh maupun berdasarkan pendapat anda secara subjektif. Permasalahan ini
sudah tidak lagi berada dalam ketidakpastian, melainkan berada dalam kepastian
karena resiko yang akan diterima telah diketahui. Walaupun nilai probabilitas
yang anda peroleh cukup kasar (roughly estimate). Pohon keputusan (decision
tree) bisa dipergunakan untuk memecahkan persoalan dalam ketidakpastian.
- Keputusan dalam keadaan konflik
(conflict)
Terkadang dalam pengambilan keputusan tidak selalu lancar.
Banyak permasalahan-permasalahan yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan. Apalagi bila keputusan yang diambil terdapat konflik atau dapat
menyebabkan konflik. Situasi konflik dapat terjadi bila kepentingan dua
pengambil keputusan atau lebih saling bertentangan (ada konflik) dalam situasi
yang kompetitif. Pengambil keputusan bisa juga berarti pemain (player)
dalam suatu permainan (game). Sebagai contoh, pengambil keputusan (sebut
A) memperoleh keuntungan dari suatu tindakan yang dia lakukan (course of
action). Hal ini disebabkan karena pengambil keputusan yang lain (sebut B)
juga mengambil tindakan tertentu. Dalam analisis keputusan (decision
analisys), pengambil keputusan atau pemain tidak hanya tertarik pada apa
yang secara individual dilakukan, tetapi juga apa yang dilakukan oleh keduanya
(yaitu A dan B). Oleh karena itu keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh
masing-masing akan saling mempengaruhi baik secara positif (menguntungkan) atau
negatif (merugikan). Dalam praktiknya banyak sekali situasi semacam itu,
misalnya perusahaan terlibat dalam strategi pasar yang kompetitif, pengembangan
produk baru, dan memikat eksekutif yang berpengalaman.
Walaupun kelihatannya sederhana, keputusan dalam situasi ada
konflik sering kali dalam praktiknya menjadi sangat kompleks (ruwet). Misalnya,
kita dihadapkan pada keadaan yang tidak pasti ditambah lagi adanya tindakan
pihak lawan yang bisa mempengaruhi hasil keputusan. Faktor-faktor yang
dipertimbangkanmenjadi lebih banyak. Keputusan dalam situasi ada konflik bisa
dipecahkan dengan teori permainan (game theory).
Secara keseluruhan teknik-teknik yang dapat dipergunakan
untuk pengambilan keputusan yang berbeda-beda dapat dilihat sebagai berikut:
No.
|
Situasi
Keputusan
|
Pemecahan
|
Teknik
|
1.
|
Ada
kepastian
|
Deterministik
|
|
2.
|
Ada
resiko
|
Probabilistik
|
|
3.
|
Tidak
ada kepastian
|
Tak
diketahui
|
|
4.
|
Ada
konflik
|
Tergantung
tindakan lawan
|
|
- Manajemen dan Pengambilan
Keputusan
Keputusan yang kita buat menyangkut berbagai bidang seperti,
ekonomi, sosial dan budaya. Lingkungan dimana kita hidup sangat kompleks dengan
berbagai komponen atau faktor-faktor yang perlu diperhatikan seperti hukum,
moralitas, kenyataan ekonomi, dan sebagainya. Jadi pengambilan keputusan sering
tidak sederhana. Walaupun dalam kenyataannya, kita membuat keputusan setiap
hari, jarang sekali kita merenungkan sejenak tentang bagaimana sebenarnya kita
membuat keputusan. Tak seorang pun sempurna sebagai pengambil keputusan, akan
tetapi kita menghendaki suatu sukses paling tidak untuk keputusan-keputusan
paling penting. Misalnya keputusan tentang karier, sebab akan mengarahkan jalan
mana yang harus ditempuh.
Sementara orang percaya bahwa pengambila keputusan yang baik
lahir dengan kemampuan khusus. Hal tersebut belum tentu sepenuhnya benar.
Pengambilan keputusan yang baik dapat dicapai melalui proses belajar dan
latihan serta pengalaman yang cukup. Sebetulnya pengambilan keputusan
manajerial tidak begitu berbeda dengan pengambilan keputusan individual. Akan
tetapi ruang linkup dan permasalahan bagi pengambil keputusan manajerial sangat
luas dan berat. Khususnya resiko yang harus ditanggung cukup berat. Ilmu manajemen
(management science) dikembangkan untuk dipergunakan sebagai alat bagi
pengambil keputusan manajerial agar diperoleh hasil keputusan yang rasional
sebagai hasil dari pemeachan masalah (problem solving).
