KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga, makalah yang bertemakan MANUSIA DAN LINGKUNGAN ini dapat diselesaikan dengan baik.
Selanjutnya penulis sampaikan shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada
Nabi besar Muhammad SAW, pada keluarganya, sahabatnya, dan kita sebagai
umatnya.
Makalah ini bertemakan
tentang “MANUSIA DAN LINGKUNGAN”
secara khusus mendeskripsikan tentang hakikat manusia sebagai subjek dan objek
lingkungan, pandangan manusia terhadap lingkungan, pengaruh timbal
balik antara kondisi lingkungan alam dan lingkungan sosial budaya, masalah
demografi dan pertumbuhan penduduk di Indonesia, kuantitas dan kualitas
penduduk serta problematika pembangunan. Makalah ini disusun sebagai tugas dari
mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar
sebagai pengetahuan untuk kita semua dan sebagai langkah untuk menyadari betapa
eratnya hubungan antara manusia dan lingkungan.
Ucapan terimakasih kami
sampaikan kepada dosen mata kuliah ISBD yang telah banyak memberikan petunjuk
dalam pembuatan makalah ini, Selanjutnya kepada orang tua dan teman-teman yang
telah memberikan dukungan materil maupun moril.
Kami menyadari
bahwasanya makalah ini masih jauh dari sempurna, tetapi mudah-mudahan makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis dalam mencari ilmu dan untuk para pembaca
semua dalam menambah pengetahuan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan makalah ini.
Medan, 06 Juni
2016
Penyusun
Abusani Tanjung
13110673
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak
bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan
sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan,
minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan.Manusia
hidup Pasti mempunyai hubungan dengan lingkungan. Secara almiah
manusia pasti berinteraksi dengan lingkungannya. Perlaukan manusia terhadap
lingkungan sangat menentukan keramahan lingkungan terhadap kehidupanya sendiri.
Manusia bisa memanfaatkan lingkungan namun manusia sendiri juga harus sadar
agar selalu memelihara lingkungan juga sehingga tingkat kemanfaatnya tetap
terjaga bahkan bisa di tingkatkan lagi. Bagaimana manusia menyikapi dan
mengelola lingkungan yang pada akhirnyaakan mewujudkan pola-pola peradaban dan
kebudayaan.
Lingkungan hidup tidak
bisa dipisahkan dari ekosistem. Lingkungan hidup pada dasarnya adalah suatu
sistim kehidupan tatanan ekosistem, dan manusia adalah bagian dari ekositem
tersebut. Lingkungan dapat pula berbentuk lingkungan fisik dan non fisik.
Lingkungan amat penting bagi kehidupan manusia. Segala yang ada pada lingkungan
dapat di manfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebuutuhan manusia, karena
lingkungan memiliki daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan untuk
mendukungkehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya arti penting lingkunagan
bagi manusia karena lingkungan merupakan tempat hidup manusia, lingkungan
memberi sumber sumber penghidupan manusia, lingkungan mempengaruhi sifat,
karakter, dan perilaku manusia yang mendiaminya.
Karena manusia memiliki
hubungan yang erat dengan lingkungannya seperti yang dijelaskan sebelumnya. maka
menjadi menarik jika kita bisa membahas hubungan manusia dan lingkungan. Untuk
itu, Kami penulis mencoba menuangkan ide pemikiran tersebut kedalam makalah
yang berjudul “Manusia dan Lingkungan”.
1.2
Rumusan Masalah
Setiap pembuatan karya
ilmiah pasti berangkat dari suatu masalah, masalah ini mendorong manusia untuk
segera memecahkannya, maka penulisan karya ilmiah merupakan salah satu cara
yang dipakai. Suatu masalah hendaknya dirumuskan dengan baik, sebab dalam
rumusan masalah memuat latar belakang suatu masalah yang akan diteliti.
Berdasarkan
uraian latar belakang yang penulis kemukakan diatas, maka dalam penulisan karya
ilmiah ini peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Apa hakekat manusia sebagai obyek dan
subyek lingkungan ?
2.
Apa hubungan manusia, lingkungan alam
dan lingkungan sosial budaya ?
3.
Bagai mana pengaruh timbal balik antara
kondisi lingkungan alam dan lingkungan social budaya
4.
Apa yang dimaksud dengan demografi dan
problematikanya dalam meningkatkan kesejahteraan hidup manusia ?
5.
Apa pengaruh pertambahan dan pertumbuhan
penduduk Indonesia terhadap lingkungan ?
6.
Bagaimana analisis dampak lingkungan dan
analisis resiko lingkungan ?
1.3
Tujuan
Penulisan
Berdasarkan rumusan
masalah yang penulis kemukakan diatas, adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar
pembaca (mahasiswa) memahami akan perannya dalam pembangunan dan pemeliharaan
lingkungan, bagaimana pengaruh lingkungan terhadap diri dan orang lain, serta
bagaimana apabila manusia mengembangkan lingkungan tanpa dilandasi oleh nilai-nilai
moral, etika dan religi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakekat Manusia sebagai Obyek dan Subyek
Lingkungan
Hakekat manusia sebagai
subjek lingkungan adalah makhluk yang berperan untuk mengelola dan merawat
lingkungan. Makhluk yang memiliki tenaga yang dapat menggerakkan hidupnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Individu yang memiliki sifat rasional yang
bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial. Individu yang mampu
mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol
dirinya dan mampu menentukan nasibnya. Individu yang dalam hidupnya selalu
melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang
lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.
Hakekat manusia sebagai
objek lingkungan adalah makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus
berkembang yang tidak akan pernah selesai (tuntas) selama hidupnya. Makhluk
Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan
jahat. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan
sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya
tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
Atas dasar itu
disimpulkan bahwa dengan lingkungan yang baiklah manusia dapat mengembangkan
dan mencapai hidupnya secara baik. Demikian pula dengan kualitas yang memadai
yang mereka miliki, manusia akan mengembangkan lingkungan hidupnya secara baik
pula.
2.2 Manusia, Lingkungan Alam dan Lingkungan Sosial
Budaya
Manusia adalah mahluk
hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada
aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan perkembangan, mati, dan
seterusnya, serta terikat dan berinteraksi dengan alam dan lingkungan sosial
budayanya dalam sebuah hubungan timbal balik baik itu positif maupun negatif.
Lingkungan adalah suatu
media dimana mahluk hidup tinggal, mencari penghidupannya dan memiliki karakter
serta fungsi yang khas dimana terkait secara timbal balik dengan kesadaran
mahluk hidup yang memiliki peranan yang lebih kompleks dan riil.
Manusia hidup, tumbuh
dan berkembang dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial budayanya. Dalam
lingkungan alam manusia hidup dalam sebuah ekosistem, yakni suatu unit atau
satuan fungsional dari mahluk-mahluk hidup dengan lingkungannya.
Dengan kemampuan yang
dimilikinya, manusia tidak hanya dapat menyesuaikan diri. Manusia juga dapat
memanfaatkan potensi lingkungan untuk lebih mengembangkan kualitas
kehidupannya. Bagi manusia, selain sebagai tempat tinggalnya, lingkungan hidup
juga dapat dimanfaatkan sebagai :
1.
Media penghasil bahan kebutuhan pokok
(sandang, pangan, dan papan).
2.
Wahana bersosialisasi dan berinteraksi
dengan makhluk hidup atau manusia lainnya.
3.
Sumber energy.
4.
Sumber bahan mineral yang dapat
dimanfaatkan untuk mendukung kelangsungan hidup manusia.
5.
Media ekosistem dan pelestarian flora
dan fauna serta sumber alam lain yang dapat dilindungi untuk dilestarikan.
2.3
Pengaruh Timbal Balik Antara Kondisi Lingkungan Alam dan Lingkungan
Sosial Budaya
2.3.1
Pengaruh Timbal Balik Antara Manusia dan
Lingkungan Alam
Manusia
sedikit demi sedikit menyesuaikan diri dengan alam lingkungannya. Manusia
memandang alam lingkungannya dengan bermacam-macam kebutuhan dan keinginan.