Darah kehidupan (lifeblood) suatu organisasi adalah
manajemen. Suatu organisasi akan baik apabila manajemennya baik, dan
sebaliknya. Menurut Mary Paker Follet, manajemen (management) sebagai getting
things done through people, yaitu menyelesaikan suatu pekerjaan melalui
orang lain. Sebetulnya manajemen itu merupakan sistem hidup yang dinamis (a
dynamic living system) yang mengintegrasikan manusia (human), uang (money),
dan sumber-sumber fisik (material) sedemikian rupa sehingga dicapai
hasil kerja (output) yang optimal dengan masukan (input) yang
tersedia. Dengan kata lain, manajemen adalah suatu pengaturan input agar
menjadi output dengan membuat rasio antara output dengan input (O/I)
sebesar-besarnya. Jadi, manajemen menekankan pada hal-hal berikut:
- Penentuan
arah yang jelas bagi organisasi (a set of objective), tujuan apa
yang akan dicapai.
- Pencarian
cara yang paling efisien untuk mencapai tujuan melalui penilaian berbagai
alternative yang fisibel, yang dapat dijalankan dan bukan bersifat
teoritis.
- Analisis
kendala lingkungan sebagai pembatasan, baik yang internal maupun yang
eksternal.
Manajemen
merupakan suatu system yang meliputi lingkungan yang terus berubah juga
teknologi dan filosofi. Jadi, fungsi dasar manajemen modern telah menjadi
manajemen gangguan (disturbance), pemecahan persoalan (problem
solving), atau pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan merupakan
fungsi manajemen yang paling dasar. Agar dapat memperbaiki mutu pengambilan
keputusan, organisasi dan manajer secara terus-menerus mencari jalan untuk
lebih rasional dan sistematis di dalam pengambilan keputusan. Jadi, ilmu
manajemen (management science) telah menjadi bagian yang integral
manajemen modern. Ilmu manajemen merupakan suatu disiplin yang mencakup suatu
pendekatan rasional tentang pengambilan keputusan manajemen. Tema pokok ilmu
manajemen adalah aplikasi ilmiah dan metodelogirasional suatu proses manajemen.
- Langkah-langkah dalam
pengambilan keputusan manajemen
·
Rumuskan
persoalan keputusan
Persoalan (problem)
adalah sesuatu yang terjadi tidak sesuai dengan yang diinginkan/ diharapkan.
Kita harus berusaha mencari pemecahan yang baik bagi suatu persoalan yang tepat
(benar) sebab pemecahan yang terbaik bagi persoalan yang salah tak ada gunanya.
Maka dari itu, dalam membuat keputusan untuk memecahkan persoalan harus bisa
menemukan persoalan apa yang perlu dipecahkan/ diselesaikan.
·
Kumpulkan
informasi yang relevan
Memecahkan
persoalan berarti suatu keputusan atau tindakan untuk menghilangkan
faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya persoalan tersebut. Perlu dikumpulkan
data atau informasi yang relevan artinya faktor-faktor yang mungkin terjadi
penyebab timbulnya persoalan tersebut.
·
Cari
alternatif tindakan
Memutuskan
berati memilih salah satu dari beberapa alternatif tindakan yang tersedia
berdasarkan kriteria tertentu. Singkatnya, buatlah alternatif tindakan yang
fisibel sebanyak mungkin.
·
Analisis
alternatif yang fisibel
Setiap
alternatif harus dianalisis, harus dievaluasi baik berdasarkan suatu kriteria
tertentu atau prioritas. Hasil analis memudahkan pengambil keputusan di dalam
memilih alternatif yang baik.
·
Memilih
alternatif terbaik
Di dalam
pengambilan keputusan, pengambil keputusan harus memilih salah satu alternatif
di antara banyak alternatif. Pemilihan dapat dilakukan berdasarkan pada
kriteria tertentu, kompromi, atau tekanan. Memang harus diakui ada hasil
keputusan yang memuaskan semua pihak tetapi ada juga yang merugikan pihak lain.
·
Laksanakan
keputusan dan evaluasi hasilnya
Pengambilan
keputusan berarti mengambil tindakan tertentu (taking certain action).
Pelaksanaan suatu rencana tindakan, merupakan tahap akhir dari proses
pengambilan keputusan. Perlu dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan keputusan
yang telah diambil. Evaluasi sangat berguna untuk memperbaiki suatu keputusan
untuk mengubah tujuan semula karena terjadi perubahan.
Ilmu manajemen memungkinkan manajer memanfaatkan pendekatan
ilmiah atau analisis di dalam pemecahan persoalana atau pengambilan keputusan.
Ilmu manajemen memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap diterimanya
manajemen berorientasi pada tujuan yang dikenal dengan management by
objectives atau purpose oriented management. Peranan ilmu manajemen
dalam pengambilan keputusan disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut :
- Teknologi
yang digunakan oleh suatu organisasi yang semakin lama semakin canggih.
- Makin
berkurangnya persediaan energi dan material kritis lainnya, sehingga perlu
dikelola secara efisien dan efektif
- Persoalan
manajemen sangat kompleks, yang mencakup banyak faktor (produksi,
pengendalian mutu, distribusi dan sebagainya) dan sangat penting.
- Persoalan
yang dihadapi manajemen sering kali baru sama sekali sehingga tak ada
hubungannya sama sekali dengan pengalaman yang sebelumnya.
- Penekanan
pada perencanaan dan pencapaian tujuan jangka panjang (longranges
objectives) memerlukan pengambilan keputusan dengan data hasil
ramalan. Bagi suatu perusahaan, ramalan penjualan (sales forecast)
sangat penting untuk dasar perencanaan produksi, bahan mentah, tenaga
kerja, dan biaya. Hal ini untuk menghindari terjadinya over production
atau under production. Berbagai metode ramalan kuantitatif telah
dikembangkan.
Hasil keputusan yang dibuat harus optimal dengan
memperhatikan kendala yang ada. Di dalam praktir data/ informasi yang
menunjukan pembatasan itu tak diketahui dengan berbagai alasan tentunya (data
tak tersedia, biaya pengumpulan terlalu mahal) sehingga tidak semua kendala
tercantum di dalam model matematika yang akan dipergunakan untuk membuat
keputusan dalam rangka memecahkan persoalan.
Dalam kenyataanya, manajer sewaktu membuat keputusan tidak hanya
didasarkan atas pemecahan yang diperoleh dari model ilmu manajemen (misal linear
programming), akan tetapi juga didasarkan pada pertimbangan lain seperti:
intuisi, pertimbangan politik atau mungkin tekanan dari pihak lain.
- Peranan Ilmu Manajemen
Ilmu manajemen memiliki peranan
sebagai berikut:
Ø Pengambilan keputusan berdasarkan
tujuan
Penerapan
ilmu manajemen memerlukan suatu organisasi berorientasikan tujuan (purpose
oriented). Setiap kegiatan yang akan dilaksanakan harus direncanakan dan
dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi. Jangan berdasarkan kebiasaan atau
rutinitas yang telah sering dilakukan.
Ø Pengambilan keputusan berdasarkan
informasi dan analisis
Pengambilan
keputusan berdasarkan ilmu manajemen memerlukan suatu sistem pengolahan informasi
yang efisien. Dengan meningkatnya kompleksitas lingkungan dan dampaknya yang
sangat penting pada kelangsungan lingkungan hidup suatu organisasi manajemen
menjadi sangat penting. Informasi yang akurat dan tepat waktu harus diolah dan
dianalisis agar adapat digunakan untuk meramalkan kejadian-kejadian penting
yang akan datang (bersifat ekonomis) dengan tingkat keakuratan yang memadai.
Ø Pengambilan keputusan unuk tujuan
ganda.
Manajemen
selalu dituntut untuk memperhatikan tujuan ganda, prioritas dan pemecahan
pertentangan antara tujuan (objectives) berbagai kelompok kepentingan.
Dengan demikian, diharapkan penerapan pendekatan sistematis yang lebih meluas
di dalam menangani masalah pencapaian tujuan ganda dan untung ruginya.
Pendekatan interaktif berdasarkan komputer dengan model ilmu manajemen
menemukan penerapan yang lebih luas didalam memformulasikan tujuan dan
pengambilan keputusan.
Ø Penekanan yang meningkat pada
produktivitas
Agar dapat
memperbaiki efektivitas proses manajemen, yang harus diperhatikan antara lain:
produktivitas sumber daya manusia, manajemen modal dan material yang efektif,
dan proses pengambilan keputusan yang efisien.
Ø Peningkatan perhatian pada perilaku
kelompok
Perilaku
pengambilan keputusan kelompok akan menjadi sangat penting peranannya apabila
kita berfokus pada penggunaan sumber daya manusia yang efektif. Studi perilaku
pengambilan keputusan kelompok, khususnya pentingnya perasaan membagi tujuan (share
purpose) bagi keefektivan organisasi. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh
kepala setiap unit organisasi harus diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi
perusahaan.
Ø Manajemen modal, energi, material
yang efisien
Penghematan
biaya melalui sumber-sumber daya (modal, energi dan material) merupakan andil
seratus persen pada keuntungan perusahaan, sedangkan penghematan biaya pada hal
lain seperti saluran distribusi mungkin hanya memberikan andil yang sedikit
pada keuntungan.
Ø Manajemen tentang segala kemungkinan
yang lebih sistematis
Manajemen
tentang segala kemungkinan atau lebih dikenal dengan contigency manajemen akan
menjadi lebih sistematis dan teratur berkat tersedianya sistem informasi, model
ilmu manajemen dan fasilitas komputasi dengan komputer.
Ø Lebih berinteraksi dengan faktor
eksternal
Proses
manajemen adalah suatu sistem yang terbuka, harus bisa mengatasi paling tidak
menyesuaikan dengan keadaan lingkungan diluar organisasi sebagai kendala
misalnya kebutuhan masyarakat tentang barang dan jasa yang selalu berubah juga
dibutuhkan informasi. Jadi, ilmu manajemen mensyaratkan bahwa harus
berinteraksi dengan dunia luar yang disebut faktor-faktor eksternal seperti
instansi pemerintah, situasi internasional, faktor sosial, ekonomi, lingkungan,
konsumen, perubahan situasi pasar, selera konsumen, saingan, dan lain
sebagainya.