Manusia bergulat dan bersaing dengan spesies lainnya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya dengan memanfaatkan sumber alam yang ada di lingkungan hidupnya.
Sumber alam dapat digolongkan kedalam dua bagian, yakni:
o
Sumber alam yang dapat diperbarui
(renewble resources) atau disebut pula sumber-sumber alam biotik. Yang
tergolong ke dalam sumber alam ini adalah semua mahluk hidup, hutan,
hewan-hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
o
Sumber alam yang tidak dapat diperbarui
(nonrenewble resourches) atau disebut pula sebagai golongan sumber alam
abiotik. Yang tergolong ke dalam sumber alam abiotik adalah tanah, air,
bahan-bahan galian, mineral, dan bahan-bahan tambang lainnya.
Manusia memandang alam
lingkungannya dengan bermacam-macam kebutuhan dan keinginan. Dalam hal ini
manusia memiliki kemampuan lebih besar dibandingkan organisme lainnya terutama
pada penggunaan sumber-sumber alamnya seperti pertanian dan tanah, hutan, air,
serta bahan tambang.
Perubahan alam
lingkungan hidup manusia akan berpengaruh baik secara positif maupun negatif.
Berpengaruh baik bagi hidup dan kehidupan manusia karena manusia mendapatkan
keuntungan dari perubahan tersebut, dan berpengaruh tidak baik karena dapat
mengurangi kemampuan alam lingkungan hidupnya untuk menyokong kehidupannya.
Dengan kata lain ada hubungan interdepedensi (ketergantungan)yang saling
mempengaruhi secara timbal balik antara manusia dan kondisi lingkungan alam.
Dalam memanfaatkan
alam, manusia terkadang tidak memerhatikan dampak yang akan ditimbulkan.
Beberapa bentuk kerusakan lingkungan yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia,
antara lain, meliputi hal-hal berikut ini :
a.
Pencemaran
Lingkungan
Pencemaran disebut juga
dengan polusi, terjadi karena masuknya bahan-bahan pencemar (polutan) yang
dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Bahan-bahan pencemar tersebut pada
umumnya merupakan efek samping dari aktivitas manusia dalam pembangunan.
Berdasarkan jenisnya, pencemaran dapat dibagi menjadi empat :
1.
Pencemaran
udara
Disebabkan oleh asap
sisa hasil pembakaran, khususnya bahan bakar fosil (minyak dan batu bara) yang
ditimbulkan oleh kendaraan bermotor, mesin-mesin pabrik, dan mesin-mesin
pesawat terbang atau roket. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran udara,
antara lain, berkurangnya kadar oksigen (O2) di udara, menipisnya lapisan ozon
(O3), dan bila bersenyawa dengan air hujan akan menimbulkan hujan asam yang dapat
merusak dan mencemari air, tanah, atau tumbuhan.
2.
Pencemaran
tanah
Disebabkan karena
sampah plastik ataupun sampah anorganik lain yang tidak dapat diuraikan di
dalam tanah. Pencemaran tanah juga dapat disebabkan oleh penggunaan pupuk atau
obat-obatan kimia yang digunakan secara berlebihan dalam pertanian, sehingga
tanah kelebihan zat-zat tertentu yang justru dapat menjadi racun bagi tanaman.
Dampaknya adalah semakin berkurangnya tingkat kesuburan tanah sehingga lambat
laun tanah tersebut akan menjadi tanah kritis yang tidak dapat diolah atau
dimanfaatkan.
3.
Pencemaran
air
Terjadi karena masuknya
zat-zat polutan yang tidak dapat diuraikan dalam air, seperti deterjen,
pestisida, minyak, dan berbagai bahan kimia lainnya, selain itu, tersumbatnya
aliran sungai oleh tumpukan sampah juga dapat menimbulkan polusi atau
pencemaran. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran air adalah rusaknya
ekosistem perairan, seperti sungai, danau atau waduk, tercemarnya air tanah,
air permukaan, dan air laut.
4.
Pencemaran suara
Tingkat kebisingan yang
sangat mengganggu kehidupan manusia. Pencemaran suara dapat ditimbulkan dari
suara kendaraan bermotor, mesin kereta api, mesin jet pesawat, mesin-mesin
pabrik, dan instrumen musik. Dampak pencemaran suara menimbulkan efek
psikologis dan kesehatan bagi manusia, antara lain, meningkatkan detak jantung,
penurunan pendengaran karena kebisingan (noise induced hearing damaged), susah
tidur, meningkatkan tekanan darah, dan dapat menimbulkan stres.
b.
Degradasi
Lahan
Degradasi lahan adalah
proses berkurangnya daya dukung lahan terhadap kehidupan. Degradasi lahan
merupakan bentuk kerusakan lingkungan akibat pemanfaatan lingkungan oleh
manusia yang tidak memerhatikan keseimbangan lingkungan. Bentuk degradasi lahan
:
1. Lahan
kritis dapat terjadi karena praktik ladang berpindah ataupun karena eksploitasi
penambangan yang besar-besaran.
2. Rusaknya
ekosistem laut terjadi karena bentuk eksploitasi hasil-hasil laut secara
besar-besaran, misalnya menangkap ikan dengan menggunakan jala pukat,
penggunaan bom, atau menggunakan racun untuk menangkap ikan atau terumbu
karang. Rusaknya terumbu karang berarti rusaknya habitat ikan, sehingga
kekayaan ikan dan hewan laut lain di suatu daerah dapat berkurang.
3. Kerusakan
hutan pada umumnya terjadi karena ulah manusia, antara lain, karena penebangan
pohon secara besar-besaran, kebakaran hutan, dan praktik peladangan berpindah.
Kerugian yang ditimbulkan dari kerusakan hutan, misalnya punahnya habitat hewan
dan tumbuhan, keringnya mata air, serta dapat menimbulkan bahaya banjir dan
tanah longsor.
2.3.2 Pengaruh Timbal Balik Antara Manusia dan
Lingkungan Sosial Budaya.
Keserdasan
manusia sebagai mahluk yang ada di alam ini ternyata mengalami evolusi dan juga
perkembangan. Evolusi terjadi dalam pengertian perubahan sebagai kelompok
manusia, baik dalam kelompok masyarakat tertentu, maupun manusia secara
keseluruhan. Sedangkan perkembangan kecerdasan dimaksudkan adalah proses
kecerdasan yang terjadi pada setiap manusia secara individual. Ternyata evolusi
dan perkembangan kecerdasan ini erat kaitannya dengan hubungan manusia
(stimulus maupun respons) terhadap lingkungan baik hubungannya dengan
lingkungan alam, lingkungan budaya, maupun lingkungan sosial. Kecerdasan
manusia dalam mengolah lingkungnnya menentukan tingkat peradaban yang
dicapainya, jadi semakin cerdas manusia maka akan semakin maju peradabannya.
Lingkungan sosial yaitu
merupakan lingkungan masyarakat dimana terjadi interaksi antara individu yang
satu dengan yang lainnya. Kondisi masyarakat ini akan memberikan pengaruh
terhadap perkembangan individu. Lingkungan sosial dapat dibedakan:
1.
Lingkungan
sosial primer
Lingkungan sosial
primer adalah lingkungan sosial dimana terdapat hubungan yang erat antara
anggota yang satu dengan anggota yang lain, antar anggota saling mengenal
dengan baik, dan memiliki hubungan yang erat. Sehingga pengaruh lingkungan
sosial primer ini akan lebih kuat.
2.
Lingkungan sosial sekunder
Lingkungan sosial sekunder adalah
lingkungan sosial dimana hubungan antara anggota yang satu dengan anggota yang
lain agak longgar. Pada umumnya antar anggota kurang atau tidak saling kenal
dengan baik. Karena itu pengaruh lingkungan sosial sekunder ini tidak kuat.
2.4 Pengertian
Demografi dan Problematika dalam MeningkatkanKesejahteraan Hidup Manusia
Dalam arti luas
penduduk atau populasi adalah sejumlah mahluk sejenis yang mendiami atau
menduduki suatu temapt tertentu. Mempelajari penduduk pada hakikatnya
mengadakan pendekatan terhadap tiga sudut pandangan, yaitu:
1.
Untuk memperoleh data penduduk yang nyata;
2.
Untuk memperoleh penafsiran tabiat
sosial;
3.
Untuk melakukan aksi sosial, yaitu
mengetahui secara komprehensif dengan mengkombinasikan ketiga segi tersebut.
Adapun
ilmu yang mempelajari masalah penduduk adalah demografi. Demografi berasal dari
kata demos yang berarti rakyat; dan graphein yang artinya
menguraikan atau menceritakan (yang hanya terbatas pada fakta dan pengumpulan
data). Jadi demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistik dan
mathematik tentang besar komposisi dan distribusi penduduk dan
perubahan-perubahannya sepanjang masa melalui kelahiran (fertalitas), kematian
(mortalitas), perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.
Didalam
teori kependudukan digunakan untuk menerangkan data, meramal data masa sekarang
dan masa lampau. Ada dua sudut pandang dalam teori kependudukan ini, yaitu dari
segi sosial dan segi naturalistik.
Sudut
pandang dari segi sosial dimulai oleh Thomas Robert Maltus dari Inggris
(1766-1804), yang menyatakan bahwa “kemeralatan disebabkan oleh tidak adanya
keseimbangan antara pertambahan penduduk dengan pertambahan pangan adalah:
1.
Bahan makanan dibutuhkan untuk hidup;
2.
Nafsu antara pria dan wanita dibutuhkan,
dan tetap keadaanya seperti itu.
Apabila
tidak ada hambatan, menurut Malthus penduduk bertambah menurut deret ukur, dan
bahan makanan bertambah menurut deret hitung. Contoh pertambahan penduduk:
1-2-4-8-16-32-64; bahan makanan bertambah: 1-2-3-4-5-6 dan seterusnya.
Sedangkan
sudut pandang dari segi naturalistik menyatakan, bahwa pertumbuahan penduduk
ditentukan oleh bahan makanan yang tergantung pada lingkungan, sehingga dikenal
adanya teori ekonomi lingkungan, sperti:
a.
Teori Pearl: menyatakan bahwa manusia
itu tumbuh berdasarkan kurva norma, yaitu mula-mula sedikit, bertambah, menjadi
maksimum, dan akhirnya berkurang lagi.
b.
Teori Gini: menyatakan bahwa penduduk
berkembang cepat pada tingkat permulaan. Hal ini dipengaruhi oleh hukum
biologis.
c.
Teori Kapilaritas Sosial: yaitu seperti
gejala naiknya air atau minyak di dalam pembuluh sempit, seperti minyak naik
dalam sumbu kompor. Setiap orang cendrung untuk memperoleh status sosial yang
lebih tinggi. Untu tujuan itu mereka malah tidak suka memproduksi anak.
d.
Teori Transisi Demografi: teori ini
beranggapan bahwa perubahan penduduk terjadi sebagai akibat kondisi
sosial-ekonomi penduduk yang bersangkutan. Teori ini menyatakan bahwa setiap
masyarakat dimulai dengan fase angka kelahiran dan kematian tinggi, kemudian
disusul oleh fase keadaan angka kematian turun, sementara angka kelahiran tetap
tinggi, baru kemudian disusul oleh fase dimana angka kelahiran mulai turun
secara perlahansampai berada pada keadaan angka kelahiran dan kematian rendah.
2.5 Pertambahan dan Pertumbuahan Penduduk
Indonesia
Aneka persoalan
demografi di Indonesia adalah Tingginya jumlah penduduk, pengangguran,
penyebaran penduduk yang tidak merata dan lainnya.
Masalah demografi di
Indonesia, terpusatnya jumlah penduduk Indonesia di Pulau Jawa yang luasnya
hanya 6,9 persen dari luas keseluruhan daratan negara Indonesia dengan penduduk
lebih dari 107 juta jiwa tinggal di daerah dengan luas sebesar New York. Dalam
waktu yang relatif singkat ini, populasi masyarakat Indonesia telah berlipat
dua kali lebih banyak yakni dari 97,02 juta jiwa hasil pada Sensus 1961,
menjadi 201,242 juta jiwa pada Sensus 2000.
Selain masalah
terpusatnya jumlah penduduk Indonesia di Pulau Jawa, persoalan pengangguran
memang menjadi problem yang belum tuntas hingga sekarang. Berdasarkan data
Sensus Ketenagakerjaan Nasional (Sakemas) 2008, angka pengangguran mencapai
9,43 juta jiwa atau 8,46 persen. Ironisnya setiap tahun terjadi pertumbuhan
angkatan kerja, yaitu ada 2,5 juta angkatan kerja baru dari lulusan sekolah dan
perguruan tinggi.
Penyebaran penduduk
yang tidak merata juga menjadi masalah. Di satu sisi, Pulau Jawa mengalami
kepadatan yang luar biasa, sedangkan di sisi lainnya banyak pulau yang
penduduknya relatif jarang. Jika dihitung kepadatan Pulau Jawa pada Sensus
Penduduk 2000 sudah sangat padat. Kepadatan di pulau Jawa telah mencapai 870
jiwa per km persegi sedangkan di luar Pulau lawa kepadatannya baru mencapai 47
jiwa per km persegi. Pada Sensus 1961 hingga 2000, penduduk Jawa mengalami
penurunan dari 64,9 persen menjadi 59,3 persen. Namun penurunan ini tidaklah
terlalu banyak dalam rangka mendukung pemerataan pembangunan.
2.5.1 Pertumbuhan
Penduduk di Indonesia dan Permasalahannya
Pertumbuhan
penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai
perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per
waktu unit" untuk pengukuran.
Pertumbuhan
penduduk di suatu daerah/negara disebabkan oleh faktor-faktor :
1.
Angka kelahiran (Natalitas)
2.
Angka kematian (Mortalitas)
3.
Migrasi masuk (imigrasi) yaitu
masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan (area of destination)
4.
Migrasi keluar (emigrasi) yaitu
perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal (area of origin)
Permasalahan
pertumbuhan penduduk di Indonesia adalah rata-rata laju pertumbuhan penduduk di
Indonesia masih cukup tinggi. Indonesia harus mengerem laju pertumbuhan
penduduk. Saat ini laju pertumbuhan penduduk Indonesia yakni 2,6 juta jiwa per
tahun. Jika ini tidak diatasi, maka 10 tahun lagi Indonesia akan mengalami
ledakan penduduk.
Jika laju pertumbuhan
penduduk meledak maka akan banyak memakan biaya triliunan rupiah untuk biaya
pendidikan dan pelayanan kesehatan. Sehingga target untuk meningkatkan
pendidikan, kesehatan ibu dan anak, pengurangan angka kemiskinan, dan
peningkatan pendapatan per kapitan sulit direalisasikan.
Dari sisi kebutuhan
pangan, setiap kenaikan jumlah penduduk akan menaikkan pula ketersediaan
pangan. Begitu juga energi, pertumbuhan penduduk akan menyedot
energi besar, sementara ketersediaan energi makin menipis. Tak terkecuali
masalah papan atau perumahan yang harus disediakan dalam jumlah besar. Masalah
ini tentunya akan berujung pada naiknya tingkat pengangguran, kemiskinan, angka
kriminalitas, dll.
Sebenarnya banyak sebab
sehingga masalah ini bisa kian membesar. Faktor utama dari pertumbuhan penduduk
yang tinggi adalah karena tidak ada komitmen pemerintah untuk membatasi
pertumbuhan penduduk. Program Keluarga Berencana (KB) yang pada periode 1970
sampai akhir 1990-an berhasil mengerem pertumbuhan penduduk, tidak dilanjutkan.
Pemerintah kurang begitu peduli pada pertumbuhan penduduk.
Sekarang generasi baru
yang tidak mengenal program KB, tak sedikit yang memiliki empat atau
lima anak. Bahkan, ada yang mengkampanyekan secara terselubung agar
memiliki anak banyak, terkait dengan pepatah jaman dahulu bahwa ”banyak anak
banyak rejeki” yang tentunya sudah tidak sesuai dengan saat sekarang ini. Tak
heran kalau kondisi saat ini dalam beberapa kasus kembali ke tahun 1960-an,
yakni memiliki anak di atas lima orang. Kurangnya sosialisasi dari pemerintah
dan lembaga terkait dan minimnya penyuluhan adalah penyebab masalah ini terus
berlanjut dan kian tidak terkendali.
Sebenarnya banyak cara
untuk mengatasi masalah ini. seperti transmigrasi, kembali menggalakkan program
Keluarga Berencana (KB), meningkatkan standar pendidikan bangsa, serta
melakukan pengawasan-pengawasan terkait masalah ini. Pertumbuhan penduduk
penting, tetapi dibatasi. Kita perlu sadar bahwa daya dukung sumber daya alam
terbatas, sehingga jika jumlah penduduk tidak terkendali akan menjadi problem
besar di masa depan. Prinsipnya. Pertumbuhan harus dibatasi, dan setiap lapisan
masyarakat harus bekerja sama untuk mengatasi masalah ini. Karena dengan
pertumbuhan yang terkendali akan mempermudah pemerintah mewujudkan masyarakat
yang berkualitas dan sejahtera.
2.6 Analisis Dampak Lingkungan dan
Analisis Resiko Lingkungan
Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) telah dilindungi oleh payung hukum yaitu
Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan, kemudian disusul dengan Peraturan mentri lingkungan Hidup.
dilanjutkan Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 tentang usaha atau kegiatan
yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup. jadi
telah banyak payung hukum yang dapat menguatkan kegiatan AMDAL di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia tidak dapat
dipisahkan dari lingkungannya. Lingkungan bersifat mendukung atau menyokong
kehidupan manusia. Dengan kemampuan yang dimilikinya, manusia tidak hanya dapat
menyesuaikan diri. Manusia juga dapat memanfaatkan potensi lingkungan untuk
lebih mengembangkan kualitas kehidupannya. Manusia mengembangkan ilmu
pengetahuan yang dimilikinya sehingga tercipta teknologi yang memudahkan
kehidupan manusia. Namun ternyata perkembangan teknologi tesebut menimbulkan
dampak negatif yang harus diminimalisirkan agar bumi ini masih dapat diwariskan
untuk anak cucu kita kelak.
Pertumbuhan penduduk
merupakan bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk di suatu daerah atau
negara dalam kurun waktu tertentu. Pertumbuhan penduduk ini akan mempengaruhi
lingkungan alam maupun sosial budaya, semakin padat penduduk pada suatu daerah
semakin beragam kebudayaan yang timbul dan semakin banyak tempat tinggal yang
dibutuhkan yang akan berakibat sempitnya lapangan pekerjaan. Pertumbuhan
penduduk di Negara kita masih termasuk tinggi, jika dibandingkan dengan Negara
lainnya. Untuk itu pemerintah mencanangkan program KB (Keluarga Berencana)
untuk menekan laju pertumbuhan penduduk.
3.2 Saran
Manusia
perlu mengambil kebijakan-kebijakan terhadap lingkungan sebagai usaha untuk
memperoleh efisiensi pemanfaatan sumber alam dan lingkungan. Kita sebagai
manusia wajib menyadari bahwa kita saling terkait dengan lingkungan yang
mengitari kita.
Kemampuan
kita untuk menyadari hal tersebut akan menentukan bagaimana hubungan kita
sebagai manusia dan lingkungan kita. Hal ini memerlukan pembiasaan diri yang
dapat membuat kita menyadari hubungan manusia dengan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Moenandar Soelaiman, (dalam Suratman
dkk,) op.cit., hal. 272.
Ridha Mardatilla. 2013. ISBD. Mansusia dan
Lingkungan. http://ridhamardhatillah94.blogspot.co.id/2013/08/isbd-manusia-dan- lingkungan_1785.html. diakses
pada tanggal 01 Juni 2016. Jam 16.40 WIB
Soelaiman, Munandar. 1989. Ilmu Sosial Dasar, Teori
dan Konsep
Ilmu Sosial.
Bandung: PT. Eresco.
Suratman, et.al. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya
Dasar. Malang: Intermedia.